Text

Swamedikasi Antibiotik pada Masyarakat Wilayah Urban Kampung dan Suburban di Jakarta = Self-Medication with Antibiotics in Urban Kampung and Suburban Communities in Jakarta.

Latar Belakang: Swamedikasi antibiotik (SMA) dapat menyebabkan terjadinya resistensi antibiotik. Prevalensi SMA yang tinggi menjadi permasalahan yang mengkhawatirkan di negara dengan pendapatan menengah seperti Indonesia. Perbedaan karakteristik sosiodemografi di wilayah seperti urban kampung dan suburban dapat menyebabkan terdapatnya perbedaan proporsi SMA. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan proporsi SMA serta mengetahui karakteristik sosiodemografi dan pola SMA masyarakat wilayah urban kampung dan suburban di Jakarta. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dan analitik dengan desain potong lintang. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik sosiodemografi, frekuensi, dan pola SMA masyarakat di kedua wilayah. Perbedaan proporsi SMA kedua wilayah dibandingkan menggunakan uji Chi-square. Hasil: Dua ratus tujuh puluh lima responden menjadi subjek penelitian (150 urban,125 suburban). Proporsi SMA 42% pada wilayah urban kampung dan 22,4% pada wilayah suburban (P=0,001 dan OR: 2,5, 95% CI: 1,4-4,2), dengan amoksisilin sebagai antibiotik yang paling sering digunakan. Perbedaan proporsi kedua wilayah memiliki hubungan yang signifikan dengan pelaksanaan SMA. Kesimpulan: Proporsi SMA yang cukup tinggi terdapat pada wilayah urban kampung dibandingkan suburban. Perbedaan karakteristik sosiodemografi yang mencolok dari kedua wilayah adalah akses fasilitas kesehatan. Hasil dari penelitian ini dapat membantu intervensi kesehatan dalam penggunaan antibiotik untuk pengobatan.
Kata kunci: Swamedikasi, Antibiotik, Urban Kampung, Suburban, Jakarta.


Background: Self-medication with antibiotics (SMA) can cause antibiotic resistance. The high prevalence of SMA is a worrying problem in middle-income countries such as Indonesia. Sociodemographic differences in areas like urban kampung and suburban may cause differences in the SMA proportion. Objective: This study aimed to compare the proportion of SMA, discover demographic characteristics, and patterns of SMA in urban kampung and suburban areas in Jakarta. Methods: This study was descriptive and analytical with a cross-sectional design. Questionnaires were used to collect data on the sociodemographic characteristics, frequency, and patterns of SMA. The SMA proportion were compared by using the Chisquare test. Results: Two hundred and seventy five respondents completed the survey (150 urban, 125 suburban). SMA proportion was 42% urban kampung and 22,4% suburban (P=0,001 and OR: 2,5, 95% CI: 1,4-4,2), with amoxicillin as the most frequently used antibiotic. The proportion difference in both areas was significant with SMA. Conclusion: The proportion of SMA was high in urban kampung compared to suburban. The striking difference between the two was the access to health facilities. The results of this study may help health interventions in antibiotic use for treatment.
Keywords: Self-medication, Antibiotics, Urban Kampung, Suburban, Jakarta.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2021
Pengarang

Nabila - Nama Orang

No. Panggil
S21065fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xv, 61 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
S21065fkS21065fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Swamedikasi Antibiotik pada Masyarakat Wilayah Urban Kampung dan Suburban di Jakarta  = Self-Medication with Antibiotics in Urban Kampung and Suburban Communities in Jakarta.

Related Collection