Skripsi

Prevalensi Protzoa Usus dan Hubungannya dengan Ketersediaan Air Bersih di Kabupaten Sumba Barat Daya = Prevalence of Intestinal Protozoan Infection and Its Association to The Availability of Improved Water Source in South West Sumba.

Latar Belakang: Desa Perokonda dan Desa Perobatang di Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan desa yang memiliki kondisi ketersediaan air yang berbeda. Desa Perokonda memiliki ketersediaan air yang baik, sementara Desa Perobatang hanya memiliki satu sumber air untuk seluruh desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi protozoa usus dan hubungannya dengan ketersediaan air bersih di Desa Perokonda dan Perobatang. Metode: Desain penelitian cross-sectional. Pengambilan sampel feses dilakukan pada penduduk Desa Perokonda dan Desa Perobatang yang telah menyetujui formulir inform consent. Subjek diberikan pot feses yang kemudian dikembalikan kepada peneliti keesokan harinya. Pemeriksaan feses dilakukan secara mikroskopik dengan pewarnaan lugol. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji chi-square. Hasil : Dari 291 sampel feses, 58 sampel (prevalensi 20%) positif infeksi protozoa usus, dengan 23,4% (30/128) positif infeksi di Desa Perokonda dan 17,2% (28/163) positif infeksi di Desa Perobatang. Kesimpulan: Tidak ditemukan perbedaan proporsi yang bermakna antara kelompok dengan ketersediaan air bersih dan kelompok tanpa ketersediaan air bersih terhadap prevalensi infeksi protozoa usus. (p value=0,185)
Kata kunci: protozoa usus, B.hominis, E. histolytica, G. lamblia, ketersediaan air, Sumba Barat Daya


Background :Perokonda and Perobatang Village, located in South West Sumba, are two village which have very different condition of improved water source. Perokonda Village has better improved water source, while Perobatang Village has only 1 water source.This cross-sectional study aimed to know the prevalence of intestinal protozoan infection and its association to the availability of improved water source in those 2 villages. Methods: Stool sample collection were obtained from Perobatang’s and Perokonda’s villagers with informed consent. The subjects were given pot for stool collection which returned to researcher on the next day. Stool samples were stained with lugol staining and examined under the microscope. Data were processed by SPSS version 20 and analyzed with chi-square. Results: From 291 stool samples collected, 58 samples (20% prevalence) have intestinal protozoan infection, 23,4% (30/128) positive infection were found in Perokonda Village and 17,2% (28/163) positive infection in Perobatang Village. Conclusions:There was no significant difference between the availability of improved water sources and intestinal protozoan infection in 2 village. (p value = 0,185).
Keywords: intestinal protozoa, B.hominis, E. histolytica, G. lamblia, availability of improved water source, South West Sumba

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2017
Pengarang

Vicco Primadhasta Putra - Nama Orang
Sri Wahdini - Nama Orang

No. Panggil
S17140fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xiii, 32 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S17140fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S17140fkS17140fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Prevalensi Protzoa Usus dan Hubungannya dengan Ketersediaan Air Bersih di Kabupaten Sumba Barat Daya = Prevalence of Intestinal Protozoan Infection and Its Association to The Availability of Improved Water Source in South West Sumba.

Related Collection