Text

Individualizing DM Type 2 Therapy: Sitagliptin in Partnership with Metformin

Diabetes Atlas1 edisi ke 6 tahun 2015 yang dikeluarkan International Diabetes Foundation (IDF), melaporkan bahwa penyandang diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) diIndonesia tahun 2013 berjumlah berkisar 8.5 juta. Dengan pertumbuhan penduduk seperti saat ini dan perkembangan pengelolaan diabetes seperti sekarang ini, diperkirakan jumlah penyandang DMT2 di Indonesia tahun 2035 akan menjadi 14.1 juta. Telah terjadi peningkatan jumlah penyandang DMT2 yang sangat besar, yaitu
65% hanya dalam kurun waktu 22 tahun. Ini berarti, prevalensi diabetes melitus tipe 2 terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penyandang diabetes yang bertambah banyak, dan dengan hasil terapi yang belum memuaskan hingga saat ini, maka diprediksi bahwa masalah komplikasi kronik akan semakin besar pula.
Sampai saat ini telah tersedia banyak algoritme pengelolaan DMT2 yang dibuat oleh berbagai organisasi diabetes baik nasional seperti Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni)2 maupun internasional seperti American Diabetes Association (ADA)3, American Association Clinical Endocrinologists (AACE)4 dan lainnya. Algoritme-algoritme itu bersepakat bahwa metformin adalah obat pilihan pertama bila kendali glikemik belum tercapai dengan modifikasi gaya hidup saja. Namun demikian, terapi dengan hanya metformin atau dengan golongan obat lain, seringkali tidak berhasil mencapai target glikemik yang dikehendaki. Intensifikasi
disarankan bila dalam waktu 3 bulan dengan obat, belum berhasil mencapai target.
Yang menarik ialah, apabila kendali glukosa darah belum tercapai dengan
monoterapi metformin, berbagai algoritme itu tidak menyebutkan secara spesifik obat yang direkomendasikan sebagai obat kedua untuk kombinasi dengan metformin gunam mencapai target kendali glikemik. Berbagai algoritme itu memberikan keleluasaan kepada dokter untuk memilih obat yang sesuai dengan kondisi pasien. Itulah yang kemudian disebut sebagai terapi berfokus pasien atau individualisasi terapi. Seperti
telah diketahui, terdapat beberapa jenis obat diabetes dengan mekanisme kerja yang berbeda, yaitu sulfonylurea, biguanid, alfa glucosidase inhibitor, tiazolidindione, DPP4-i, GLP-1 receptor agonist, SGLT 2-i dan insulin.
Dalam tulisan ini akan dibahas salah satu obat golongan DPP 4-i sebagai obat pendamping metformin (intensifikasi terapi), bila metformin sebagai obat tunggal gagal mencapai target kendali diabetes.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
-
Pengarang

Imam Subekti - Nama Orang

No. Panggil
A17013FK
Penerbit
Jakarta : Divisi Metabolik Endokrinologi, Dept IPD FKUI/RSCM.,
Deskripsi Fisik
File digital
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
A17013FK
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Artikel Jurnal
A17013FKA17013FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Individualizing DM Type 2 Therapy: Sitagliptin in Partnership with Metformin

Related Collection