Tesis

Luaran Pasien dengan Glioma Otak di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo: Tinjauan pada Biomarker IDH-1 Sebagai Marker Prognostik = IDH-1 Type Biomarker as for Patients with Glioblastoma in dr. Cipto Mangunkusumo Central General Hospital Jakarta.

Pendahuluan: Glioma merupakan tumor otak primer tersering yang bersifat infiltratif dan menyumbang sekitar 81% dari tumor otak ganas. Mutasi isocitrate dehydrogenase-1 (IDH-1) menjadi biomarker penting dalam diagnostik dan prognostik glioma, terutama pada grade II– III, karena berhubungan dengan luaran klinis yang lebih baik serta respons terapi yang lebih baik terhadap radioterapi dan kemoterapi. Mutasi ini juga menandai pergeseran menuju pendekatan molekuler dalam klasifikasi dan terapi glioma, termasuk pengembangan IDHinhibitor pasca-kemoterapi adjuvan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menilai peran mutasi IDH-1 sebagai faktor prognostik, serta menggambarkan profil demografi dan prevalensi mutasi IDH-1 pada pasien glioma di Departemen Bedah Saraf RSCM-FKUI. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik kuantitatif dengan desain kohort retrospektif yang dilakukan di Poliklinik Bedah Saraf FKUI-RSCM sejak November 2023 hingga Oktober 2024, melibatkan 24 pasien glioma yang dipilih secara consecutive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi untuk menilai hubungan mutasi IDH-1 terhadap prognosis. Hasil: Penelitian kohort retrospektif ini melibatkan 24 pasien glioma intrakranial yang menjalani pembedahan di RSCM-FKUI (rerata usia 41,9 ± 10,8 tahun; 54,2 % < 40 tahun). Mayoritas pasien memiliki glioma grade IV (66,7 %) dan mutasi IDH-1 positif (66,7 %). Status IDH-1 berhubungan signifikan dengan derajat WHO 2016 (p = 0,015) namun tidak dengan luaran (p > 0,999). Sebagian besar pasien memiliki KPS < 80 praoperatif (79,2 %) dengan perbaikan pascaoperasi ( > 80 pada 37,5 %). Kemoterapi diberikan pada 25 % kasus, lebih banyak pada grade IV (p = 0,011). Lokasi dan lateralitas tumor tidak berhubungan signifikan dengan grading. Analisis Kaplan–Meier menunjukkan angka ketahanan hidup yang tidak berbeda bermakna antara kelompok IDH-1 mutant dan wild-type, meski kelompok mutant menunjukkan kecenderungan survival lebih baik. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien glioma yang menjalani pembedahan di Departemen Bedah Saraf FKUI–RSCM memiliki rerata usia 41,95 tahun dengan distribusi usia dan jenis kelamin yang seimbang. Sebanyak 66,7% pasien menunjukkan mutasi IDH-1, yang berhubungan dengan derajat keganasan lebih rendah dan prognosis lebih baik, sehingga status IDH-1 dapat dipertimbangkan sebagai faktor prognostik penting pada pasien glioma.


Background: Glioma is the most common primary brain tumor with an infiltrative nature, accounting for approximately 81% of all malignant brain tumors. The isocitrate dehydrogenase-1 (IDH-1) mutation serves as a key biomarker for glioma diagnosis and prognosis, particularly in WHO grade II–III tumors, as it is associated with improved clinical outcomes and better response to radiotherapy and chemotherapy. This mutation also marks a paradigm shift toward a molecular-based approach in glioma classification and therapy, including the development of IDH inhibitors following adjuvant chemotherapy. Objective: This study aimed to evaluate the prognostic role of IDH-1 mutation and describe the demographic profile and prevalence ofIDH-1 mutations among glioma patients treated at the Department of Neurosurgery, RSCM-FKUI. Methods: This was a quantitative analytic cohort study with a retrospective design conducted at the Neurosurgery Clinic of FKUI–RSCM from November 2023 to October 2024, involving 24 glioma patients selected through consecutive sampling according to inclusion and exclusion criteria, to assess the association between IDH-1 mutation status and prognosis. Result: This retrospective cohort study included 24 patients with intracranial glioma who underwent surgery at RSCM–FKUI (mean age 41.9 ± 10.8 years; 54.2% < 40 years). Most patients had WHO grade IV glioma (66.7%) and were IDH-1 mutant positive (66.7%). IDH-1 mutation was significantly associated with WHO 2016 grade (p = 0.015) but not with clinical outcome (p > 0.999). Most patients had preoperative Karnofsky Performance Scale (KPS) scores below 80 (79.2%) with postoperative improvement ( > 80 in 37.5%). Chemotherapy was administered in 25% of cases, predominantly in grade IV tumors (p = 0.011). Tumor location and laterality showed no significant correlation with grading. Kaplan–Meier analysis demonstrated no statistically significant difference in overall survival between IDH-1 mutant and wild-type groups, although the mutant group exhibited a trend toward longer survival. Conclusion: This study found that glioma patients undergoing surgery at the Department of Neurosurgery, FKUI–RSCM, had a mean age of 41.95 years with a balanced age and sex distribution. A total of 66.7% of patients exhibited IDH-1 mutations, which were associated with lower tumor grades and better prognosis, supporting the role of IDH-1 status as an important prognostic factor in glioma patients.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2025
Pengarang

Ricky Rusydi Satriawan - Nama Orang
neoadjuvant chemotherapy - Nama Orang
Glioblastoma - Nama Orang
Renindra Ananda Aman - Nama Orang
Syaiful Ichwan - Nama Orang
Hanif Gordang Tobing - Nama Orang

No. Panggil
T25424fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Bedah Saraf.,
Deskripsi Fisik
xiv, 85 hlm., ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T25
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T25424fkT25424fkPerpustakaan FKUITersedia - File Digital
Image of Luaran Pasien dengan Glioma Otak di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo: Tinjauan pada Biomarker IDH-1 Sebagai Marker Prognostik = IDH-1 Type Biomarker as for Patients with Glioblastoma in dr. Cipto Mangunkusumo Central General Hospital Jakarta.

Related Collection


WhatsApp

Halo Sobat Medi 👋

Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Layanan WA Perpustakaan FKUI
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional (di atas) akan direspon pada hari kerja berikutnya.