Tesis

Kadar Survivin Cairan Pleura pada Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil dan Hubungannya dengan Luaran Klinis = Survivin Levels in Pleural Fluid of Non-Small Cell Lung Cancer and Their Correlation with Clinical Outcomes.

Latar Belakang: Kanker paru merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada laki-laki dan penyebab kematian kedua pada wanita. Kanker paru karsinoma bukan sel kecil mencakup 80% hingga 85% dari kanker paru. Kanker paru dapat metastasis ke rongga pleura menjadi efusi pleura ganas. Efusi pleura yang disebabkan oleh kanker dapat menjadi salah satu indikator sebagai faktor penentu luaran klinis dengan melakukan pemeriksaan pada cairan pleura. Pemeriksaan cairan pleura yang dapat dilakukan, seperti melakukan pemeriksaan protein survivin cairan pleura. Survivin merupakan protein penghambat apoptosis yang akan meningkat kadarnya pada sebagian besar jaringan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar survivin cairan pleura yang diharapkan dapat digunakan menjadi salah satu faktor penentu luaran klinis. Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang yang dilakukan di RS Persahabatan. Penelitian ini mengikutsertakan subjek berusia lebih dari 18 tahun diagnosis KPKBSK dengan efusi pleura yang belum mendapatkan kemoterapi. Subjek penelitian dilakukan torakosentesis. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan kadar survivivin pada cairan pleura dengan menggunakan metode ELISA. Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui kadar survivin dengan respons terapi dan variabel karakteristik dasar menggunakan SPSS versi 26. Hasil: Pada penelitian ini terdapat 61 subjek yang diikutsertakan dalam analisis penelitian dengan lebih banyak subjek di bawah 60 tahun (54,1%) dan di antaranya laki-laki 32 subjek. Subjek terbanyak dengan diagnosis adenokarsinoma (86,9%). Median kadar survivin pada penelitian ini adalah 566 ng/ml. Progressive disease memiliki kadar survivin terendah berdasarkan respons terapi 500 ng/ml, namun tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,096). Analisis statistik hubungan kadar survivin menunjukkan hasil yang bermakna berdasarkan jenis kelamin, yaitu lakilaki dengan median kadar survivin 610,5 ng/ml (p < 0,01) dan jenis KSS median kadar 1148 ng/ml (p < 0,05). Kesimpulan: Kadar survivin terendah berdasarkan respons terapi terdapat pada kelompok progressive disease, namun tidak terdapat perbedaan bermakna. Kadar tertinggi serta mempunyai hasil bermakna terdapat pada laki-laki dan jenis KSS.
Kata kunci: cairan pleura, kadar survivin, kanker paru karsinoma bukan sel kecil, respons terapi


Background: Lung cancer is the leading cause of cancer-related death in men and the second leading cause of cancer-related death in women. Non-small cell lung carcinoma (NSCLC) accounts for 80% to 85% of lung cancers. Lung cancer can metastasize to the pleural cavity, resulting in malignant pleural effusion. Pleural effusion caused by cancer can serve as one ofthe indicators for determining clinical outcomes through an analysis of pleural fluid. One potential pleural fluid examination involves measuring the level of survivin protein. Survivin is an apoptosis inhibitor protein whose levels are elevated in most cancer tissues. This study aims to determine the levels of survivin in pleural fluid, which are expected to be used as one of the factors for determining clinical outcomes. Methods: This was a cross-sectional study conducted at Persahabatan Hospital. The study included subjects aged over 18 years with NSCLC diagnosis and pleural effusion who had not undergone chemotherapy. Thoracentesis was performed on the study subjects, followed by measurement of survivin levels in the pleural fluid using the ELISA method. Statistical analysis was conducted to assess survivin levels in relation to therapy response and basic characteristic variables using SPSS version 26. Results: A total of 61 subjects were included in the analysis with more subjects under 60 years old (54.1%) and 32 of them were male. Most subjects were diagnosed with adenocarcinoma (86.9%). The median survivin level in this study was 566 ng/ml. The lowest survivin level based on therapy response was found in the progressive disease group (500 ng/ml), but no significant difference was observed (p=0.096). Statistical analysis showed a significant relationship between survivin levels and gender, with males having a median survivin level of 610,5 ng/ml (p < 0.01) and the type of NSCLC having a median level of 1148 ng/ml (p < 0.05). Conclusion: The lowest survivin level based on therapy response was found in the progressive disease group, but the difference was not statistically significant. The highest and statistically significant levels were observed in males and the NSCLC type.
Keywords: non-small cell lung carcinoma, pleural fluid, survivin levels, therapy response

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2025
Pengarang

Aprilia Katarina - Nama Orang
Sita Laksmi Andarini - Nama Orang
Gatut Priyonugroho - Nama Orang

No. Panggil
T25361fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi.,
Deskripsi Fisik
xv, 60 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T25
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T25361fkT25361fkPerpustakaan FKUITersedia - File Digital
Image of Kadar Survivin Cairan Pleura pada Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil dan Hubungannya dengan Luaran Klinis = Survivin Levels in Pleural Fluid of Non-Small Cell Lung Cancer and Their Correlation with Clinical Outcomes.

Related Collection


WhatsApp

Halo Sobat Medi 👋

Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Layanan WA Perpustakaan FKUI
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional (di atas) akan direspon pada hari kerja berikutnya.