Tesis

Deteksi Infeksi Plasmodium Knowlesi dengan PCR pada Pooling Sampel Darah Penduduk di Kabupaten Belitung = Detection of Plasmodium knowlesi Using PCR on Pooled Human Blood Samples of Population in Belitung District.

Latar Belakang: Plasmodium knowlesi merupakan penyebab malaria zoonotik yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles grup Leucosphyrus. Peningkatan laporan kasus di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjadi perhatian, terutama karena infeksi ini sering asimtomatik dan morfologi parasitnya menyerupai spesies Plasmodium lain secara mikroskopis. Kabupaten Belitung dinyatakan bebas malaria sejak 2016, namun keberadaan Macaca fascicularis yang terinfeksi P. knowlesi di sekitar pemukiman menimbulkan kekhawatiran terjadi transmisi zoonotik. Tujuan: Menentukan prevalensi infeksi P. knowlesi pada manusia yang tinggal di wilayah dengan keberadaan M. fascicularis positif P. knowlesi menggunakan pendekatan PCR pooling sampel. Metode: Desain penelitian ini adalah studi potong lintang menggunakan 294 sampel darah tersimpan laki-laki dewasa yang dikelompokkan menjadi 59 pool (tiap pool terdiri dari 4–5 sampel). Deteksi dilakukan melalui PCR genus-spesifik dilanjutkan dengan nested PCR spesies-spesifik, kemudian divisualisasi dengan elektroforesis gel agarosa. Hasil: Seluruh sampel menunjukkan hasil negatif terhadap infeksi P. knowlesi. Hal ini diduga karena sampel berasal dari subjek tanpa gejala dan parasitemia yang sangat rendah. Optimasi nested PCR menunjukkan bahwa DNA P. knowlesi masih dapat terdeteksi hingga 0,00456 ng. Kesimpulan: Meskipun tidak ditemukan kasus positif pada manusia, metode PCR pooling dapat digunakan sebagai pendekatan surveilans molekuler yang efisien biaya pada daerah dengan prevalensi rendah maupun daerah dengan reservoir alami positif P. knowlesi.
Kata kunci: Plasmodium knowlesi, nested PCR, pooling sampel, Macaca fascicularis, Belitung.


Background: Plasmodium knowlesi is a zoonotic malaria parasite transmitted by Anopheles mosquitoes of the Leucosphyrus group. Rising case reports across Southeast Asia, including Indonesia, have raised public health concerns due to its often asymptomatic and resemblance to other Plasmodium species under microscopy. Although Belitung District was declared malaria-free in 2016, the detection of Macaca fascicularis infected with P. knowlesi near residential areas has heightened concerns over potential zoonotic transmission. Objective: To determine the prevalence of P. knowlesi infection among humans living in areas where M. fascicularis infected with P. knowlesi has been reported, using a pooled sample PCR approach. Methods: A cross sectional study was conducted using 294 archived blood samples from adult male subjects, grouped into 59 pools (4–5 samples per pool). Detection involved genus-specific PCR followed by species-specific nested PCR, with visualization by agarose gel electrophoresis. Results: All pools tested negative for P. knowlesi, likely due to asymptomatic infections and low parasitemia levels. PCR optimization int this study demonstrated that P. knowlesi DNA remained detectable at concentrations as low as 0.00456 ng. Conclusion: Although no positive cases were found in humans, PCR with the sample pooling method can be used as a cost-effective molecular surveillance strategy in low-prevalence settings or areas with confirmed P. knowlesi reservoirs.
Keywords: Plasmodium knowlesi, nested PCR, sample pooling, Macaca fascicularis, Belitung.