Tesis

Low Back Pain pada Pekerja Pandai Besi Desa X Ciwidey Kab Bandung dan Faktor-Faktor yang Berhubungan = Low Back Pain in Blacksmith in Village X, Ciwidey, Bandung and Related Factors.

Latar Belakang: Nyeri punggung bawah (NPB) atau dikenal dengan low back pain adalah masalah kesehatan kerja dengan prevalensi tertinggi di dunia dan menjadi penyebab utama kecacatan global. Beberapa kelompok pekerja lebih berisiko mengalami NPB salah satunya adalah pekerja pandai besi yang diakibatkan postur tubuh tidak ergonomis, seperti membungkuk, duduk, berdiri lama, durasi kerja panjang, dan waktu istirahat tidak teratur. NPB termasuk top ten disease di Puskesmas Desa X sehingga mempengaruhi produktivitas, absensi, dan biaya kesehatan pekerja. Penelitian sebelumnya di komunitas ini masih terbatas dan cenderung subjektif karena hanya menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang lebih objektif melalui pemeriksaan fisik dan video analysis dengan aplikasi APECS (AI Posture Evaluation and Correction System) untuk menilai sudut postur membungkuk pekerja. Studi ini juga meneliti waktu istirahat, penggunaan palu tempa, dan jumlah produksi. Metode: Penelitian cross sectional ini melibatkan 105 pekerja pandai besi Desa X Ciwidey. Pengumpulan data meliputi anamnesis, pengisian Bodymap Discomfort serta VAS (Visual Analog Scale), dan pemeriksaan fisik . Sudut membungkuk dengan video analysis APECS versi 8.05.07. Variabel yang diteliti meliputi postur kerja (postur membungkuk, duduk statis dan berdiri statis), penggunaan palu tempa, durasi kerja, masa kerja, waktu istirahat, jumlah produksi, serta faktor individu (usia, IMT, status pendidikan, merokok, dan olahraga). Analisis menggunakan JASP versi 0.18.3 dan dilakukan secara univariat, bivariat (ChiSquare), dan multivariat (regresi logistic). Hasil: Prevalensi Nyeri punggung bawah pada pekerja pandai besi adalah 58,1%. Faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian NPB adalah postur membungkuk ≥ 20 derajat (p=0.034; aOR 3,7; 95%CI=1,1 s/d 12,5); postur duduk statis ≥ 4 jam (p=0,009; aOR 3,6; 95%CI=1,4 s/d 9,4) waktu istirahat < 0,5jam (p=0.006; aOR 7,9; 95%CI=1,8-35,3) dan usia ≥ 35 tahun (p=0,006; aOR 95%CI= 4,6; 1,6-13,6) Sementara faktor pekerjaan lain dan faktor individu lain tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian NPB seperti durasi kerja (p=0,688), masa kerja (p=1), jumlah produksi (p=1), IMT (p=0,532), status pendidikan (p=0,487), kebiasaan merokok (p=0,328) dan kebiasaan olahraga (p=0,134) Kesimpulan: Nyeri punggung bawah pada pekerja pandai besi memiliki prevalensi tinggi dan berhubungan dengan berbagai faktor antara lain postur membungkuk, postur duduk statis, waktu istirahat dan usia. Namun faktor pekerjaan lain seperti postur berdiri statis, durasi kerja, masa kerja serta faktor individu seperti IMT, status pendidikan, kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian LBP.
Kata Kunci: Nyeri punggung bawah, low back pain, pandai besi, postur kerja, sudut membungkuk, video analysis, APECS, ergonomi


Background: Low back pain (LBP) is a significant occupational health issue with the highest prevalence worldwide and is a leading cause of global disability. Certain worker groups, such as blacksmiths, are at higher risk of experiencing LBP due to non-ergonomic postures, including bending, sitting, standing for long periods, long working hours, and irregular rest breaks. LBP is among the top ten diseases recorded at the X Village Health Center, impacting worker productivity, absenteeism, and healthcare costs. Previous studies within this community have been limited and tend to be subjective, relying solely on questionnaires. This study employs a more objective approach through physical examination and video analysis using the APECS (AI Posture Evaluation and Correction System) application to assess the workers' bending posture angle. The study also examines rest time, the use of forging hammers, and production quantity. Methods: This cross-sectional study involved 105 blacksmith workers from X Village, Ciwidey. Data collection included anamnesis, completion of the Bodymap Discomfort and Visual Analog Scale (VAS), and physical examination. The bending angle was assessed using the APECS video analysis version 8.05.07. The variables studied included work posture (bending posture, static sitting, and static standing), use of the forging hammer, work duration, years of service, rest time, production volume, and individual factors (age, BMI, education level, smoking, and exercise). Data analysis was conducted using JASP version 0.18.3, with univariate, bivariate (Chi-Square), and multivariate (logistic regression) analyses. Results: The prevalence of low back pain among blacksmith was 58.1%. Factors significantly associated with the occurrence of LBP include a bending posture of ≥ 20 degrees ((p=0.034; aOR 3,7; 95%CI=1,1 s/d 12,5), a static sitting posture for ≥ 4 hours (p=0,009; aOR 3,6; 95%CI=1,4 s/d 9,4), rest time of < 0.5 hours (p=0.006; aOR 7,9; 95%CI=1,8-35,3); and age ≥ 35 years (p=0,006; aOR 95%CI= 4,6; 1,6-13,6). Meanwhile, other occupational factors and individual factors were not significantly associated with the risk of LBP, such as work duration (p=0.688), employment duration (p=1), production quantity (p=1), BMI (p=0.532), education level (p=0.487), smoking habits (p=0.328), and exercise habits (p=0.134). Conclusion: Low back pain among blacksmith show high prevalence and is significantly associated with several factors, including bending posture, static sitting posture, rest time and age. However, other occupational factors such as static standing posture, work duration, employment duration, as well as individual factors including body mass index, educational status, smoking habits, and exercise habits do not show a significant association with the occurrence of low back pain.
Keywords: low back pain, blacksmith, work posture, bending angle, video analysis, APECS, ergonomics