Tesis

Hubungan Asupan Seng terhadap Nafsu Makan pada Pasien Penyakit Paru Pasca Tuberkulosis di Rumah Sakit Persahabatan Pusat Respirasi Nasional = Relationship between Zinc Intake and Appetite in Patients with Post Tuberculosis Lung Disease at Persahabatan National Respiratory Referral Hospital, Jakarta.

Pasca tuntas pengobatan tuberkulosis paru, seseorang masih mungkin mengalami penyakit paru lanjutan menjadi, penyakit paru pasca tuberkulosis/post tuberculosis lung disease (PTLD), umumnya pasien PTLD memiliki status gizi kurang, salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah nafsu makan. Seng merupakan mineral mikro yang berperan dalam regulasi nafsu makan melalui mekanisme neurologis, hormon dan Indera kecap. Kekurangan seng dapat mengurangi sensitivitas terhadap rasa dan bau, sehingga berdampak pada asupan makan. Pada penelitian ini akan melihat hubungan asupan seng terhadap nafsu makan pada pasien PTLD di Rumah Sakit Persahabatan. Penelitian ini merupakan studi desain potong lintang yang dilakukan di Poli penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan interstitial lung disease (ILD) Rumah Sakit Persahabatan pada November 2024 hingga Maret 2025. Subjek adalah 85 pasien dewasa yang telah diseleksi, dan merupakan pasien PTLD. Asupan seng dinilai menggunakan kuesioner semi quantitative-food frequency questionnaire (SQ-FFQ) dan diolah menggunakan perangkat lunak NutriSurvey. Nafsu makan diukur menggunakan kuesioner visual analogue scale (VAS) appetite. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Data diolah menggunakan perangkat lunak statistical package for the social sciences (SPSS) versi 27. Sebanyak 85 subjek berpartisipasi, 78,8% laki-laki dan 21,2% perempuan, rata-rata usia 63 tahun. Rata-rata asupan seng adalah 4,4 mg/hari, dan 92,9% asupan seng subjek di bawah AKG. Nilai VAS Appetite ratarata adalah 70 mm. Terdapat korelasi signifikan antara asupan seng dengan nafsu makan (r = 0,266, p = 0,014), asupan seng memiliki hubungan positif dengan nafsu makan pada pasien PTLD. Sehingga pemantauan asupan seng menjadi penting dalam mendukung pemulihan gizi dan fungsi paru.
Kata kunci: Seng, nafsu makan, penyakit paru, tuberkulosis, malnutrisi


After completion of pulmonary tuberculosis treatment, some people may continue to experience respiratory issues that can progress into post tuberculosis lung disease (PTLD). Individuals with PTLD exhibit suboptimal nutritional status. The loss of appetite is a significant factor influencing nutritional status. Zinc plays a role hunger control mechanism. Lack of zinc reduces taste sensitivity and food intake. This study aimed to explore the relationship between zinc intake and appetite in patients with PTLD at Persahabatan Hospital. This research is a cross-sectional study, conducted at the Persahabatan National Respiratory Referral Hospital from November 2024 to March 2025. Eighty-five adult patients with PTLD were included. Zinc intake was assessed by semi-quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ) and analyzed by NutriSurvey software. Appetite was measured using the visual analogue scale (VAS) for appetite. A total of 85 subjects participated in the study, 78.8% males and 21.2% females. The average daily zinc intake was 4.4 mg/day, and 92.9% of the subjects had zinc intake below the RDA. The average VAS Appetite score was 70 mm. A significant positive correlation was found between zinc intake and appetite (r = 0.266, p = 0.014), zinc intake is positively associated with appetite in patients with post tuberculosis lung disease. Therefore, zinc intake monitoring is important for supporting nutritional recovery and lung function in PTLD.
Keyword: Zinc, appetite, pulmonary disease, tuberculosis, malnutrition