Tesis

Pengaruh Target Saturasi Oksigen 94% dengan 100% terhadap Respons Stres Pasien Intensive Care Unit (ICU) dengan Ventilasi Mekanik = Comparison of Oxygen Saturation Targets (94% vs 100%) on Stress Biomarkers in Mechanically Ventilated Intensive Care Unit Patients.

TUJUAN: Perawatan di ICU sering menggunakan ventilasi mekanik. Di ICU Rumah Sakit Pelni, pendekatan konvensional (target SpO2 98—100%) lebih sering digunakan, tetapi lebih berisiko terhadap toksisitas oksigen dibandingkan pendekatan konservatif (target SpO2 92—94%). Implikasinya, sekitar 90,9% pasien yang dirawat mengalami hiperoksemia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan membandingkan efek kedua strategi terhadap marker stres MDA (Malondialdehid), glukosa darah sewaktu (GDS), dan CRP (C-Reactive Protein) untuk menilai apakah ada strategi yang lebih baik. METODE: Penelitian ini dilakukan dengan desain quasi-experimental. Pengambilan subjek penelitian dilakukan di RS pada Maret—Mei 2025 dengan teknik konsekutif. Subjek penelitian yang didapatkan adalah 46 subjek. Setelah dilakukan pemantauan selama 24 jam, terdapat beberapa subjek drop out sehingga hanya 36 sampel subjek yang dianalisis. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. HASIL: Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam perubahan nilai MDA, GDS, maupun CRP antara kelompok dengan target saturasi 92–94% dan 98–100%. Namun secara klinis, peningkatan MDA dan CRP tampak lebih rendah pada kelompok 92–94%, sedangkan peningkatan GDS lebih rendah pada kelompok 98–100%. Penurunan nilai GDS dan CRP lebih besar pada kelompok 98–100%, sementara penurunan MDA lebih besar pada kelompok 92– 94%. SIMPULAN: Tidak terdapat hubungan terapi oksigen dengan target saturasi 92— 94% dan 98—100% selama 24 jam terhadap respons stres sehingga tidak ada pendekatan yang lebih baik dalam menurunkan respons stres pasien ICU dengan ventilasi mekanik. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan marker stres lain yang sesuai dengan jumlah perhitungan, standar pengambilan, dan pengiriman sampel.
Kata kunci: c-reactive protein, gula darah sewaktu, malondialdehid, stres oksidatif, terapi intensif, terapi oksigen, unit perawatan intensif, ventilasi mekanik


OBJECTIVE: Mechanical ventilation is a key aspect of intensive care. At Pelni Hospital ICU, conventional oxygen therapy targeting SpO₂ of 98—100% is commonly used despite a higher oxygen toxicity risk compared to the conservative approach targeting SpO₂ of 92—94%. Consequently, about 90.9% of patients develop hyperoxemia. This study compares these two oxygenation strategies on stress biomarkers—Malondialdehyde (MDA), random blood glucose (RBG), and C-Reactive Protein (CRP)—to determine which one is more beneficial. METHODS: A quasi-experimental study was conducted from March to May 2025 using consecutive sampling, initially enrolling 46 mechanically ventilated patients. After a 24-hour observation, 36 subjects completed the study. Univariate and bivariate analyses were performed. RESULTS: No statistically significant differences were found in changes in MDA, RBG, or CRP between groups targeting SpO₂ 92—94% and 98—100%. Clinically, MDA and CRP increases were lower in the 92—94% group, while RBG increases were lower in the 98—100% group. RBG and CRP decreased more in the 98— 100% group, whereas MDA decreased more in the 92—94% group. CONCLUSION: Oxygen therapy targeting SpO₂ 92—94% versus 98—100% showed no significant difference in stress biomarker responses over 24 hours in ventilated ICU patients. Neither strategy proved superior for stress reduction. Further research with larger samples, additional biomarkers, and standardized procedures is needed.
Keywords: blood glucose, c-reactive protein, intensive care, intensive care units, malondialdehyde, mechanical ventilation, oxidative stress, oxygen inhalation therapy