Tesis
Global Longitudinal Strain sebagai Prediktor Luaran Kematian dan Sindrom Curah Jantung Rendah pada Pasien Pascabedah Jantung Terbuka = Global Longitudinal Strain as an Outcome Predictor of Mortality and Low Cardiac Output Syndrome in Postoperative Open-heart Patients.
Latar belakang : Proporsi koreksi pembedahan lebih besar dibandingkan intervensi kateterisasi dengan risiko mortalitas dan morbiditas yang tinggi di Indonesia. Komplikasi umum pascabedah jantung terbuka adalah sindrom curah jantung rendah (LCOS) yang paling sering menyebabkan kematian. Global longitudinal strain (GLS) diketahui lebih unggul dari fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF) untuk menilai gangguan kontraksi jantung. Tujuan : Mengetahui apakah GLS dapat memprediksi LCOS dan kematian pascabedah jantung terbuka pada anak. Metode : Studi observasional kohort prospektif pada anak penyakit jantung bawaan usia ≤ 14 tahun yang akan koreksi bedah jantung menggunakan mesin kardiopulmoner di Pusat Jantung Terpadu selama periode Februari-Juni 2025. Pemeriksaan GLS diukur serial prabedah (D-1), pascabedah hari pertama (POD-1) dan ketiga (POD-3). Luaran LCOS dinilai dari skoring klinis dan kematian diamati hingga 14 hari pascabedah. Hasil : Total 70 subyek yang dianalisis insidens LCOS didapat 42,8% dan angka kematian keseluruhan 14,3%. GLS memiliki hubungan dengan LCOS lebih kuat dari LVEF pada POD- 1 dengan r=0,8 (IK 0,8-1,0), p < 0,0001. GLS juga memiliki hubungan dengan kematian lebih kuat dari LVEF pada POD-1 dengan r=0,6 (IK 0,4-0,6), p < 0,0001. Nilai ambang batas GLS terbaik mendeteksi LCOS pada POD-1 10,3 dengan sensitivitas 97%, spesifisitas 97%, dan AUC 0,9 (IK 0,9-1,0). Nilai ambang batas GLS terbaik mendeteksi kematian pada POD-1 9,1 dengan sensitivitas 90%, spesifisitas 78%, dan AUC 0,9 (IK 0,8-0,9). Analisis multivariat beberapa prediktor luaran pascabedah membuktikan nilai GLS POD-1 sebagai prediktor independen LCOS dengan RR 36,7 (IK 5,5-271,9), p < 0,0001 dan kematian dengan RR 15,1 (IK 1,9 – 119), p=0,010. Kesimpulan : Nilai ambang batas GLS pascabedah hari pertama terbaik mendeteksi LCOS sebesar -10,3%. Nilai ambang batas GLS pascabedah hari pertama terbaik mendeteksi kematian sebesar -9,1 %. GLS merupakan prediktor independen luaran LCOS dan kematian pascabedah jantung terbuka.
Kata kunci : Global longitudinal strain (GLS), sindrom curah jantung rendah, kematian, fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF).
Background : The proportion of surgical correction is greater than catheterization which has high risk mortality and morbidity in Indonesia. The most common complication after openheart surgery is low cardiac output syndrome (LCOS) that often leads to death. Global longitudinal strain (GLS) is more superior than left ventricular ejection fraction (LVEF) for assessing cardiac contractility disturbance. Objective : To find out whether GLS can predict LCOS and death post open-heart surgery in children. Methods : A prospective cohort study was conducted on ≤14-year-old children with congenital heart disease who will undergo corrective cardiac surgery using cardio-pulmonary bypass at Heart Centre on February-June 2025. GLS were measured serial at preoperative (D-1), postoperative day one (POD-1) and day three (POD-3). LCOS outcomes were assessed from clinical scoring and mortality was observed up to 14 days postoperative. Results : A total of 70 subjects who analysed for the LCOS incidence obtained 42.8% and the overall mortality rate was 14.3%. GLS had better association with LCOS compare to LVEF on POD-1 with r=0.8 (95% CI 0.8-1.0), p < 0.0001. GLS also had better association with mortality compare to LVEF on POD-1 with r=0.6 (95% CI 0.4-0.6), p < 0.0001. Cut-off point GLS to detect LCOS at POD-1 was 10.3 with sensitivity 97%, specificity 97%, and AUC 0.9 (95% CI 0.9-1.0). Cut-off point GLS to detect death on POD-1 was 9.1 with sensitivity 90%, specificity 78%, and AUC 0.9 (95% CI 0.8-0.9). Multivariate analysis ofpostoperative outcome predictors has proved GLS POD-1 as significant LCOS independent predictor RR 36.7 (95% CI 5.5- 271.9), p < 0.0001 and mortality independent predictor RR 15.1 (95% CI 1.9 – 119), p=0.010. Conclusion : Cut-off point GLS on POD-1 as the best LCOS detector is -10.3%. Cut-off point GLS on POD-1 as the best mortality detector is -9.1%. GLS is an independent predictor of LCOS and death outcomes after open-heart surgery.
Keywords : Global longitudinal strain (GLS), low cardiac output syndrome (LCOS), mortality, left ventricle ejection fraction (LVEF).
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2025
- Pengarang
-
Masayu Lubna Anniazi - Nama Orang
Piprim B. Yanuarso - Nama Orang
Hanifah Oswari - Nama Orang
Mulyadi M. Djer - Nama Orang
Nastiti Kaswandani - Nama Orang - No. Panggil
-
T25207fk
- Penerbit
- Jakarta : Sp-2 Ilmu Kesehatan Anak., 2025
- Deskripsi Fisik
-
xvi, 85 hlm., ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
T25
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
| T25207fk | T25207fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia - File Digital |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi