Tesis

Skor Prediktor Delayed Methotrexate Clearance Pada Pasien Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) Anak = Predictor Scoring Model of Delayed Methotrexate Clearance in Pediatric Acute Lymphoblastic Leukemia.

Latar Belakang : Metotreksat dosis tinggi/High-Dose Methotrexate (HDMTX) merupakan komponen penting dalam pengobatan leukemia limfoblastik akut (LLA) pada anak. Protokol Nasional Indonesia LLA saat ini menggunakan dosis HDMTX 2-3 gram/m2 tiap pemberian. Keterbatasan ini dapat berpotensi menurunkan intensitas pengobatan dan pada akhirnya, memengaruhi luaran jangka panjang. Eliminasi MTX yang terlambat merupakan faktor risiko utama terjadinya toksisitas berat, sehingga identifikasi skor prediktor keterlambatan eliminasi MTX dapat membantu pengambilan keputusan klinis dan mengantisipasi efek samping obat, terutama di fasilitas yang tidak dapat memantau kadar serum MTX secara rutin. Studi ini bertujuan menentukan sistem skor untuk memprediksi Eliminasi Tertunda pasca HDMTX. Metode : Penelitian ini secara konsekutif melibatkan 87 subjek yang telah mencapai remisi induksi. Semua subjek menjalani protokol hidrasi standar 125 ml/m²/jam, disesuaikan dengan stratifikasi risiko. Kadar serum diukur pada waktu 18 jam pasca HDMTX. Variabel-variabel seperti albumin serum, pH urin, transaminase, hidrasi intravena, kreatinin serum, dan usia di analisis dengan bivariat dan multivariat untuk mengidentifikasi korelasinya dengan Eliminasi Tertunda. Analisis regresi linear digunakan untuk mengevaluasi performa skor prediktor, dan nilai ambang optimal (cut-off) menggunakan kurva ROC (Receiver Operating Characteristic). Hasil Penelitian : Sebanyak 17 dari 87 pasien (19%) mengalami eliminasi yang tertunda. Usia, kreatinin serum, dan pH urin adalah variabel yang dapat memprediksi eliminasi MTX (p < 0,25). Ketiga variabel tersebut menjadi komponen final skor prediktor, dengan pH urin merupakan variabel dengan bobot skor terbesar. Nilai ambang optimal untuk skor adalah ≥ 8, dengan sensitivitas 82,35%, spesifisitas 97,14%, dan positive likelihood ratio sebesar 28,82. Luas area di bawah kurva ROC (AUC) adalah 0,980 (IK 95%: 0,957–1,000) dengan nilai p < 0,0001. Model ini mempunyai kesesuaian yang baik dalam memprediksi eliminasi tertunda pasca HDMTX. Kesimpulan : Skor mampu memprediksi Eliminasi Terlambat pasca HDMTX pada jam ke-18 secara akurat.
Kata Kunci : LLA, Metotreksat Dosis Tinggi, Eliminasi Terlambat


Background : High-dose methotrexate (HDMTX) is a key component in the treatment of pediatric acute lymphoblastic leukemia (ALL). The current Indonesian National ALL Protocol administers HDMTX at a dose of 2–3 g/m² per cycle. This limitation may potentially reduce treatment intensity and consequently, impact long-term outcomes. Delayed methotrexate clearance is a major risk factor for serious toxicities. Therefore, identifying a predictive scoring system for delayed MTX clearance could support clinical decision-making and help anticipate adverse drug effects, especially in settings where serum MTX level monitoring is not feasible. This study aims to develop a clinical scoring model to predict delayed methotrexate clearance following HDMTX administration. Methods : This study consecutively enrolled 87 pediatric subjects who had achieved complete remission following induction therapy. All participants received a standard hydration protocol of 125 mL/m²/hour, adjusted according to risk stratification. Serum methotrexate levels were measured at 18 hours after HDMTX. Variables including serum albumin, urine pH, transaminase, intravenous hydration, serum creatinine, and age were analyzed using bivariate and multivariate methods to identify correlations with delayed clearance. Linear regression analysis was used to evaluate the predictive performance of the scoring model, and the optimal cutoff point was determined using the receiver operating characteristic (ROC) curve. Results : Out of 87 patients, 17 (19%) experienced delayed clearance. Age, serum creatinine, and urine pH were identified as predictive variables for delayed clearance (p < 0.25). These three variables were included as the final components of the predictive scoring model, with urine pH contributing the most in the scoring system. The optimal cutoff score was determined to be ≥ 8, yielding a sensitivity of 82.35%, specificity of 97.14%, and a positive likelihood ratio of 28.82. The area under the ROC curve (AUC) was 0.980 (95% CI: 0.957–1.000) with a p-value < 0.0001. The model also demonstrated good calibration for predicting delayed clearance. Conclusion : Scoring model could predict delayed methotrexate clearance at 18h post HDMTX accurately.
Keywords : ALL, High dose Methotrexate, Delayed clearance