Tesis
Perbandingan efektivitas kursi elektromagnetis dan latihan otot dasar panggul pada pasien dengan kelemahan dasar panggul pasca persalinan spontan di RSUP Persahabatan = Comparison of the Effectiveness of Electromagnetic Chair and Pelvic Floor Muscle Training in Patients with Pelvic Floor Weakness Post Vaginal Delivery at Persahabatan General Hospital.
Latar Belakang: Disfungsi dasar panggul merupakan kondisi patologis yang disebabkan oleh kerusakan atau kelemahan otot dasar panggul, yang dapat menimbulkan prolaps organ panggul serta inkontinensia urin maupun feses. Prevalensi gangguan ini cukup tinggi, baik di negara maju maupun berkembang, termasuk di Indonesia. Salah satu faktor risiko utama terjadinya disfungsi dasar panggul adalah persalinan pervaginam yang berpotensi menyebabkan cedera pada otot maupun saraf dasar panggul. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas terapi stimulasi elektromagnetik dengan latihan otot dasar panggul Kegel terhadap kekuatan otot dasar panggul, diameter AP hiatal, serta kepatuhan pasien pasca persalinan pervaginam. Metode: Penelitian dilakukan menggunakan desain single-blinded randomized controlled trial dengan dua kelompok intervensi, yaitu kelompok Kegel dan kelompok stimulasi elektromagnetik. Penelitian berlangsung dari Juli hingga Desember 2024 di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Evaluasi dilakukan 1 bulan dan 2 bulan pasca terapi menggunakan perineometer untuk mengukur kekuatan otot dasar panggul serta USG dasar panggul untuk menilai diameter AP-Hiatal. Hasil: Sebanyak 20 subjek berpartisipasi, terdiri dari 15 subjek pada kelompok Kegel dan 5 subjek pada kelompok stimulasi elektromagnetik. Kedua kelompok menunjukkan peningkatan kekuatan otot dasar panggul serta penurunan diameter AP-Hiatal yang signifikan pada evaluasi bulan pertama dan kedua. Pada bulan pertama, kelompok stimulasi elektromagnetik menunjukkan peningkatan kekuatan otot dasar panggul yang secara signifikan lebih baik dibandingkan kelompok Kegel. Tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam tingkat kepatuhan antara kedua kelompok. Kesimpulan: Stimulasi elektromagnetik memberikan peningkatan kekuatan otot dasar panggul yang lebih cepat dalam satu bulan pertama dibandingkan latihan Kegel, namun tidak terdapat perbedaan bermakna pada diameter AP-Hiatal dan kepatuhan terapi di antara kedua kelompok.
Kata kunci: disfungsi dasar panggul, persalinan pervaginam, latihan Kegel, stimulasi elektromagnetik, kekuatan otot panggul.
Background: Pelvic floor dysfunction is a pathological condition caused by damage or weakness of the pelvic floor muscles, often leading to pelvic organ prolapse as well as urinary and fecal incontinence. The prevalence of these disorders is notably high worldwide, including in Indonesia. One of the primary risk factors is vaginal delivery, which can potentially injure pelvic floor muscles and nerves, resulting in decreased muscle function. Objective: This study aims to compare the effectiveness of electromagnetic stimulation therapy and Kegel pelvic floor muscle training in improving pelvic floor muscle strength, anteroposterior (AP) hiatal diameter, and treatment compliance among postpartum women following vaginal delivery. Methods: A single-blind randomized controlled trial was conducted involving two intervention groups: Kegel training and electromagnetic stimulation. The study took place from July to December 2024 at Persahabatan Hospital, Jakarta. Clinical outcomes were assessed at one- and two-months post-therapy using a perineometer to measure muscle strength and pelvic floor ultrasound to evaluate AP hiatal diameter. Results: A total of 20 participants were enrolled: 15 in the Kegel group and 5 in the electromagnetic stimulation group. Both groups demonstrated significant improvements in pelvic floor muscle strength and reductions in AP hiatal diameter at both evaluation points. Notably, the electromagnetic stimulation group exhibited significantly better muscle strength outcomes at one-month posttreatment compared to the Kegel group. No significant difference in treatment compliance was observed between the two groups. Conclusion: Electromagnetic stimulation therapy resulted in greater improvement in pelvic floor muscle strength within the first month compared to supervised Kegel training. However, no significant differences were found in AP hiatal diameter reduction or treatment compliance between the two interventions.
Keywords: Pelvic floor dysfunction, vaginal delivery, Kegel exercise, electromagnetic stimulation, pelvic floor muscle strength.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2025
- Pengarang
-
Wael Oemar Al-Jaidy - Nama Orang
Tyas Priyatini - Nama Orang
Joedo Prihartono - Nama Orang - No. Panggil
-
T25157fk
- Penerbit
- Jakarta : Sp-2 Obstetri dan Ginekologi., 2025
- Deskripsi Fisik
-
xiv, 84 hlm., ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
T25
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
| T25157fk | T25157fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia - File Digital |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi