Tesis
Hubungan Parameter Klinis dan Ultrasonografi dengan Luaran Perinatal pada Pertumbuhan Janin Terhambat = The Association between Clinical and Ultrasonographic Parameters and Perinatal Outcomes in Fetal Growth Restriction.
Latar Belakang: Pertumbuhan janin terhambat (PJT) merupakan kondisi di mana janin gagal mencapai potensi pertumbuhan biologisnya. Bayi-bayi yang mengalami PJT cenderung mengalami luaran perinatal yang lebih buruk. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara berbagai parameter klinis dan ultrasonografi dengan luaran perinatal pada PJT, sehingga dapat diketahui derajat keparahan PJT sejak masa pranatal dan dapat diperoleh informasi prognostik luaran perinatal. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain kohort retrospektif yang dilakukan di RSCM dengan mengambil data selama 4 tahun dari Januari 2021 hingga Desember 2024 melalui penelusuran rekam medis. Subjek adalah ibu hamil yang mengalami pertumbuhan janin terhambat dengan usia gestasi saat kelahiran minimal 28 minggu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel independen meliputi berbagai parameter yang dinilai secara klinis dan ultrasonografi, dengan variabel dependen adalah luaran perinatal yang buruk. Luaran perinatal buruk didefinisikan sebagai suatu hasil gabungan apabila didapatkan salah satu dari distres pernapasan berat, intraventricular hemorrhage, periventricular leukomalacia, hypoxic ischemic encephalopathy, necrotizing enterocolitis, bronchopulmonary dysplasia, sepsis neonatorum awitan dini, atau kematian neonatal. Analisis statistik menggunakan program SPSS for Windows versi 25.0. Hasil: Didapatkan 408 subjek yang mengalami PJT dengan 224 subjek mengalami luaran perinatal yang buruk dan 184 subjek mengalami luaran perinatal yang baik. Dari hasil analisis multivariat dengan regresi logistik, variabel-variabel yang berhubungan dengan luaran perinatal buruk adalah PEB [OR 1,83 (IK 95% 1,05 – 3,19)], TBJ dengan persentil kurang dari 3 [OR 2,50 (IK 95% 1,40 – 4,46)], AREDF arteri umbilikalis [OR 11,93 (IK 95% 2,62 – 54,30)], abnormalitas CPR [OR 1,87 (IK 95% 1,06 – 3,28)], oligohidramnion [OR 1,81 (IK 95% 1,05 – 3,12)], usia gestasi saat kelahiran 28 hingga kurang dari 32 minggu [OR 69,54 (IK 95% 18,46 – 261,94)], serta usia gestasi saat kelahiran 32 hingga kurang dari 37 minggu [OR 3,53 (IK 95% 1,92 – 6,49)]. Dari penelitian ini, dikembangkan suatu sistem skoring dari rumus persamaan regresi logistik untuk memprediksi luaran perinatal buruk dengan AUC 0,88 (IK 95% 0,84 – 0,91). Kesimpulan: PEB, TBJ dengan persentil kurang dari 3, AREDF arteri umbilikalis, abnormalitas CPR, oligohidramnion, serta usia gestasi saat kelahiran merupakan parameter klinis dan ultrasonografi yang berhubungan dengan luaran perinatal yang buruk. Penelitian ini menghasilkan sistem skoring untuk memprediksi luaran perinatal yang buruk pada kasus PJT.
Kata kunci: Pertumbuhan janin terhambat, ultrasonografi, luaran perinatal, sistem skor
Background: Fetal growth restriction (FGR) is a condition in which the fetus fails to reach its full biological growth potential. Infants affected by FGR are at higher risk of experiencing adverse perinatal outcomes. This study aims to investigate the association between various clinical and ultrasonographic parameters and perinatal outcomes in cases ofFGR. By identifying these associations, it may be possible to assess the severity of FGR during the prenatal period and provide prognostic information regarding perinatal outcomes. Methods: This study was an observational analytic study with a retrospective cohort design, conducted at Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSCM). Data were collected over a four-year period, from January 2021 to December 2024, through medical record review. The study population consisted of pregnant women diagnosed with FGR, with a minimum gestational age of 28 weeks at the time of delivery, who met the inclusion and exclusion criteria. Independent variables included a range of clinical and ultrasonographic parameters, while the dependent variable was adverse perinatal outcome. Adverse perinatal outcome was defined as the presence of at least one of the following: severe respiratory distress, intraventricular haemorrhage, periventricular leukomalacia, hypoxic ischemic encephalopathy, necrotizing enterocolitis, bronchopulmonary dysplasia, early-onset neonatal sepsis, or neonatal death. Statistical analysis was performed using SPSS for Windows, version 25.0. Results: 408 pregnant women diagnosed with FGR were included in the study. Of these, 224 cases resulted in adverse perinatal outcomes, while 184 cases had favourable outcomes. Multivariate logistic regression analysis identified several factors significantly associated with adverse outcomes. These included preeclampsia with severe feature [OR 1.83; 95% CI: 1.05 – 3.19], estimated fetal weight (EFW) below the 3rd percentile [OR 2.50; 95% CI: 1.40 – 4.46], AREDF in the umbilical artery [OR 11.93; 95% CI: 2.62 – 54.30], abnormal CPR [OR 1.87; 95% CI: 1.06 – 3.28], oligohydramnios [OR 1.81; 95% CI: 1.05 – 3.12], gestational age at delivery between 28 and
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2025
- Pengarang
-
Allan Taufiq Rivai - Nama Orang
Yudianto Budi Saroyo - Nama Orang
Aria Wibawa - Nama Orang
Putri Maharani Tristanita Marsubrin - Nama Orang - No. Panggil
-
T25147fk
- Penerbit
- Jakarta : Sp-2 Obstetri dan Ginekologi., 2025
- Deskripsi Fisik
-
xvi, 102 hlm., ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
T25
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
| T25147fk | T25147fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia - File Digital |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi