Tesis

Perbandingan Oswestry Disability Index (ODI) dan Spinopelvic Parameters sebelum dan sesudah operasi Posterolateral Fusion dengan Posterior Aprroach Interbody Fusion pada Pasien Stenosis Lumbal = The Comparison of Oswestry Disability Index and Spinopelvic Parameters between Posterolateral Fusion and Posterior Approach Interbody Fusion Before and After Surgery.

Latar Belakang: Stenosis lumbal adalah kondisi degeneratif yang ditandai dengan penyempitan kanal spinal, sering menyebabkan nyeri punggung bawah, keterbatasan berjalan, dan penurunan kualitas hidup. Pembedahan dilakukan jika terapi konservatif tidak efektif, dengan teknik utama seperti Posterolateral Fusion (PLF) dan Posterior Interbody Fusion (PLIF/TLIF). Namun, efektivitas kedua teknik ini dalam memperbaiki disabilitas dan keseimbangan spinopelvik masih menjadi perdebatan. Metode: Penelitian retrospektif ini dilakukan di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dan RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar. Data klinis dan radiologis pasien stenosis lumbal sebelum dan sesudah operasi dikumpulkan dari rekam medis. Parameter yang dianalisis meliputi Oswestry Disability Index (ODI) dan spinopelvic alignment. Uji statistik meliputi uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji komparasi (uji t berpasangan atau Wilcoxon). Hasil: Perubahan skor Oswestry Disability Index (ODI) pasca-operasi menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua kelompok. Kelompok PLIF/TLIF menunjukkan penurunan yang lebih besar dalam skor ODI (ΔODI -28,6) dibandingkan dengan kelompok PLF (ΔODI -26,6), yang mengindikasikan pengurangan disabilitas yang lebih baik pada kelompok PLIF/TLIF (p < 0,05). Analisis lebih lanjut menunjukkan perbedaan signifikan pada PI-LL mismatch (ΔPI-LL mismatch), yang berhubungan dengan perbaikan derajat disabilitas (ODI) pasca-operasi. Kelompok PLIF/TLIF mengalami penurunan PI-LL mismatch yang lebih besar (ΔPI-LL -4,9°), berhubungan dengan penurunan skor ODI yang lebih signifikan, sementara pada kelompok PLF terjadi peningkatan PI-LL mismatch (ΔPI-LL +2,3°). Kesimpulan: Teknik PLIF/TLIF memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan PLF dalam hal penurunan disabilitas dan perbaikan parameter spinopelvik pada pasien stenosis lumbal. Penurunan PI-LL mismatch yang lebih besar pada kelompok PLIF/TLIF berhubungan dengan perbaikan disabilitas yang lebih signifikan, sementara pada kelompok PLF, peningkatan PI-LL mismatch cenderung berhubungan dengan pengurangan disabilitas yang lebih sedikit. Pemilihan teknik bedah harus mempertimbangkan perbedaan ini untuk hasil yang optimal.
Kata kunci: stenosis lumbal, fusi lumbal, posterolateral fusion, posterior lumbar interbody fusion, spinopelvic alignment, Oswestry Disability Index.


Background: Lumbar stenosis is a degenerative condition characterized by spinal canal narrowing, often leading to lower back pain, walking limitations, and decreased quality of life. Surgery is performed when conservative treatment fails, with primary techniques including Posterolateral Fusion (PLF) and Posterior Interbody Fusion (PLIF/TLIF). However, the effectiveness of these techniques in improving disability and spinopelvic balance remains debated. Methods: This retrospective study was conducted at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta, and Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah National General Hospital, Denpasar. Clinical and radiological data of lumbar stenosis patients before and after surgery were collected from medical records. The analyzed parameters included the Oswestry Disability Index (ODI) and spinopelvic alignment. Statistical tests included the Shapiro-Wilk normality test and comparative tests (paired t-test or Wilcoxon test). Results: Postoperative changes in the Oswestry Disability Index (ODI) showed significant differences between the two groups. The PLIF/TLIF group demonstrated a greater reduction in ODI score (ΔODI -28.6) compared to the PLF group (ΔODI -26.6), indicating a better reduction in disability in the PLIF/TLIF group (p < 0.05). Further analysis revealed a significant difference in PI-LL mismatch (ΔPI-LL mismatch), which was associated with improvement in disability degree (ODI) post-surgery. The PLIF/TLIF group experienced a greater decrease in PI-LL mismatch (ΔPI-LL -4.9°), associated with a more significant reduction in ODI score, while the PLF group showed an increase in PI-LL mismatch (ΔPI-LL +2.3°). Conclusion: The PLIF/TLIF technique provides better results than PLF in terms of disability reduction and improvement in spinopelvic parameters in lumbar stenosis patients. A greater decrease in PI-LL mismatch in the PLIF/TLIF group is associated with more significant improvement in disability, while in the PLF group, an increase in PI-LL mismatch tends to be linked to a lesser reduction in disability. The choice of surgical technique should consider these differences for optimal outcomes.
Keywords: lumbar stenosis, lumbar fusion, posterolateral fusion, posterior lumbar interbody fusion, spinopelvic alignment, Oswestry Disability Index.