Tesis

Kombinasi Status Fisik ASA dan Surgical Apgar Score (SAS) sebagai Prediktor Mortalitas Pascabedah pada Pasien yang Menjalani Pembedahan Elektif di RSCM = Combination of ASA physical status and surgical Apgar score as a mortality predictor in elective surgery patients in RSCM.

Status fisik American Society of Anesthesiologists (ASA) telah digunakan secara luas sebagai stratifikasi risiko pembedahan namun tidak mempertimbangkan faktor intraoperasi . Penelitian ini menilai kombinasi status fisik ASA dan Surgical Apgar Score (SAS), SASA, sebagai prediktor mortalitas pasien pascabedah elektif. Penelitian ini adalah studi kohort retrospektif yang menggunakan data dari rekam medis elektronik dan status anestesi. Kami mengumpulkan data tentang karakteristik pasien termasuk usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), dan jenis prosedur pembedahan. Data dari status anestesi berupa: status fisik ASA, volume perdarahan intraoperatif, nilai terendah dari mean arterial pressure dan denyut jantung terendah selama pembedahan untuk menghitung nilai SAS. Analisis regresi logistik multivariat kemudian dilakukan untuk mengevaluasi adjusted OR pada variabel penelitian yang memiliki nilai p < 0,25 pada analisis bivariat yang dilakukan sebelumnya. Penelitian kohort ini melibatkan 1.163 pasien; 60,2% diantaranya adalah perempuan, 24,2% berusia >60 tahun dengan tingkat mortalitas intra-rumahsakit 3,4%. Sensitivitas dan spesifisitas SASA dalam memprediksi mortalitas pascabedah elektif masing-masing adalah 74,91% dan 76,9%. Analisis kurva ROC (receiver operating characteristic) pada SASA menunjukkan hasil yang lebih baik (AUC 0,825 p < 0,001) dibandingkan ASA dan SAS (AUC ASA 0,73, AUC SAS 0,74). SASA terbukti sebagai prediktor mortalitas pascabedah yang baik.
Kata kunci: ASA, SASA, SAS, mortalitas, prediktor


The American Society of Anesthesiologists (ASA) grading system is widely employed but does not evaluate intraoperative factors. This study assesses the utility of the combined ASA physical status and Surgical Apgar Score (SAS), termed SASA, among patients as a predictor of mortality after elective surgery. This cohort retrospective study utilized information extracted from the electronic medical records and anesthesia records. We collected data on patient characteristics, including age, gender, body mass index (BMI), and type of procedure. Data from anesthesia record: the ASA physical status, blood loss, the lowest mean arterial pressure and the lowest heart rate during surgery to calculate SAS. A multivariate logistic regression analysis was then conducted to evaluate adjusted odds ratios (OR) including variables with p < 0.25 in the bivariate analysis. The cohort comprised 1,163 patients; 60.2% were female, 24.2% aged > 60 years with an in-hospital mortality rate 3,4%. The sensitivity and specificity of SASA in predicting mortality were 74.91% and 76.9%, respectively. The ROC (receiver operating characteristic) curves of the ASA and SAS alone also individually demonstrated high validity (AUC = 0.73 for ASA and 0.74 for SAS). The ROC curve of SASA even better (AUC = 0.825; p < 0.001). SASA confirmed to be a simple and powerful predictor of postoperative mortality.
Keywords: ASA, SASA, SAS, mortality, predictor