Tesis

Peran Pemeriksaan Hepatitis B e Antigen (HBeAg) Kuantitatif Dalam Memprediksi Aktivitas Penyakit Hepatitis B Kronis = The Role of Quantitative Hepatitis B e Antigen (HBeAg) in Predicting Chronic Hepatitis B Disease Activity.

Infeksi hepatitis virus, termasuk hepatitis B adalah penyakit menular yang diharapkan dapat dieradikasi pada tahun 2030. World Health Organization (WHO) mencanangkan profilaksis Tenofovir pada ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B dengan viral load tinggi untuk mencegah transmisi vertikal, namun ketersediaan pemeriksaan HBV DNA di Indonesia masih belum merata. Pemeriksaan HBeAg kuantitatif diharapkan dapat menjadi alternatif untuk pemeriksaan HBV DNA pada daerah dengan sumber daya yang terbatas. Penelitian potong lintang ini dilakukan pada 120 sampel pasien hepatitis B kronis yang diperiksakan HBV DNA di Laboratorium Terpadu Patologi Klinik RSCM yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dilakukan pemeriksaan HBeAg kuantitatif di Laboratorium Patologi Klinik RSUI. Hasil menunjukkan terdapat korelasi positif kuat antara HBeAg kuantitatif dengan HBV DNA (r = 0,623; p < 0,001) dan korelasi positif lemah antara HBeAg dengan kadar ALT (r = 0,351; p < 0,001 ), namun tidak terdapat korelasi antara HBeAg dengan skor APRI (r = 0,171; p = 0,062). Analisis kurva receiver operating characteristics (ROC) menunjukkan area under the curve (AUC) sebesar 0,759 (IK 95% 0,671 -0,847; p < 0,001) untuk inisiasi terapi antivirus dan 0,810 (IK 95% 0,721-0,898; p < 0,001) untuk pemberian profilaksis Tenofovir. Titik potong HBeAg kuantitatif untuk penentuan inisiasi terapi antivirus pada pasien hepatitis B kronis dan pemberian profilaksis Tenofovir pada ibu hamil adalah 0,5 PEIU/mL. Nilai HBeAg kuantitatif 0,5 PEIU/mL adalah titik potong yang direkomendasikan manufaktur untuk menyatakan HBeAg positif secara kualitatif, sehingga HBeAg kuantitatif belum dapat direkomendasikan untuk penentuan terapi pada hepatitis B kronis maupun penentuan pemberian profilaksis Tenofovir pada ibu hamil.
Kata Kunci : virus hepatitis B, HBV DNA, profilaksis Tenofovir, inisiasi terapi antivirus


Viral hepatitis infections, including hepatitis B, are infectious diseases targeted for eradication by 2030. The World Health Organization (WHO) recommends Tenofovir prophylaxis for hepatitis B-infected pregnant women with high viral load to prevent vertical transmission. However, the HBV DNA testing in Indonesia is not widely available. Quantitative HBeAg testing is a promising alternative to HBV DNA testing in resource-limited areas. This cross-sectional study was conducted on 120 samples from chronic hepatitis B patients who underwent HBV DNA testing at the Integrated Clinical Pathology Laboratory of RSCM and met the inclusion and exclusion criteria. Quantitative HBeAg testing was performed at the Clinical Pathology Laboratory of RSUI. The results showed a strong positive correlation between quantitative HBeAg and HBV DNA (r = 0.623; p < 0.001) and a weak positive correlation between HBeAg and ALT levels (r = 0.351; p < 0.001), but no correlation between HBeAg and the APRI score (r = 0.1 71; p = 0.062). Receiver operating characteristics (ROC) curve analysis showed an area under the curve (AUC) of 0.759 (CI 95% 0.671-0.847; p < 0.001) to determine the initiation of antiviral therapy and 0.810 (CI 95% 0.721 -0.898; p < 0.001) for Tenofovir prophylaxis in pregnant women. The cutoff point for quantitative HBeAg to determine the initiation of antiviral therapy in chronic hepatitis B patients and Tenofovir prophylaxis in pregnant women is 0.5 PEIU/mL. The quantitative HBeAg value of 0.5 PEIU/mL is the manufacturer-recommended cutoff for qualitatively declaring HBeAg positive. Therefore, quantitative HBeAg testing cannot yet be recommended for determining therapy in chronic hepatitis B or for deciding on Tenofovir prophylaxis in pregnant women.
Keywords : hepatitis B virus, HBV DNA, Tenofovir prophylaxis, antiviral therapy initiation