Skripsi

ASSOCIATION OF MULTIVITAMIN SUPPLEMENT CONSUMPTION TO MALE ANDROGENETIC ALOPECIA IN MALE ADULTS RESIDING IN JABODETABEK = ASOSIASI KONSUMSI SUPLEMEN MULTIVITAMIN TERHADAP ANDROGENETIK ALOPESIA PADA PRIA DEWASA YANG TINGGAL DI JABODETABEK.

Introduction Androgenetic alopecia (AGA) is the most prevalent type of hair loss among the adult male population. Patients who have alopecia worry about it for psychological and cosmetic reasons, and patients with hair problems harbor poorer quality of life than healthy individuals. Vitamins may play a role as a promoter of hair follicle differentiation and it has been previously proven that patients with vitamin insufficiency have correlation with baldness. Therefore, there is a necessity to investigate whether vitamin consumption has any effect on AGA. Method This research is an analitical study with secondary data with a cross-sectional approach to investigate the effect of multivitamin consumption to AGA in adult male populations residing in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (Jabodetabek). The data are taken from questionnaire, history taking, and trichoscopy examination results. Results Among 143 participants, the prevalence of AGA among adult male in Jabodetabek is 16.08%, while multivitamin consumption is at 23.24%. The odds ratio showed that participants who did not consume vitamins had higher likelihood of developing AGA (OR=2.19), however the confidence interval and result of the Chi-Square Test did not establish a significant association (95% CI=0.829—5.810, p > 0.05). Additional analysis of age and AGA found a significant association, and it was established that older age leads to a higher likelihood of developing AGA (OR=5.297, 95% CI=1.667—5.297, p < 0.05). Conclusion No significant association between multivitamin consumption and AGA has been found, though there were a slight increased risk. However an additional analysis found that older age influences AGA.
Keywords: Androgenetic alopecia, male, baldness, hair loss, multivitamin consumption


Latar Belakang Androgenetik alopesia (AGA) adalah jenis kerontokan rambut paling umum pada pria dewasa. Pasien yang memiliki AGA seringkali sangat mengkhawatirkannya karena alasan psikologis dan kosmetik, dan pasien dengan masalah rambut memiliki kualitas hidup yang lebih buruk daripada masyarakat umum. Vitamin dapat menjadi promotor diferensiasi folikel rambut dan sebelumnya telah dibuktikan bahwa pasien dengan kekurangan vitamin memiliki korelasi dengan kebotakan. Oleh karena itu ada kebutuhan untuk menyelidiki apakah konsumsi vitamin berpengaruh pada perkembangan AGA. Metode Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan data sekunder dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui pengaruh konsumsi multivitamin terhadap AGA pada populasi laki-laki dewasa yang bertempat tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Data diperoleh dari hasil kuesioner, anamnesis, dan pemeriksaan trikoskopi. Hasil Dari 143 subjek, prevalensi AGA pada populasi pria dewasa di Jabodetabek adalah 16.08%, sementara prevalensi konsumsi vitamin adalah 23.24%. Hasil dari tes odds ratio membuktikan bahwa subjek yang tidak mengonsumsi vitamin memiliki kemungkinan untuk didiagnosa AGA sebanyak dua kali lipat (OR=2.19), namun confidence interval dan hasil dari Chi-Square Test tidak membuktikan adanya hubungan signifikan antara dua variabel tersebut (95% CI=0.829—5.810, p > 0.05). Analisis tambahan menemukan adanya hubungan signifikan antara usia dan AGA, serta ditemukan bahwa usia lebih tua dapat menyebabkan diagnosis AGA (OR=5.297, 95% CI=1.667—5.297, p < 0.05). Kesimpulan Tidak ada asosiasi yang signifikan antara konsumsi multivitamin dan androgenetik alopesia, meskipun ada sedikit kenaikan risiko. Temuan tambahan membuktikan bahwa usia mempengaruhi perkembangan AGA.
Kata Kunci: Alopesia androgenik, pria, kerontokan rambut frontal, konsumsi multivitamin.