Tesis

Efek Permainan Congklak terhadap Fungsi Kognitif pada Lansia = The Effect of Congklak Game on Cognitive Function in The Elderly.

Latar Belakang: Peningkatan populasi lansia di Indonesia membawa tantangan pada kesehatan lansia salah satunya termasuk fungsi kognitif. Adanya penurunan fungsi kognitif dapat memengaruhi kemandirian dan kualitas hidup. Permainan tradisional, seperti congklak, memiliki potensi sebagai metode stimulasi kognitif yang praktis dan mudah diakses. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek permainan congklak terhadap fungsi kognitif lansia menggunakan Montreal Cognitive Assessment Indonesia (MoCA-Ina). Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan subjek 64 lansia yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi secara acak menjadi kelompok intervensi dan control (masing-masing 32 subjek). Kelompok intervensi menjalani permainan congklak selama 10 sesi (45 menit per sesi) dalam dua minggu, sementara kelompok kontrol melanjutkan aktivitas rutin. Fungsi kognitif diukur pada empat waktu: sebelum intervensi (T0), segera setelah intervensi (T1), satu bulan pasca intervensi (T2), dan dua bulan pasca intervensi (T3). Hasil: Permainan congklak memberikan efek positif signifikan terhadap fungsi kognitif lansia. Pada kelompok intervensi, skor MoCA-Ina meningkat dari 15,1 (SD = 5,9) pada T0 menjadi 18,6 (SD = 6,7) pada T1 (p = 0,00). Setelah satu bulan, skor tetap lebih baik dibandingkan T0 dengan perbedaan 1,70 (1,78), p = 0,00, dan dua bulan setelahnya dengan perbedaan 0,90 (1,49), p = 0,00. Simpulan: Permainan congklak efektif meningkatkan fungsi kognitif pada lansia. Efek peningkatan ini dapat bertahan hingga dua bulan pasca intervensi meskipun sedikit menurun dibandingkan pra intervensi. Hasil ini mendukung pengembangan program intervensi berbasis permainan tradisional untuk menjaga kesehatan kognitif lansia.
Kata kunci: lansia, fungsi kognitif, permainan congklak, MoCA-Ina, stimulasi kognitif


Background: The increasing elderly population in Indonesia poses challenges to elderly health, including cognitive function. Cognitive decline can impact independence and quality of life. Traditional games, such as congklak, have potential as practical and accessible methods for cognitive stimulation. This study aims to evaluate the effects of the congklak game on cognitive function in the elderly using the Montreal Cognitive Assessment Indonesia (MoCA-Ina). Methods: This experimental study involved 64 elderly subjects who met the inclusion criteria. They were randomly divided into intervention and control groups (32 subjects each). The intervention group participated in congklak sessions for 10 sessions (45 minutes per session) over two weeks, while the control group continued with routine activities. Cognitive function was assessed at four time points: before the intervention (T0), immediately after the intervention (T1), one month post-intervention (T2), and two months post-intervention (T3). Results: The congklak game had a significant positive effect on the cognitive function of the elderly. In the intervention group, MoCA-Ina scores increased from 15.1 (SD = 5.9) at T0 to 18.6 (SD = 6.7) at T1 (p = 0.00). After one month, the scores remained higher than T0, with a difference of 1.70 (1.78), p = 0.00, and after two months, with a difference of 0.90 (1.49), p = 0.00. Conclusion: The congklak game effectively improves cognitive function in the elderly. This improvement persists up to two months post-intervention, although with a slight decline compared to immediately after the intervention. These findings support the development of traditional game-based interventions to maintain cognitive health in the elderly.
Keywords: elderly, cognitive function, congklak game, MoCA-Ina, cognitive stimulation.