Disertasi

Implikasi asam amino esensial pada kadar mTORC1 , S6K1, dan 4EBP1 anak stunting di beberapa wilayah Provinsi Sumatera Selatan = Implications of essential amino acids on mTORC1, S6K1, and 4EBP1 levels in stunted children in several areas ofSouth Sumatra Province.

Latar belakang: Indonesia dihadapkan pada masalah stunting yang cukup tinggi, lebih dari 50% provinsi di Indonesia mempunyai prevalensi melebihi dari angka nasional. Anak yang menderita stunting memiliki konsentrasi asam amino esensial yang lebih rendah dibandingkan anak normal. Mechanistic Target of Rapamycin Complex 1 (mTORC1) sebagai jalur utama regulasi pertumbuhan yang sangat sensitif terhadap ketersediaan asam amino, mempromosikan sintesis protein melalui S6K1 dan 4EBP1. Saat ini belum ada penelitian tentang kadar asam amino esensial, mTORC1, S6K1, dan 4EBP1 kaitannya dengan kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterlibatan asam amino esensial pada kadar mTORC1 , S6K1, dan 4EBP1 anak dan korelasinya dengan kejadian stunting di beberapa wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Metode: Desain penelitian adalah kasus-kontrol. Anak berusia 6-24 bulan dari 3 wilayah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan diambil dengan teknik cluster random sampling berjumlah 137 orang, terbagi menjadi 2 kelompok, 66 pada kelompok kasus dan 71 pada kelompok kontrol. Wawancara menggunakan kuesioner untuk memperoleh data sosial demografi ibu-anak dan pencapaian diet minimum anak. Pemeriksaan antropometri meliputi penimbangan berat badan, pengukuran panjang badan dan lingkar kepala. Pemeriksaan pada spesimen feses berupa pemeriksaan feses lengkap, sedangkan spesimen darah diproses menjadi dry blood spot untuk pemeriksaan asam amino esensial dengan teknik LC-MS, serta darah diproses menjadi plasma untuk pemeriksaan mTORC1, S6K1, dan 4E-BP1 dengan teknik ELISA. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna karakteristik antara anak normal dan anak stunting dalam hal usia anak (p=0,002), panjang badan lahir (p=0,012), berat badan menurut umur (p < 0,001), dan lingkar kepala menurut umur (p < 0,001). Tidak ditemukan perbedaan pada gambaran makroskopis dan mikroskopis feses antara anak normal dan anak stunting. Asam amino triptofan berbeda bermakna antara anak normal dan anak stunting (p=0,004) dan berhubungan dengan kejadian stunting (p=0,045) setelah disesuaikan terhadap berat badan dan lingkar kepala anak. Kadar mTORC1 dengan S6K1 dan 4EBP1 tidak berbeda antara anak normal dan anak stunting. Kadar mTORC1 tidak berhubungan dengan kejadian stunting. Kadar asam amino lisin berhubungan bermakna dengan kadar mTORC1 (p=0,003), dan kadar mTORC1 berhubungan bermakna dengan kadar S6K1 dan 4EBP1 (masing-masing p

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2025
Pengarang

Ria Andreinie - Nama Orang
Rini Sekartini - Nama Orang
Ninik Mudjihartini - Nama Orang
Dian Novita Chandra - Nama Orang

No. Panggil
D25005fk
Penerbit
Jakarta : Program Doktor Ilmu Biomedik.,
Deskripsi Fisik
xxv, 230 hlm., 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
SBP Online
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
D25005fkD25005fkPerpustakaan FKUITersedia - File Digital
Image of Implikasi asam amino esensial pada kadar mTORC1 , S6K1, dan 4EBP1 anak stunting di beberapa wilayah Provinsi Sumatera Selatan = Implications of essential amino acids on mTORC1, S6K1, and 4EBP1 levels in stunted children in several areas ofSouth Sumatra Province.

Related Collection


WhatsApp

Halo Sobat Medi 👋

Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Layanan WA Perpustakaan FKUI
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional (di atas) akan direspon pada hari kerja berikutnya.