Tesis

Kesesuaian Formula Estimasi Ukuran dan Kedalaman Pipa Endotrakea Pada Anak 0-5 tahun (Subpopulasi Sindrom Down) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo: Tinjauan Computed Tomography Scan = Applicability of the Estimation Formula for the Size and Depth of Endotracheal Tubes in Children Aged 0-5 Years (Down Syndrome Subpopulation) at Cipto Mangunkusumo Hospital: A Review of Computed Tomography Scans.

Latar belakang: Kegawatdaruratan respirasi adalah masalah yang sering dijumpai oleh dokter anak. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah intubasi. Dua hal penting sebelum melakukan intubasi adalah memperkirakan ukuran dan kedalaman pipa endotrakea yang akan diaplikasikan pada anak. Saat ini berbagai formula tersedia untuk memprediksi ukuran dan kedalaman pipa endotrakea pada anak dengan angka kesesuaian yang bervariasi. Penelitian mengenai kesesuaian berbagai rumus tersebut untuk anak Indonesia terbatas. Ketepatan ukuran dan kedalaman pipa endotrakea merupakan salah satu faktor penting untuk mencegah stenosis subglotis pasca intubasi. Populasi anak dengan sindrom Down merupakan populasi yang sering mengalami kegawatdaruratan respirasi dan sering memerlukan upaya ventilasi mekanik untuk menjalani prosedur operasi. Tujuan: Mengetahui kesesuaian berbagai formula estimasi ukuran dan kedalaman pipa endotrakea pada anak 0-5 tahun pada anak non-sindromik dan sindrom Down. Mengetahui apakah terdapat perbedaan dimensi saluran napas anak non sindrom dengan sindrom Down. Metode: Studi potong-lintang analitik dilakukan dengan membuat model matematis dimensi saluran napas anak berdasarkan citra CT-Scan anak berusia 0-5 tahun yang melakukan CT-Scan di RSCM. Kesesuaian didapatkan dengan menganalisis kesesuaian dimensi pipa endotrakea yang direkomendasikan oleh berbagai formula estimasi ukuran dan kedalaman dengan model matematis yang dibuat. Hasil dan Simpulan: Sebanyak 197 episode CT- Scan kepala/leher/toraks/aorta pasien anak didapatkan dari Departemen Radiologi FKUI-RSCM. Setelah melewati kriteria inklusi dan eksklusi, total 64 episode CT-Scan dianalisis dengan 15 episode berasal dari populasi sindrom Down. Subglotis merupakan struktur tersempit pada 83,6% anak. Formula Cole untuk penggunaan pipaendotrakea tanpa cuff dan mPALS-2 untuk estimasi kedalaman memiliki kesesuaian sebesar 72,5% dan 90%. Formula Motoyama untuk penggunaan pipaendotrakea dengan cuffdan mPALS-1 untuk memprediksi kedalaman PET memiliki kesesuaian sebesar 92,5 % dan 52% namun aplikasi penggunaan pipa endotrakea ini harus berhati-hati karena cuffdapat terkembang di subglotis.
Kata kunci: formula estimasi ukuran dan kedalaman, pipa endotrakea, anak, intubasi


Background: Respiratory emergencies are problems often encountered by pediatricians. One of the actions required is intubation. Two important things to consider before performing intubation are estimating the size and depth of the endotracheal tube that will be applied to the child. Currently, various formulas are available to predict the size and depth of the endotracheal tube in children with varying degrees of suitability. Research on the suitability of these formulas for Indonesian children is limited. The accuracy of the size and depth of the endotracheal tube is an important factor in preventing subglottic stenosis after intubation. The population of children with Down syndrome is a population that often experiences respiratory emergencies and often requires mechanical ventilation to undergo surgical procedures. Objective: To determine the suitability of various formulas for estimating the size and depth of the endotracheal tube in non-syndromic and Down syndrome children aged 0-5 years. To determine whether there is a difference in the dimensions of the airways of non-syndromic children with Down syndrome. Methods: An analytical cross-sectional study was conducted by creating a mathematical model of the dimensions of the child's airway based on CT-Scan images of children aged 0-5 years who underwent CT-Scan at RSCM. The suitability was obtained by analyzing the suitability of the endotracheal tube dimensions recommended by various size and depth estimation formulas with the mathematical model created. Results and Conclusions: A total of 197 episodes of CT-Scan of the head/neck/thorax/aorta of pediatric patients were obtained from the Department of Radiology, FKUI-RSCM. After passing the inclusion and exclusion criteria, a total of 64 CT-Scan episodes were analyzed with 15 episodes coming from the Down syndrome population. The subglottis was the narrowest structure in 83.6% of children. The Cole formula for the use of uncuffed endotracheal tubes and mPALS- 2 for depth estimation had a suitability of 72.5% and 90%. The Motoyama formula for the use of cuffed endotracheal tubes and mPALS-1 for predicting PET depth had a suitability of 92.5% and 52%, but the application of this endotracheal tube use must be careful because the cuff can expand in the subglottis.
Keywords: size and depth estimation formula, endotracheal tube, children, intubation

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2025
Pengarang

Fahreza Aditya Neldy - Nama Orang
Nastiti Kaswandani - Nama Orang
Mohamad Yanuar Amal - Nama Orang
Niken Wahyu Puspaningtyas - Nama Orang

No. Panggil
T25047fk
Penerbit
Jakarta : Sp-2 Ilmu Kesehatan Anak.,
Deskripsi Fisik
xv, 101 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
SBP Online
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T25047fkT25047fkPerpustakaan FKUITersedia - File Digital
Image of Kesesuaian Formula Estimasi Ukuran dan Kedalaman Pipa Endotrakea Pada Anak 0-5 tahun (Subpopulasi Sindrom Down) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo: Tinjauan Computed Tomography Scan = Applicability of the Estimation Formula for the Size and Depth of Endotracheal Tubes in Children Aged 0-5 Years (Down Syndrome Subpopulation) at Cipto Mangunkusumo Hospital: A Review of Computed Tomography Scans.

Related Collection


WhatsApp

Halo Sobat Medi 👋

Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Layanan WA Perpustakaan FKUI
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional (di atas) akan direspon pada hari kerja berikutnya.