Skripsi

Uji Validitas dan Adaptasi Kultural Kuesioner COPS-P pada Populasi Indonesia = Validation Test and Cultural Adaptation of the COPS-P Questionnaire in Indonesian Population.

Latar Belakang Gangguan dismorfik tubuh digambarkan sebagai perilaku yang dilakukan secara berulang dan menyita waktu yang cukup banyak terhadap bagian tubuh yang dirasa kurang sempurna. Untuk mengidentifikasi individu dengan gangguan dismorfik tubuh, diciptakanlah suatu instrumen yang dikenal sebagai Cosmetic Procedure Screening Questionnaire (COPS) yang kemudian dikembangkan dan dimodifikasi sebagai Cosmetic Procedure Screening Questionnaire for Penile Dysmorphic Disorder (COPS-P) guna mengidentifikasi individu yang lebih fokus pada kekhawatirannya terhadap penis. Instrumen ini berbahasa Inggris dan belum ada yang melakukan translasi ke Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan translasi dan adaptasi kultural kuesioner COPS-P dalam Bahasa Indonesia sekaligus pengujian validasi dari kuesioner yang telah ditranslasikan tersebut. Metode Studi ini akan menggunakan data primer hasil kuesioner dengan desain penelitian crosssectional yang dilakukan pada tahun 2024 sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusinya. Selanjutnya akan dilakukan uji validasi dengan menilai validitas dan reliabilitas dari kuesioner. Hasil Penelitian ini melibatkan 7 responden dalam proses cognitive debriefing dan 94 responden dalam proses field testing. Penelitian ini memberikan hasil cronbach’s alpha sebesar 0.784 dan nilai r-hitung yang lebih besar daripada r-tabel yang telah ditentukan. Kesimpulan Kuesioner COPS-P versi Bahasa Indonesia telah valid dan dapat digunakan untuk keperluan pelayanan Kesehatan.
Kata Kunci: Cross-sectional, Gangguan dismorfik tubuh, Identifikasi, Kuesioner, Penis


Introduction Body dysmorphic disorder is described as a behavior that is done repeatedly and takes a lot of time towards body parts that are considered imperfect. To identify individuals with body dysmorphic disorder, an instrument known as the Cosmetic Procedure Screening Questionnaire (COPS) was created, which was later developed and modified as the Cosmetic Procedure Screening Questionnaire for Penile Dysmorphic Disorder (COPSP) to identify individuals who are more focused on their concerns about the penis. This instrument is in English and has not been translated into Indonesian. Therefore, this study will carry out a translation and cultural adaptation of the COPS-P questionnaire in Indonesian as well as a validation test of the translated questionnaire. Method This study will use primary data from a questionnaire with a cross-sectional research design conducted in 2024 according to the inclusion and exclusion criteria. Furthermore, a validation test will be carried out by assessing the validity and reliability of the questionnaire. Results This study involved 7 respondents in the cognitive debriefing process and 94 respondents in the field testing process. This study provided a Cronbach's alpha result of 0.784 and an r-count that was greater than the specified r-table. Conclusion The Indonesian version of the COPS-P questionnaire has been validated and can be used for health service purposes.
Keywords: Body dysmorphic disorder, Cross-sectional, Identification, Questionnaire, Penis

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2024
Pengarang

Keisya Salikha Putri Irawan - Nama Orang
Indri Aulia - Nama Orang

No. Panggil
S24084fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xv, 67 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
SBP Online
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S24084fkS24084fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Uji Validitas dan Adaptasi Kultural Kuesioner COPS-P pada Populasi Indonesia = Validation Test and Cultural Adaptation of the COPS-P Questionnaire in Indonesian Population.

Related Collection


WhatsApp

Halo Sobat Medi 👋

Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Layanan WA Perpustakaan FKUI
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional (di atas) akan direspon pada hari kerja berikutnya.