Skripsi

Factors Related to Menstrual Disturbances in Patients with Systemic Lupus Erythematosus.

Introduction Systemic Lupus Erythematosus female patients can have menstrual disturbances. The present study assessed Systemic Lupus Erythematosus female patients from adolescents to patients before menopause in Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo with menstrual disturbances using questionnaires and medical records. Method Female patients with age range of above 18 and before menopause who have medical records of SLE and menstrual disturbances in Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Excluding patients that are not willing to participate in the study, not using any contraceptives, have organic causes of uterine bleeding, and submitted to hysterectomy. Immunosuppressive agents usage, age, disease duration, and disease activity are being evaluated. Results From this research, it can be concluded that the prevalence of menstrual disturbance among SLE patients in our study was 67 (57,9%) patients. Patients were found to have the menstrual disturbances such as; irregular flow (100%), irregular length of cycle (4.4%), longer cycle and decreased flow (1.8%), very irregular cycle (29.8%), and amenorrhea (3.5%). There is no significant association between immunosuppressive agents, age, disease activity, and disease duration with menstrual disturbances of patients with SLE. Conclusion There is no significant association between any factors (immunosuppressive agents, age, disease activity, and disease duration) with menstrual disturbances. Although, the prevalence of menstrual alterations in patients with SLE is higher than patients with normal cycle. Menstrual alterations such as irregular flow, irregular cycle, and amenorrhea could be found in patients with menstrual alteration.
Keywords: Age, disease activity, disease duration, immunosuppressive agents


Latar Belakang Pasien wanita yang mengidap penyakit Systemic Lupus Erythematosus dapat mengalami gangguan menstruasi. Penelitian ini menilai pasien wanita pengidap Systemic Lupus Erythematosus dari remaja hingga pasien sebelum menopause di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dengan gangguan menstruasi menggunakan kuesioner dan rekam medis. Metode Pasien wanita dengan rentang usia di atas 18 tahun dan sebelum menopause yang memiliki rekam medis SLE dan gangguan menstruasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Tidak termasuk pasien yang tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun, memiliki penyebab organik perdarahan uterus, dan menjalani histerektomi. Penggunaan agen imunosupresif, usia, durasi penyakit, dan aktivitas penyakit sedang dievaluasi. Hasil Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prevalensi gangguan menstruasi pada pasien SLE pada penelitian adalah 67 (57,9%) pasien. Pasien ditemukan mengalami gangguan menstruasi seperti; aliran tidak teratur (100%), panjang siklus tidak teratur (4,4%), siklus lebih panjang dan aliran menurun (1,8%), siklus sangat tidak teratur (29,8%), dan amenore (3,5%). Tidak ada hubungan bermakna antara agen imunosupresif, usia, aktivitas penyakit, dan durasi penyakit dengan gangguan menstruasi pada pasien SLE. Kesimpulan Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor apapun (agen imunosupresif, usia, aktivitas penyakit, dan durasi penyakit) dengan gangguan menstruasi. Meskipun prevalensi perubahan menstruasi pada pasien SLE lebih tinggi daripada pasien dengan siklus normal. Perubahan menstruasi seperti aliran tidak teratur, siklus tidak teratur, dan amenore dapat ditemukan pada pasien dengan perubahan menstruasi.
Kata Kunci: Umur, aktivitas penyakit, durasi penyakit, agen imunosupresif