Skripsi
Hubungan Lama Pemberian Insulin terhadap Perburukan Klinis Pasien Diabetes Mellitus dan COVID-19 di RS Cipto Mangunkusumo selama Maret 2022—2023 = The Relationship between Duration of Insulin Administration and Clinical Worsening in Diabetes Mellitus and COVID-19 Patients at Cipto Mangunkusumo Hospital during March 2022—2023.
Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan gangguan yang disebabkan oleh resistensi insulin sehingga berdampak pada metabolisme glukosa yang tidak dapat berjalan dengan baik dan memiliki prevalensi tinggi di Indonesia. Pandemi COVID-19 menyebabkan keparahan yang meningkat disebabkan badai sitokin. Pemberian Insulin ditujukan untuk memberikan kontrol glukosa darah dan antiinflamasi yang lebih baik. Akan tetapi, pemberian insulin justru menunjukkan peningkatan perburukan luaran klinis. Salah satu penyebab yang diduga adalah durasi pemberian insulin. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk dapat mengetahui perburukan luaran klinis yang disebabkan durasi pemberian terapi yang berbeda. Metode Studi kasus kontrol dilakukan pada 459 subjek yang mengalami DMT2 dan COVID-19 yang diberikan insulin dengan 161 subjek kasus perburukan klinis dan 298 subjek kontrol tidak mengalami perburukan klinis. Penelitian menggunakan data rekam medis pasien di RSCM sebagai data yang akan dianalisis pada penelitian rentang periode Maret 2020— Maret 2023. Hasil Hubungan yang signifikan ditunjukkan lama pemberian terapi insulin (p=0,000) dengan perburukan luaran klinis. Pasien dengan pemberian >14 hari menunjukkan risiko yang lebih tinggi mengalami perburukan klinis sebesar 6,782 (2,595—17,725) terhadap pemberian insulin < 7 hari dibandingkan pasien yang mendapatkan terapi insulin 7—14 hari. Kesimpulan Pemberian terapi insulin di atas 14 hari dapat menyebabkan peningkatan risiko perburukan luaran klinis dibandingkan pemberian terapi insulin di bawah 14 hari.
Kata Kunci: covid-19, diabetes mellitus tipe 2, durasi, insulin, perburukan luaran klinis.
Introduction Diabetes mellitus is a disorder caused by insulin resistance wich result in impaired glucose metabolism and has a high prevalence in Indonesia. The COVID-19 pandemic causes increased its severity due to cytokine storms. Insulin administration aimed to provide better blood glucose control and antiinflammation. However, insulin administration actually showed an increase in worsening clinical outcomes. One of the suspected causes is the duration of insulin administration. Therefore, a study is neede to determine the worsening clinical outcomes due to different durations of insulin administration. Method A case control study was conducted with 459 subjects with DMT2 and COVID-19 who were given insulin with 161 case subjects experiencing clinical worsening and 298 control subjects not experiencing clinical worsening. The research was conducted using patient medical record data at RSCM Jakarta for the period March 2020—March 2023. Results A significant association was shown between the duration of insulin therapy (p=0.000) with worsening clinical outcomes. Patients with >14 days of administration showed a higher risk of experiencing clinical deterioration by 6,782 (2,595—17,725) for insulin administration < 7 days compared to patients who received insulin therapy for 7-14 days. Conclusion Providing insulin therapy for more than 14 days can increase the risk of worsening clinical outcomes compared to administration of insulin therapy for less than 14 days.
Keywords: covid-19, duration, insulin, type-2 diabetes mellitus, worsening clinical outcome
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2024
- Pengarang
-
Ramy Iftikhar Mulyana - Nama Orang
Agian Jeffilano Barinda - Nama Orang - No. Panggil
-
S24061fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler., 2024
- Deskripsi Fisik
-
xvi, 57 hlm., ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
SBP Online
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
| S24061fk | S24061fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi