Skripsi

Derajat Sumbatan Hidung (Nasal Airway) pada Perokok Elektronik di Jabodetabek 2024 = Degree of Upper Airway Obstruction Among E-cigarette Users in Greater Jakarta Area 2024.

Latar Belakang Penggunaan rokok konvensional mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir dan digantikan dengan rokok elektronik. Banyak masyarakat yang masih menganggap bahwa menggunakan rokok elektronik lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Saluran napas atas merupakan garda terdepan dalam pernapasan. Namun hingga saat ini sebagian besar dari dampak rokok elektronik hanya dilaporkan pada saluran napas bawah yaitu mulai dari trakea hingga paru. Hingga saat ini masih jarang dilaporkan dampak rokok elektronik pada hidung dan saluran napas atas. Hal ini yang membuat saya mencoba melakukan penelitian dampak sumbatan dan inflamasi yang ditimbulkan oleh rokok elektronik dengan menggunakan Kuesioner NOSE. Metode Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan masyarakat Jabodetabek pengguna rokok elektronik tanpa riwayat sakit pernapasan sebagai subyeknya. Penelitian ini menggunakan kuesioner daring berbasis Google Forms sebagai instrumen dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis signifikansi dilakukan dengan uji Chisquare atau uji Fisher Exact jika syarat Chi-square tidak terpenuhi. Hubungan dikatakan bermakna jika nilai p < 0.05. Hasil Sebagian besar responden berusia antara 18-24 tahun, laki-laki, merupakan lulusan SMA, serta berdomisili di Jakarta Barat. Jenis rokok elektronik yang paling banyak digunakan adalah pod. Hampir separuh responden juga menggunakan rokok konvensional. Ditemukan hubungan bermakna antara frekuensi dan durasi penggunaan rokok elektronik dengan derajat skor Nasal Obstruction Symtpom Evaluation (NOSE) dengan nilai p .000 untuk kedua faktor tersebut. Peneliti menemukan bahwa responden yang menggunakan rokok elektronik selama lebih dari tiga kali dan lebih dari 15 menit setiap harinya memiliki derajat skor NOSE dengan klasifikasi berat. Kesimpulan Frekuensi dan durasi penggunaan rokok elektronik per hari memiliki hubungan bermakna dengan derajat skor NOSE pada masyarakat Jabodetabek. Terutama, penggunaan rokok elektronik lebih dari 15 menit setiap harinya memiliki korelasi signifikan terhadap kesulitan bernapas.
Kata Kunci: Rokok elektronik, NOSE, Saluran napas atas, Jabodetabek, Frekuensi, Durasi


Introduction The use of conventional cigarettes has been declining over the last few years, replaced by electronic cigarettes. Consensus towards e-cigarettes is that they are a lot safer than traditional cigarettes. The upper airway is the first line of defense during breathing. However, most of the reported effects of e-cigarette use are on the lower airway which extends from the trachea to the lungs. Until this point, there have been minimal reports of the effects of e-cigarettes on the upper airway. Therefore, this study aims to look for the effects of e-cigarettes towards nasal / upper airway using the NOSE questionnaire. Method This study is cross-sectional by design and involves the residents of Greater Jakarta area without a history of respiratory illnesses as its subject. This study used an online survey based on Google Forms as an instrument which has been validated and tested for its reliability. Analysis of significance was done with Chi-square test or Fisher Exact test if the criterion of Chi-square test were not met. Results were considered significant if the pvalue was < 0.05. Results Most respondents were between the ages of 18-24 years old, male, most recently graduated high school and lived in West Jakarta. The most common type of e-cigarette used was pod. Nearly half of respondents reported also using conventional cigarettes. Results showed a significant association between the frequency and duration of ecigarette use with the degree of NOSE scores with a p value of .000 for each of these factors. It was discovered that respondents who used e-cigarettes more than three times a day and for more than 15 minutes each day had a severe NOSE classification. Conclusion Daily frequency and duration of e-cigarette use was significantly associated with the residents of Greater Jakarta area’s NOSE scores. The use of e-cigarettes, especially for more than 15 minutes each day, had significant correlation with difficulty of nasal breathing.
Keywords: E-cigarette, NOSE, Upper airway, Greater Jakarta, Frequency, Duration