Skripsi

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Mekanisme Koping pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan = Factors Associated with Coping Mechanisms among Inmates at Nusakambangan Correctional Institution.

Latar Belakang Isolasi, kepadatan penghuni, dan kurangnya privasi memperburuk kerentanan narapidana terhadap gangguan mental. Mekanisme koping berperan sebagai cara untuk menurunkan kemungkinan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mekanisme koping di antara narapidana di penjara dengan keamanan tertinggi di Indonesia, yang menjadi dasar bagi strategi rehabilitasi yang lebih terarah di penjara sehingga reintegrasi masyarakat optimal. Metode Penelitian cross-sectional dilakukan terhadap 121 narapidana risiko sedang di Nusakambangan, menggunakan kuesioner sosiodemografi terintegrasi dan skala BRIEF-COPE. Pengolahan data untuk uji hipotesis menggunakan ANOVA, Kruskal Wallis, Independent T-test, Mann-whitney, Spearman, dan Regresi Linear. Hasil Religion coping adalah mekanisme koping yang paling tinggi diadaptasi oleh narapidana, sedangkan behavioral disengagement menjadi komponen paling rendah. Hubungan paling signifikan dapat antara mekanisme koping penggunaan zat dengan riwayat residivisme. Bertambahnya usia, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan sebelumnya berpotensi sebagai faktor protektif terhadap mekanisme koping adaptif, berbeda dengan riwayat perkawinan yang berkorelasi dengan venting dan self-blaming yang lebih tinggi. Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan peran penting faktor sosiodemografi dalam membentuk mekanisme penanganan, menekankan perlunya program intervensi psikologis yang disesuaikan untuk mengatasi gaya penanganan tertentu, mengurangi residivisme, dan meningkatkan reintegrasi. Penelitian menggunakan metode kualitatif direkomendasikan untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang kebutuhan individu narapidana, yang memungkinkan pengembangan intervensi psikologis dan mekanisme penanganan yang lebih baik.
Kata Kunci: Faktor Sosiodemografis, Mekanisme koping, Narapidana, Nusakambangan


Introduction Isolation, overcrowding, and lack of privacy exacerbate inmates' vulnerability to mental disorders. Coping mechanisms serve as a means to reduce the likelihood of these adverse effects. This study aims to identify factors influencing coping mechanisms among inmates in the highest-security prison in Indonesia, providing a foundation for more targeted rehabilitation strategies in prison, which in turn would facilitate optimal reintegration into society. Method A cross-sectional study was conducted with 121 medium-risk inmates at Nusakambangan, utilizing integrated sociodemographic questionnaires and BRIEF-COPE scale. Data analysis for hypothesis testing employed ANOVA, Kruskal-Wallis, Independent T-test, Mann-Whitney, Spearman, and Linear Regression. Results Religion-focused coping emerged as the most frequently adopted mechanism among inmates, while behavioral disengagement was the least utilized. The most significant association was found between substance use coping mechanisms and a history of recidivism. Increasing age, educational level, and prior employment status appeared as potential protective factors for adaptive coping mechanisms, whereas marital history correlated with higher levels of venting and self-blame. Conclusion This study highlights the critical role of sociodemographic factors in shaping coping mechanisms, underscoring the need for tailored psychological intervention programs to address specific coping styles, reduce recidivism, and enhance reintegration outcomes. Qualitative research is recommended to gain deeper insights into the individual needs of inmates, allowing for the development of improved psychological interventions and coping strategies.
Keywords: Coping mechanism, Inmates, Nusakambangan, Sociodemographic Factors