Tesis

Pengaruh Prehabilitasi Fungsi Paru terhadap Postoperative Pulmonary Complications (PPC) pada Pasien Pembedahan Abdomen Atas yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif = The Impact of Lung Function Prehabilitation to Postoperative Pulmonary Complications (PPC) on Patient Undergoing Upper Abdominal Surgery Treated in Intensive Care Unit.

Latar belakang: Prehabilitasi bertujuan untuk mengoptimalkan kondisi fisiologis dan mengatasi risiko yang dapat dimodifikasi demi mencapai hasil pascabedah yang lebih baik. Komplikasi yang sering terjadi pascabedah abdomen atas adalah komplikasi paru. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan pengaruh prehabilitasi fungsi paru terhadap PPC pada pasien pascabedah abdomen atas yang dirawat di Unit Perawatan Intensif. Metode: Penelitian ini adalah uji klinis secara acak tanpa penyamaran pada 36 pasien dewasa pada pasien pascabedah abdomen atas yang dirawat di Unit Perawatan Intensif. Subjek yang memenuhi kriteria penerimaan akan dibagi menjadi dua kelompok: kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi akan diberikan resep latihan aerobik, kekuatan otot, dan inspiratory muscle training dengan threshold IMT yang disesuaikan dengan hasil penilaian fungsi paru dan kapasitas fungsional dari masing-masing subjek. Kedua kelompok akan dinilai penurunan fungsi diafragma menggunakan rerata rasio ketebalan diafragma saat prabedah, hari 1 dan 3 pascabedah. Penilaian atelektasis menggunakan skor LUS dan infeksi paru menggunakan skor CPIS dilakukan pada hari 1 dan 3 pascabedah. Kelompok intervensi akan diberikan program prehabilitasi sesuai keputusan klinisi. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara prehabilitasi fungsi paru dengan PPC (p=0,01). Rerata rasio diafragma dan skor CPIS memiliki perbedaan yang signifikan antara pasien kontrol dengan intervensi (p=0,01, p=0,02). Tidak ditemukan pasien yang mengalami ateletaksis pada kedua kelompok. Kesimpulan: Program prehabilitasi fungsi paru terbukti dapat mencegah PPC pada pasien bedah abdomen atas yang dirawat di Unit Perawatan Intensif. Gambaran PPC kelompok intervensi lebih rendah dibandingkan kontrol. Rasio ketebalan diafragma kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan kontrol, skor LUS tidak dapat dibandingkan karena tidak ditemukan pasien dengan atelektasis. skor CPIS kelompok intervensi lebih rendah dari kontrol.
Kata kunci: Prehabilitasi fungsi paru, postoperative Pulmonary Complication (PPC), pembedahan abdomen atas, intensive care unit (ICU)


Backgrounds: Prehabilitation aims to optimize physiological condition and address modifiable risk to achieve better postoperative outcomes. The most common complication after abdominal surgery is pulmonary complications. The aim of this study is to compare the effect of lung function prehabilitation to PPC on patient undergoing upper abdominal surgery treated in intensive care unit (ICU). The primary outcomes assessed were diaphragm ratio, clinical pulmonary infetion score (CPIS) score and lung ultrasound score (LUS) score. Methods: This study is a randomized clinical trial (RCT), non-blinding involving 36 adults undergoing upper abdominal surgery patients treated in ICU. Subjects who met the inclusion criteria will be divided into: control group and treatment group. The treatment group were prescribed a tailored prehabilitation program consist of aerobic exercise, muscle strength exercise and inspiratory muscle training with threshold IMT according to the result of the pulmonary function and functional capacity assessment of each subject. Both group were assessed for the change in diaphragm diaphragm thickness ratio pre-surgery, day one and three post-surgery. Atelectasis using the LUS score and lung infection using the CPIS score assessment were carried out two times: postoperatively (one day and three days post-surgery). The intervention group will be given a prehabilitation program according to clinician decision Results: There was a significant relationship between prehabilitation and PPC (p=0,01). The mean of diaphragm ratio and CPIS score had a significant differences between control and treatment group (p=0,01, p=0,02). No patients experienced atelectasis in both groups. Conclusions: Pulmonary function prehabilitation proven significantly reduced PPC in upper abominal surgery patients treated in ICU. The frequency of PPC in the treatment group was lower than the control group. The diaphragm thickening ratio of the treatment group was higher than the control group. The LUS score could not be compared because no patients with atelectasis were found. The CPIS score ofthe treatment group was lower than the control group.
Keywords: Lung function prehabilitation, postoperative Pulmonary Complication (PPC), upper abdominal surgery, intensive care unit.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2024
Pengarang

Berri Primayana - Nama Orang
Dita Aditianigsih - Nama Orang
Sidharta Kusuma Manggala - Nama Orang
Peggy - Nama Orang
Lam Sihardo - Nama Orang

No. Panggil
T24458fk
Penerbit
Jakarta : Sp-2 Anestesiologi dan Terapi Intensif.,
Deskripsi Fisik
xiii, 93 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
SBP Online
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T24458fkT24458fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Pengaruh Prehabilitasi Fungsi Paru terhadap Postoperative Pulmonary Complications (PPC) pada Pasien Pembedahan Abdomen Atas yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif = The Impact of Lung Function Prehabilitation to Postoperative Pulmonary Complications (PPC) on Patient Undergoing Upper Abdominal Surgery Treated in Intensive Care Unit.

Related Collection


WhatsApp

Halo Sobat Medi 👋

Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Layanan WA Perpustakaan FKUI
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional (di atas) akan direspon pada hari kerja berikutnya.