Disertasi

Efek Pemengaruh dalam Video Promosi Kesehatan terhadap Intensi Pengambilan Keputusan dengan Studi Neuromarketing berbasis Analisis Parameter Fisiologis. = The Effect ofInfluence in Health Promotion Videos on Decision Making Intentions with Neuromarketing Studies based on Physiological Parameter Analysis.

Latar belakang. Pendekatan neuromarketing secara objektif untuk menganalisis mekanisme pengambilan keputusan belum banyak diteliti dengan pengukuran respon atas stimulus, belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peran pemengaruh dalam pendekatan neuromarketing berdasarkan rekaman respon neuron otak, analisis fokus visual, respon saraf otonom simpatis dan parasimpatis, dan jalur neurotransmiter. Metode. Perbandingan respon stimulus dinilai dengan desain eksperimental antara kelompok stimulasi video promosi kesehatan terstandar yang dibawakan oleh juru bicara pemengaruh dengan yang dibawakah oleh bukan pemengaruh. Setiap kelompok berjumlah 30 orang dengan alokasi random dan telah sesuai kriteria inklusi dan eksklusi serta penyamaran pada subjek. Respon stimulus dinilai dengan pemeriksaan qEEG, eye tracking dan HRV pada sebelum, saat dan setelah stimulasi video. Respon subjektif dinilai dengan kuesioner PEMAT-AV setelah stimulasi. Analisis molekuler protein yang terlibat dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan Protein Protein Interaction dan Gene Ontology. Hasil. Fiksasi fokus visual subjek pada kelompok pemengaruh dan bukan pemengaruh lebih lama untuk komponen informasi dibandingkan dengan komponen juru bicara (p < 0,01). Nilai SDNN, LF, HF menunjukkan setelah stimulasi, kondisi aktivasi parasimpatis atau relaksasi yang lebih tinggi pada juru bicara pemengaruh walaupun secara statistik tidak bermakna (berturutturut p=0,066, p=0,35, p=0,36). Berdasarkan analisis hemisferic FAA pada qEEG (Quantitative Electroencephalogram), pada kelompok pemengaruh didapatkan lateralisasi positif lebih besar dibandingkan dengan kelompok bukan pemengaruh (7,3x10-1µV2 dibandingkan -0,07x10-1µV2), walaupun perbedaan tersebut secara statistik tidak berbeda bermakna (p > 0,05). Hasil analisis FAA juga menunjukkan bahwa lateralisasi di awal stimulasi diikuti dengan lateralisasi pada sisi yang sama pada tahap-tahap berikutnya. Lateralisasi di awal stimulasi menunjukkan bahwa pentingnya memperhatikan pemancing (hook) yang dapat mengikat subjek melanjutkan perhatian, memberikan approach dan likeliness yang berkesinambungan. Terdapat tiga protein sebagai potensi penanda biologis yaitu HTR2A (5 Hydroxytryptamine Receptor 2A), SLC6A4 (Solute Carrier Family 6 Member 4) dan COMT (Catechol-O-Methyltransferase), yang mempunyai peranan dominan dalam jalur neurotransmitter dan peran biologisnya pada proses pengambilan keputusan, Analisis PEMAT-AV menunjukkan kedua kelompok (97,84% dan 99,43% untuk understandability, 97,87% dan 100% untuk actionability) mempunyai intensi positif terhadap isi pesan dan hasil PEMAT A/V selaras dengan hasil analisis FAA. Kesimpulan. Dalam penyusunan video promosi kesehatan sangat penting untuk memperhatikan tampilan awal pesan terlepas dari keberadaan pemengaruh. Pemeriksaan qEEG, eye tracking, HRV dan prediksi jalur neurotransmiter dapat digunakan sebagai biomarker dalam menilai intensi pengambilan keputusan.
Kata kunci : pemengaruh, promosi kesehatan, pengambilan keputusan, neuromarketing, qEEG, eye-tracking, HRV, Protein Protein Interaction, Gene Ontology


Background. An objective neuromarketing approach to analyzing decision-making mechanisms has not been widely studied. Measuring responses to stimuli has not been widely studied. This research aims to reveal the role of influence in a neuromarketing approach based on recording brain neuron responses, analysis of visual focus, sympathetic and parasympathetic autonomic nervous responses, and neurotransmitter pathways. Method. Comparison of stimulus responses was assessed using an experimental design between standardized health promotion video stimulation groups delivered by influencer spokespeople and those delivered by non-influencers. Each group consisted of 30 people with random allocation and complied with the inclusion and exclusion criteria as well as blinding of the subjects. Stimulus response was assessed by examining qEEG, eye tracking and HRV before, during and after video stimulation. Subjective response was assessed with the PEMAT-AV questionnaire after stimulation. Molecular analysis of proteins involved in decision making was carried out using the Protein Protein Interaction and Gene Ontology approaches. Results. Subject’s fixation of visual focus in the influence and non-influence groups was longer for the information component compared to the spokesperson component (p < 0.01). The SDNN, LF, HF values showed that after stimulation, a higher state of parasympathetic activation or relaxation in the influencer spoke, although they were not statistically significant (respectively p=0.066, p=0.035, p=0.36). Based on FAA hemispheric analysis on qEEG (Quantitative Electroencephalogram), the influence group found greater positive lateralization compared to the non-influence group (7,3x10- 1µV2 compared to-0,07x10-1µV2), although this difference was not statistically significant (p > 0.05). The FAA analysis results also show that lateralization at the beginning of stimulation is followed by lateralization on the same side in subsequent stages. Lateralization at the beginning of stimulation shows the importance of paying attention to the hook which can bind the subject to continue attention, providing continuous approach and likeliness. There are three proteins as potential biological markers, namely HTR2A (5 Hydroxytryptamine Receptor 2A), SLC6A4 (Solute Carrier Family 6 Member 4) and COMT (Catechol-O-Methyltransferase), which have a dominant role in neurotransmitter pathways and their biological role in the decision-making process. PEMAT-AV analysis shows that both groups (97.84% and 99.43% for understandability, 97,87% and 100% for actionability) have positive intentions towards the message content and the PEMAT A/V results are in line with the results of the FAA analysis Conclusion. When preparing a health promotion video, it is very important to pay attention to the initial appearance of the message, regardless of the presence of the influencer. QEEG examination, eye tracking, HRV and prediction of neurotransmitter pathways can be used as biomarkers in assessing decision-making intentions.
Keywords. influencer, health promotion, decision making, neuromarketing, qEEG, eye-tracking, HRV, Protein Protein Interaction, Gene Ontology

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2024
Pengarang

Irzan Nurman - Nama Orang
Ninik Mudjihartini - Nama Orang
Nurhadi Ibrahim - Nama Orang
Muchtaruddin Mansyur - Nama Orang

No. Panggil
D24048fk
Penerbit
Jakarta : Program Doktor Ilmu Biomedik.,
Deskripsi Fisik
xx, 159 hlm., 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
Belum SBP
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
D24048fkD24048fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Efek Pemengaruh dalam Video Promosi Kesehatan terhadap Intensi Pengambilan Keputusan dengan Studi Neuromarketing berbasis Analisis Parameter Fisiologis. = The Effect ofInfluence in Health Promotion Videos on Decision Making Intentions with Neuromarketing Studies based on Physiological Parameter Analysis.

Related Collection