Tesis
Gambaran foto toraks pra-tindakan pada pasien anak di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo = Pre-procedural chest X-ray of pediatric patients at the Outpatient Unit of Cipto Mangunkusumo Hospital.
Latar Belakang: Foto toraks merupakan salah satu prosedur pemeriksaan rutin yang dilakukan sebelum menjalani suatu tindakan bedah/non-bedah pada pasien anak di Indonesia. Alasannya adalah untuk menilai masalah kesehatan yang ada sebelumnya, mengidentifikasi kondisi medis yang tidak diketahui sebelumnya, dan memprediksi komplikasi sebelum dan sesudah operasi. Namun, pemeriksaan ini dianggap sudah tidak relevan lagi oleh banyak studi terbaru karena dianggap tidak efektif dari segi biaya dan memberikan risiko paparan radiasi yang tidak perlu. Di Indonesia, belum ada studi yang memberikan gambaran mengenai foto toraks pra-tindakan pada pasien anak maupun dewasa. Tujuan: Memberikan gambaran foto toraks pra-tindakan pada pasien anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan kepada klinisi. Metode: Studi ini merupakan suatu studi observasional kohort retroskpektif. Subyek penelitian adalah pasien yang berkunjung ke Klinik Pediatri Umum RSCM dan menjalani pemeriksaan foto toraks pra-tindakan dalam kurun waktu 1 Januari 2023–31 Januari 2024. Subyek penelitian kemudian dibagi ke dalam dua kelompok utama berdasarkan hasil pemeriksaan foto toraks pra-tindakan, yaitu foto toraks normal dan abnormal. Data yang dikumpulkan berupa karakteristik pasien, gambaran foto toraks, penundaan/pembatalan tindakan, perubahan anestesi, dan komplikasi perioperatif. Pengumpulan data diambil dari rekam medis elektronik RSCM berupa hospital information system (HIS) dan electronic health record (EHR). Hasil: Terdapat 427 subyek penelitian yang terdiri dari 272 (63,7%) foto toraks normal dan 155 (36,3%) foto toraks abnormal. Penundaan tindakan terjadi pada 24 (5,6%) kasus, sedangkan pembatalan tindakan terjadi pada 6 (1,4%) kasus. Perubahan anestesi hanya terjadi pada 4 kasus (0,01%) dan komplikasi perioperatif terjadi pada 12 (2,9%) kasus. Tidak terdapat hubungan antara gambaran foto toraks pra-tindakan dengan penundaan/pembatalan tindakan (p=0,406), perubahan anestesi (p=0,301), atau komplikasi perioperatif (p=0,225). Kesimpulan: Foto toraks sebaiknya tidak dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin pra-tindakan karena tidak berhubungan dengan penundaan/pembatalan tindakan, perubahan anestesi, atau komplikasi perioperatif.
Kata kunci: foto toraks, pra-tindakan
Background: Chest X-ray is one of the routine examination procedures performed prior to surgical or non-surgical interventions in pediatric patients in Indonesia. The reasons for this include assessing pre-existing health issues, identifying previously unknown medical conditions, and predicting complications before and after surgery. However, this examination has been deemed irrelevant by many recent studies, as it is considered cost-ineffective and poses unnecessary radiation exposure risks. In Indonesia, there have been no studies providing an overview of pre-procedural chest X-rays in both pediatric and adult patients. Objective: Delivering an account of pre-procedural chest X-rays in pediatric patients at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) to aid in clinician evaluation and decision-making. Method: This study is a retrospective cohort observational study. The subjects are patients visiting the General Pediatric Clinic at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) who underwent pre-procedural chest X-rays between January 1, 2023, and January 31, 2024. The subjects were then divided into two main groups based on the results of the pre-procedural chest X-ray: normal and abnormal chest X-rays. The collected data included patient characteristics, chest X-ray findings, delays/cancellations of procedures, changes in anesthesia, and perioperative complications. Data collection was sourced from the electronic medical records of RSCM, specifically the Hospital Information System (HIS) and Electronic Health Record (EHR). Results: There were 427 research subjects, consisting of 272 (63.7%) normal chest X-rays and 155 (36.3%) abnormal chest X-rays. Delays in procedures occurred in 24 cases (5.6%), while cancellations occurred in 6 cases (1.4%). Changes in anesthesia were observed in only 4 cases (0.01%), and perioperative complications occurred in 12 cases (2.9%). There was no significant association between the pre-procedural chest X-ray findings and delays/cancellations of procedures (p=0.406), changes in anesthesia (p=0.301), or perioperative complications (p=0.225). Conclusion: Chest X-rays should not be recommended as routine pre-procedural examinations, as they are not associated with delays/cancellations of procedures, changes in anesthesia, or perioperative complications.
Keywords: chest x-ray, pre-procedural
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2024
- Pengarang
-
Andreas S Haloho - Nama Orang
Haryanti Fauzia Wulandari - Nama Orang - No. Panggil
-
T24427fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Anak., 2024
- Deskripsi Fisik
-
xvi, 59 hlm., ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
SBP Online
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
T24427fk | T24427fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi