Tesis

Pengaruh High Intensity Interval Training Durasi 6-Minggu terhadap Massa Otot Gastroknemius melalui Jalur mTORC1 dan FOXO1 pada Tikus dengan Induksi Streptozotocin = The effect of a 6-week High Intensity Interval Training on Gastrocnemius Muscle Mass via The mTORC1 and FOXO1 Pathways in Streptozotocin-induced Rats.

Diabetes Melitus Tipe II (T2DM) menyebabkan berbagai risiko komplikasi, seperti atrofi otot gastroknemius. Resistensi insulin menyebabkan proses degradasi otot rangka akan menjadi lebih dominan dari pada jalur sintesis protein. Latihan fisik dengan interval dan intensitas tinggi (HIIT) memiliki berbagai manfaat klinis dengan durasi pelaksanaan yang singkat. Makalah ini bertujuan untuk membahas peran latihan fisik HIIT terhadap peningkatan massa otot dan kadar protein fungsional FOXO1 dan mTORC1 terhadap pencegahan atrofi otot rangka pada pasien T2DM. Sebanyak 20 ekor tikus dikelompokkan menjadi 3 dalam kelompok kontrol normal tanpa perlakuan (K) 6 ekor, kelompok T2DM tanpa perlakuan (KDM) 6 ekor dan kelompok T2DM dengan perlakuan (DM-HIIT) 8 ekor. Ketiga kelompok diberikan latihan HIIT dengan duarasi 6 minggu. Massa otot dilihat dari berat jaringan otot gastroknemius setelah dilakukan dekapitasi dan dibandingkan antar kelompok. Kadar protein FOXO1 dan mTORC1 dilihat dengan menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa parameter massa otot mendapatkan nilai p=0.653 yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antar kelompok. Pada kadar FOXO1 juga memberikan hasil tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0.257). Begitu pula dengan kadar biomarker mTORC1 dengan nilai p=0.223 maka tidak terdapat perbedaan signifikan. Durasi pemberian latihan HIIT, pengambilan dan pengukuran protein biomarker harus diperhatikan agar dapat membedakan efek akut dan efek kronis setelah pemberian perlakuan HIIT pada tikus T2DM.
Kata Kunci: HIIT, FOXO1, mTORC1, gastroknemius


Type II Diabetes Mellitus (T2DM) poses various complications, including gastrocnemius muscle atrophy. Insulin resistance leads to an increased dominance of skeletal muscle degradation over protein synthesis. High-Intensity Interval Training (HIIT) has demonstrated clinical benefits with a brief duration of implementation. This paper aims to explore the role of HIIT in enhancing muscle mass and the levels of functional proteins FOXO1 and mTORC1 in preventing skeletal muscle atrophy in T2DM patients. A total of 20 rats were categorized into three groups: a normal control group without treatment (K) with 6 rats, a T2DM group without treatment (K-DM) with 6 rats, and a T2DM group with HIIT treatment (DM-HIIT) with 8 rats. All three groups underwent HIIT for a duration of 6 weeks. Muscle mass was assessed by weighing the gastrocnemius muscle tissue after decapitation and was compared between groups. FOXO1 and mTORC1 protein levels were measured using the enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) method. Measurement results indicated that the muscle mass parameter obtained a p-value of 0.653, signifying no significant difference between groups. Similarly, FOXO1 levels showed no significant difference (p=0.257), and mTORC1 biomarker levels also exhibited no significant difference with a p-value of 0.223. The duration of HIIT administration, as well as the timing of protein biomarker collection and measurement, should be considered to distinguish between acute and chronic effects after HIIT treatment in T2DM rats.
Keywords: HIIT, FOXO1, mTORC1, gastrocnemius