Skripsi

Hubungan Antara Faktor Penghambat dan Antrian Operasi Bedah Saraf di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo = The Association Between Inhibiting Factors and the Queue for Neurosurgical Operations at Cipto Mangunkusumo Hospital.

Latar Belakang Ruang operasi merupakan suatu tempat yang dikhususkan untuk melakukan tindakan pembedahan pada pasien. Lama antrian pasien menerima pelayanan kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan. Faktor penghambat tersebut dapat berasal dari rumah sakit maupun dari pasien operasi. Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Data pada penelitian berasal dari data sekunder divisi bedah saraf RSCM mulai tahun 2022 hingga tahun 2023. Analisis data menggunakan uji kai kuadrat. Hasil Durasi rata rata antrian sebelum menjalani operasi bedah saraf adalah selama 1 bulan 3 minggu 1 hari (52 hari) dengan banyaknya antrian pada tahun 2022 sebanyak 66% dengan hambatan yang berasal dari rumah sakit sebesar 50,4% dan dari pasien sebesar 16,6% sedangkan pada tahun 2023 sebanyak 62.5% dengan hambatan yang berasal dari rumah sakit sebesar 35,5% dan hambatan yang berasal dari pasien sebesar 27%. Berdasarkan hasil analisa SPSS menggunakan kai kuadrat, didapatkan nilai P=0,00 (P < 0,05) yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara faktor penghambat dan antrian operasi bedah saraf di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Kesimpulan Terdapat hubungan bermakna antara faktor penghambat dengan antrian operasi bedah saraf di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Kata Kunci: Antrian, Bedah Saraf, Administrasi, Diagnostik, Ruang Operasi, Ruang Pasca Operasi.


Introduction The surgery room is a place specifically for carrying out surgical procedures on patients. The long queue for patients to receive health services is an indicator of the quality of health services. These inhibiting factors can come from hospitals or from surgical patients. Method This study used a cross sectional research design among health workers at Cipto Mangunkusumo Hospital. The data in the study came from secondary data from the RSCM neurosurgery division from 2022 to 2023. Data analysis used the chi-square test. Results The average duration of the queue before undergoing neurosurgical surgery is 1 month 3 weeks 1 day (52 days) with the number of queues in 2022 amounting to 66% with obstacles originating from hospitals amounting to 50.4% and from patients amounting to 16.6% while in 2023 it will be 62.5% with barriers originating from hospitals amounting to 35.5% and barriers originating from patients amounting to 26.9%. Based on the results of SPSS analysis using chi-square, a value of P=0.00 (P < 0.05) was obtained, which means there is a significant relationship between inhibiting factors and the queue for neurosurgery at Cipto Mangunkusumo Hospital. Conclusion There is a significant relationship between inhibitory factors and the queue for neurosurgery operations at Cipto Mangunkusumo Hospital.
Keyword Queue, Neurosurgery, Administration, Diagnostics, workup, surgery Room, Postoperative Room.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2023
Pengarang

Arsyan Adiyatama Aminuddin - Nama Orang
David Tandian - Nama Orang

No. Panggil
S23190fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xiv, 55 hlm., ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
SBP Online
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S23190fkS23190fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Hubungan Antara Faktor Penghambat dan Antrian Operasi Bedah Saraf di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo = The Association Between Inhibiting Factors and the Queue for Neurosurgical Operations at Cipto Mangunkusumo Hospital.

Related Collection