Tesis

Association of Eating Behavior and Diet Quality Among Student in Taruna Nusantara Senior High School = Hubungan Perilaku Makan dan Kualitas Diet di Kalangan Siswa SMA Taruna Nusantara.

Obesity rates in Indonesia have surged, with a 27% obesity rate among Central Java adolescents over 15 in 2018, raising health and economic concerns. Poor diet quality in adolescents, due to unhealthy eating habits, necessitates nutritional education, especially in controlled environments like boarding schools. Influencing factors include family, media, body image, and health considerations. A crosssectional study with 200 subjects aged 15-17 was conducted on January 12 to February 12, 2024. Tools like the Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ) and Diet Quality Index for Adolescents (DQI-I) are vital for assessing and improving dietary habits. Additionally, sociodemographic data, nutritional status and physical activity were collected. The data were analyzed using multiple linear regression. The study investigates how eating behaviors influence diet quality on regular days, weekdays, and weekends. It reveals that restrained eating correlates with better diet quality on average days, while external eating is linked to poorer diet quality overall. Weekdays show weaker connections between eating behaviors and diet quality, but weekends demonstrate a stronger influence. External eating consistently reduces diet quality across all periods. Gender and pocket money also play significant roles, with males exhibiting lower diet quality and higher pocket money associated with improved diet quality, particularly on weekends. These findings highlight the importance of managing external eating behaviors and suggest avenues for targeted interventions to promote healthier dietary habits.
Keywords: Eating Behavior, Diet Quality, Adolescents


Tingkat obesitas di Indonesia meningkat, dengan prevalensi obesitas di kalangan remaja Jawa Tengah berusia di atas 15 tahun mencapai 27% pada tahun 2018, yang menimbulkan kekhawatiran kesehatan dan ekonomi. Kualitas diet yang buruk pada remaja, yang disebabkan oleh kebiasaan makan yang tidak sehat, memerlukan edukasi nutrisi, terutama di lingkungan yang terkontrol seperti asrama. Faktorfaktor yang mempengaruhi antara lain keluarga, media, citra tubuh, dan pertimbangan kesehatan. Studi potong lintang dengan 200 subjek berusia 15-17 tahun dilakukan pada 12 Januari hingga 12 Februari 2024. Alat seperti Kuesioner Perilaku Makan Belanda (DEBQ) dan Indeks Kualitas Diet untuk Remaja (DQI-I) sangat penting untuk menilai dan meningkatkan kebiasaan makan. Data sosiodemografis, status gizi, dan aktivitas fisik juga dikumpulkan. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Studi ini menginvestigasi bagaimana perilaku makan mempengaruhi kualitas diet pada hari biasa, hari kerja, dan akhir pekan. Temuan menunjukkan bahwa perilaku makan yang terkendali berkorelasi dengan kualitas diet yang lebih baik pada hari biasa, sementara perilaku makan eksternal dikaitkan dengan kualitas diet yang lebih buruk secara keseluruhan. Hubungan antara perilaku makan dan kualitas diet pada hari kerja lebih lemah, tetapi akhir pekan menunjukkan pengaruh yang lebih kuat. Perilaku makan eksternal secara konsisten mengurangi kualitas diet di semua periode. Jenis kelamin dan uang saku juga memainkan peran penting, dengan laki-laki menunjukkan kualitas diet yang lebih rendah dan uang saku yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan kualitas diet, terutama pada akhir pekan. Temuan ini menyoroti pentingnya mengelola perilaku makan eksternal dan menyarankan jalur intervensi yang ditargetkan untuk mempromosikan kebiasaan makan yang lebih sehat.
Kata Kunci: Perilaku Makan, Kualitas Diet, Remaja