Tesis
Pengaruh Pemberian Telur terhadap Kadar Malondialdehid pada Anak Stunting Usia 2-5 Tahun di Kabupaten Buton = The Effect of Egg Feeding on Malondialdehyde Levels in Stunted Children Aged 2-5 Years in Buton Regency.
Stunting ditandai oleh penurunan insulin- like growth factor-1, yang erat kaitannya dengan pelepasan reactive oxygen species berlebih, memicu stres oksidatif dan menyebabkan peningkatan malondialdehid (MDA). Protein berperan penting untuk pertumbuhan tulang dengan memodulasi hormon pertumbuhan dan regenerasi sel dalam menekan stres oksidatif. Telur menjadi salah satu pilihan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian telur terhadap kadar MDA. Studi eksperimental dilakukan terhadap anak stunting usia 2-5 tahun, melalui pengambilan darah, asupan protein (SQ-FFQ), status gizi, pada kunjungan pertama dan 30 hari setelah diberikan 1 butir telur per hari, di Puskesmas Siontapina, Kabupaten Buton. Analisis statistik menggunakan uji wilcoxon dan T tidak berpasangan, dilanjutkan uji mann-whitney dengan tingkat kepercayaan 95%. Sebanyak 40 anak berpartisipasi dan terbagi dalam 2 kelompok: P1 -kontrol/edukasi (n=20), P2- intervensi/edukasi+telur (n=20). P2 secara signifikan menunjukkan peningkatan asupan protein dan status gizi (TB/U, BB/TB) terbesar (p < 0.05), dengan rerata 33.09 g dan median z-score secara berurutan 0.24, -0.09. Namun, peningkatan BB/U pada P2 dengan median z-score 0.04 tidak signifikan (p=0.055). Penurunan kadar MDA terbesar secara signifikan (p < 0.001) pada P2 dengan median -0.60 nmol/mL. Pemberian telur 1 butir per hari selama 30 hari dapat menurunkan kadar MDA anak stunting dengan meningkatkan asupan protein dan status gizi.
Kata kunci: Stunting, malondialdehid, stres oksidatif, telur, protein hewani.
Stunting is characterized by a decrease in insulin-like growth factor-1, which is closely related to the release of excess reactive oxygen species, triggering oxidative stress and causing an increase in malondialdehyde (MDA). Protein plays an important role for bone growth by modulating growth hormone and cell regeneration in suppressing oxidative stress. Eggs are one of the cheap and easily available animal protein options. This study aims to determine the effect of egg feeding on MDA levels. Experimental studies were conducted on stunted children aged 2-5 years, through blood collection, protein intake (SQ-FFQ), nutritional status, at the first visit and 30 days after being given 1 egg per day, at the Siontapina Health Center, Buton Regency. Statistical analysis used wilcoxon and independent t-test, followed by mann-whitney test with 95% confidence level. A total of 40 children participated and participated in 2 groups: P1-control/education (n=20), P2-intervention/education+eggs (n=20). P2 significantly showed the greatest increase in protein intake and nutritional status (TB/U, BW/TB) (p < 0.05), with a mean of 33.09 g and a median z-score of 0.24, -0.09 respectively. . However, the increase in BW/U at P2 with a median z-score of 0.04 was not significant (p=0.055). The decrease in MDA levels was significantly greatest (p < 0.001) at P2 with a median of -0.60 nmol/mL. Giving eggs 1 egg per day for 30 days can reduce the MDA levels of stunted children by increasing protein intake and nutritional status.
Keywords: Stunting, malondialdehyde, oxidative stress, eggs, animal protein.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2024
- Pengarang
-
Ananda Putri Tarigan - Nama Orang
Dwirini Retno Gunarti - Nama Orang
Diana Sunardi - Nama Orang - No. Panggil
-
T24180fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Magister Ilmu Gizi., 2024
- Deskripsi Fisik
-
xvi, 125 hlm., ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
SBP Online
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
T24180fk | T24180fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi