Tesis

Hubungan Antara Konsentrasi SHBG (Sex Hormone Binding Globulin) Serum dengan Asupan Makronutrien, Testosteron dan BMI (Body Mass Index) pada Pria Dewasa Pegawai Negeri Sipil Golongan I = The Relationship Between Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) Serum Concentration with diet Macronutrien, Testosteron and Body Mass Index (BMI) in man Civil Servant of Grade I.

Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Dalam rangka pengembangan kontrasepsi pria, penggunaan kombinasi testosteron enantat (TE) dan progesteron [pada orang Kaukasia hanya mencapai azoospermia 70% sedangkan orang Asia mencapai 100% azoospermia (Moeloek, 1998). Faktor yang mungkin dapat menimbulkan perbedaan dalam menekan produksi sperma diduga disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan antara lain perbedaan asupan makanan antara orang Kaukasia dan orang Asia. Adapun ciri makanan negara Barat mengandung lemak dan protein tinggi sedangkan karbohidrat rendah. Sebaliknya untuk orang Asia mengandung lemak dan protein rendah, namun kandungan karbohidratnya tinggi. Dari penelitian dilaporkan bahwa asupan makanan seperti karbohidrat, lemak dan protein mempengaruhi konsentrasi SHBG (Sex Hormon Binding Globulin). SHBG adalah glikoprotein plasma, diproduksi oleh sel hati, mempunya afinitas yang tingggi terhadap dihidrotestosteron (DHT) dan juga mengikat estrogen tetapi daya ikatnya lebih rendah. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutyarso, 1997 pada hewan coba (Macaca Fascicularis) dengan memberikan model makanan orang Asia yaitu karbohidrat 70%, protein 15% dan lemak 15%. Hasil yang diperoleh kadar testosteron bebas pada hewan coba tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan hewan coba yang diberikan makanan lemak dan protein tinggi. Oleh karena itu kami merasa perlu mengadakan penelitian pada kelompok masyarakat Pegawai Negeri Sipil Golongan I yang mengkonsumsi karbohidrat tinggi namun protein dan lemak rendah. Pengukuran konsentrasi SHBG menggunakan ImmunoRadiometric Assay (IRMA), Untuk mengetahui asupan makronutrien yaitu karbohidrat, protein dan lemak dilakukan pencatatan makanan (Food recall) selama tiga hri berturut-turut. Pengukuran kadar testosteron total dan kadar testosteron bebas menggunakan RadioImmuno Assay (RIA). Penelitian yang telah dilakukan Longcope dkk, 2000 pria dewasa di AS Body Mass Index (BMI) merupakan faktor yang dapat memperkirakan (prediktor) konsentrasi SHBG di dalam tubuh. Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi SHBG 41,76 nmol/L. Asupan makronutrien yaitu karbohidrat 256,28 gram (56,24%), protein 43,92 gram (9,68%) dan lemak 69,28 gram (34,08%), kadar testosteron total 6,43 ng/mL, kadar testosteron bebas 22,39 pq/mL, Body Mass Index (BMI) 21,69 kg/m2. Dengan menggunkan "Pearson Correlation Coefficient" antara konsentrasi SHBG dengan karbohidrat (r=0,093), lemak (r=0,051), protein (r=0,002), kadar testosteron bebas (r=0,256), kadar testosteron total (r=0,518) dan Body Mass Index (BMI) (r=-0,519) mempunyai hubungan. Hasil analisis Regresi Ganda antara konsentrasi SHBG dengan BMI dan kadar testosteron total mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat signifikan 0,000 (P

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2002
Pengarang

Siti Nurbaya - Nama Orang
Nana Suhana - Nama Orang
Rosila Idris - Nama Orang
Enud J. Surjana - Nama Orang

No. Panggil
T02002fk
Penerbit
Jakarta : Program Magister Ilmu Biomedik.,
Deskripsi Fisik
xvi, 117 hlm., ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T02029fkT02029fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Hubungan Antara Konsentrasi SHBG (Sex Hormone Binding Globulin) Serum dengan Asupan Makronutrien, Testosteron dan BMI (Body Mass Index) pada Pria Dewasa Pegawai Negeri Sipil Golongan I = The Relationship Between Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) Serum Concentration with diet Macronutrien, Testosteron and Body Mass Index (BMI) in man Civil Servant of Grade I.

Related Collection