Tesis

Keterlambatan Bahasa dan Bicara pada Anak Usia 18-36 Bulan: Faktor yang Memengaruhi dan Hubungannya dengan Riwayat Lahir Prematur = Language and Speech Delay in Children Aged 18-36 Months: Influencing Factors and Their Relationship with History of Preterm Birth.

Objektif: untuk mendeteksi awal keterlambatan bahasa dan bicara pada anak usia 18-36 bulan dengan faktor yang memengaruhi dan hubungannya dengan riwayat lahir prematur. Metode: penelitian ini adalah studi analisis observasional dengan metode potong lintang pada anak usia 18-36 bulan di poliklinik anak RS Budi Kemuliaan dan RSUD Johar Baru, pada bulan Maret sampai Agustus 2023. Subjek penelitian dilakukan skrining dengan menggunakan early language milestone scale 2 (ELMS2). Hasil: Jumlah subjek penelitian sebesar 96 subjek, dengan 48 subjek anak lahir prematur (kelompok studi) dan 48 subjek anak lahir cukup bulan (kelompok kontrol). Sebanyak 22 subjek (68,8%) anak dengan riwayat lahir prematur mengalami keterlambatan bahasa dan bicara dibandingkan anak cukup bulan, p = 0,017; OR 3,2 (1,3-7,9). Dari analisis bivariat menggunakan chi square menunjukkan bahwa riwayat perawatan NICU, p < 0,001; OR 5.4 (2.0 - 14.5), riwayat kuning (jaundice), p = 0,046; OR 2.8 (0.9 - 7.7), riwayat kelurga dengan gangguan bahasa dan bicara, p = 0,003; OR 3.4 (2.5 - 4.6), jumlah screen time  2 jam, p= 0, 030; OR 2.6 (1.0 – 6.5), status ekonomi, p= 0,017, pendidikan ibu, p < 0,001 merupakan faktor yang memengaruhi kejadian keterlambatan bahasa dan bicara, sedangkan jumlah anak, p = 0,378 dan bilingualisme, p= 0,204, tidak memengaruhi kejadian keterlambatan bahasa dan bicara. Kesimpulan: Sebanyak 22 anak (68,8%) usia 18-36 bulan dengan riwayat lahir prematur yang mengalami keterlambatan bahasa dan bicara. Anak usia 1 8-36 bulan dengan riwayat lahir prematur, riwayat perawatan NICU, riwayat kuning (jaundice), riwayat keluarga dengan gangguan bahasa dan bicara, dan jumlah screen time yang tinggi, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami keterlambatan bahasa dan bicara. Anak usia 18-36 bulan yang berasal dari status ekonomi yang tinggi dan status pendidikan ibu yang tinggi, memiliki risiko rendah untuk mengalami keterlambatan bahasa dan bicara. Banyak nya jumlah anak dan penerapan komunikasi bilingualisme tidak memengaruhi keterlambatan bahasa dan bicara.
Kata kunci: Keterlambatan bahasa dan bicara, ELMS2, riwayat lahir prematur


Objective: to detect early language and speech delays in children aged 18-36 months with influencing factors and their relationship with a history of preterm birth. Method: This study was an observational analytic study with a cross-sectional method in children aged 18-36 months at the pediatric polyclinic of RS Budi Kemuliaan and RSUD Johar Baru, from March to August 2023. The subjects were screened using the early language milestone scale 2 (ELMS2). Result: Total subjects were 96 subjects, 48 subjects with history of preterm birth (study group) and 48 subjects with history of full-term birth (control group). A total of 22 subjects (68.8%) of children with history of preterm birth experienced language and speech delays compared to full-term children, p = 0.017; OR 3.2 (1.3-7.9). Bivariate analysis using chi square showed that history of NICU, p < 0.001; OR 5.4 (2.0 - 14.5), history of jaundice, p = 0.046; OR 2.8 (0.9 - 7.7), family with language and speech disorders, p = 0.003; OR 3.4 (2.5 - 4.6), screen time ≥ 2 hours, p = 0, 030; OR 2. 6 (1.0 - 6.5), economic status, p = 0.017, maternal education, p < 0.001 were factors that influenced the incidence of language and speech delay, while the number of children, p = 0.378 and bilingualism, p = 0.204, did not influence the incidence of language and speech delay. Conclusion: A total of 22 children (68.8%) aged 18-36 months with a history of preterm birth experienced language and speech delays. Children aged 18-36 months with a history of preterm birth, history of NICU, history of jaundice, family with language and speech disorders, and a high amount of screen time, have a higher risk of experiencing language and speech delays. Children aged 18-36 months from high economic status and high maternal educational status had a lower risk of language and speech delay. The number of children and the use of bilingual communication did not affect language and speech delay.
Keywords: Languange and speech delay, ELMS2, history of preterm birth

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2023
Pengarang

Multazam - Nama Orang
Luh Karunia Wahyuni - Nama Orang
Lestaria Aryanti - Nama Orang
Maria Regina Rachmawati - Nama Orang

No. Panggil
T23614fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.,
Deskripsi Fisik
xv, 98 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
SBP Online
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T23614fkT23614fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Keterlambatan Bahasa dan Bicara pada Anak Usia 18-36 Bulan: Faktor yang Memengaruhi dan Hubungannya dengan Riwayat Lahir Prematur = Language and Speech Delay in Children Aged 18-36 Months: Influencing Factors and Their Relationship with History of Preterm Birth.

Related Collection