Tesis

Ekspresi β-Catenin sebagai Faktor Prognosis Kekambuhan Angiofibroma Nasofaring Belia = β-catenin Expression as a Prognostic Factor for The Recurrence of Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma.

Latar belakang: Angiofibroma nasofaring belia (ANB) adalah tumor fibrovaskular yang langka. Meskipun bersifat jinak secara histologis, secara klinis ANB bersifat merusak jaringan sekitar. Tingkat morbiditas, mortalitas, dan kekambuhan ANB diketahui memiliki angka yang tinggi. Kekambuhan sering terkait dengan faktor prognosis seperti ukuran tumor, ekstensi, usia, teknik pembedahan, embolisasi pre operasi, dan faktor genetik. Ekspresi β-catenin dalam pertumbuhan ANB telah diidentifikasi, namun hubungannya dengan kekambuhan ANB masih perlu lebih diteliti lebih lanjut. Tujuan: Mengidentifikasi hubungan ekspresi β-catenin sebagai faktor prognosis kekambuhan pada pasien ANB. Metode: Penelitian dengan rancangan studi analitik observasional dengan pendekatan kasus kontrol terhadap pasien ANB yang menjalani ekstirpasi tumor di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo antara tahun 2013 dan 2022. Pasien ANB yang tidak mengalami kekambuhan ditetapkan sebagai kelompok kontrol, sementara pasien yang mengalami kekambuhan ditetapkan sebagai kelompok kasus. Data mengenai demografi, karakteristik tumor, prosedur pre-ekstirpasi, pendekatan bedah, dan perdarahan intraoperatif dikumpulkan melalui rekam medis. Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan untuk mengetahui ekspresi β-catenin pada kelompok pasien ANB yang mengalami kekambuhan dan yang tidak. Hasil: Didapatkan 33 pasien ANB dalam penelitian ini: 18 dalam kelompok nonkekambuhan dan 15 dalam kelompok kekambuhan. Semua kasus adalah laki-laki dan berusia antara 9 hingga 28 tahun, dengan rata-rata usia 16,2 tahun. Kelompok usia ≤ 18 tahun memiliki risiko kekambuhan ANB 8,91 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia >18 tahun (p=0,046). Ekspresi β-catenin tinggi ( ≥ 124,2) memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebabkan kekambuhan dibandingkan dengan ekspresi β-catenin rendah ( < 124,2) pada pasien ANB (p=0,000). Ukuran tumor, volume, stadium, prosedur pra-ekstirpasi, jenis bedah, dan jumlah perdarahan intraoperatif tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan kekambuhan. Kesimpulan: Ekspresi β-catenin yang tinggi pada pasien ANB memiliki risiko kekambuhan yang lebih tinggi.
Kata kunci: angiofibroma nasofaring belia, kekambuhan, ekspresi β-catenin


Background: Juvenile nasopharyngeal angiofibroma (JNA) is a rare fibrovascular tumor, and although it is histologically benign, it proves to be clinically destructive to surrounding tissue. Juvenile nasopharyngeal angiofibroma exhibits high rates of morbidity, mortality, and recurrence. Recurrence is often correlated with prognostic factors such as tumor size, extension, age, surgical technique, preoperative embolization, and genetic factors. While the expression of β-catenin in JNA growth has been identified, its relationship with JNA recurrence still requires further investigation. Objective: Identifying the relationship between β-catenin expression and its role as a prognostic factor for recurrence in JNA patients. Methods: An analytical observational study plan was conducted with a case-control approach on JNA patients who underwent tumor extirpation at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo between 2013 and 2022. Patients without JNA recurrence were set as the control group and patients who had recurrence were set as the case group. Data on demographics, tumor features, pre-extirpation procedure, surgical approaches, and blood loss were collected. Immunohistochemistry examinations were performed to investigate β-catenin expression in recurrent and non-recurrent JNA patient groups. Results: Thirty three patients were included in this study: 18 in the non-recurrent group and 15 in the recurrent group. All cases were male, with JNA patients ranging in age from 9 to 28 years, with a mean age of 16.2 years. The ≤ 18 years age group had an 8.91 times higher risk of JNA recurrence compared to the > 18 years age group (p= 0.046). High β-catenin expression ( ≥ 124.2) had a significantly higher risk of causing recurrence compared to low β-catenin expression ( < 124.2) in JNA patients (p= 0.000). Tumor size, volume, stage, pre-extirpation procedure, type of surgery, and intraoperative blood loss showed no significant relationship with recurrence. Conclusion: JNA patient with high β-catenin expression has a higher risk of recurrence.
Keywords: Juvenile nasopharyngeal angiofibroma, recurrence, β-catenin expression

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2024
Pengarang

Regina Talitha Rosa - Nama Orang
Marlinda Adham - Nama Orang
Lisnawati - Nama Orang

No. Panggil
T24056fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok.,
Deskripsi Fisik
xx, 84 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T24056fkT24056fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Ekspresi β-Catenin sebagai Faktor Prognosis Kekambuhan Angiofibroma Nasofaring Belia = β-catenin Expression as a Prognostic Factor for The Recurrence of Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma.

Related Collection