Tesis

Perbandingan Keluaran Pasca Palatoplasti antara Metode Pemberian Makanan Botol dan Semprit pada Pasien Celah Lelangit: Sebuah Tinjauan Sistematik.

Latar belakang: Celah lelangit merupakan defek struktur lelangit yang dapat diidap oleh bayi. Pembedahan menjadi salah satu opsi untuk mengatasi masalah ini. Akan tetapi, pemberian makanan pascapembedahan menjadi salah satu tantangan untuk menjaga asupan nutrisi. Malnutrisi dan dihisen merupakan salah satu komplikasi pascapembedahan yang sering terjadi. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk membandingkan teknik pemberian makanan melalui botol dan spuit pada pasien celah lelangit pascapalatoplasti. Metode: Pencarian dan seleksi studi dilakukan berdasarkan panduan PRISMA. Studistudi terpilih ditelaah menggunakan alat telaah kritis dari Oxford CEBM (Centre for Evidence-Based Medicine). Studi-studi terpilih akan diekstraksi dan dianalisis secara kualitatif. Hasil: Kami mendapati dua studi dengan total 162 subjek. Kedua studi tersebut didapati bahwa pembentukan dihisen luka dan peningkatan berat badan tidak berbeda bermakna secara statistik antara kelompok botol dan kelompok spuit pada kedua studi. Akan tetapi, terdapat peningkatan berat badan yang lebih pesat pada kelompok botol dari observasi tenaga kesehatan. Faktor kebiasaan dan kenyamanan dapat mempengaruhi keluaran pada studi-studi tersebut. Kesimpulan: Pemberian makanan menggunakan botol pada pasien celah lelangit pascapalatoplasti tidak lebih inferior dibandingkan dengan menggunakan spuit, dalam hal risiko komplikasi pascaoperasi jangka pendek (< 90 hari), berupa dihisen luka pascaoperasi dan peningkatan berat badan Oleh karena itu, metode tersebut dapat dipertimbangkan dalam tata laksana pasien.
Kata kunci: celah lelangit; botol; palatoplasti; pemberian makan; semprit


Introduction: Cleft palate is a structural defect of the palate that can affect infants. Surgery is one of the options to address this issue. However, providing postoperative nutrition presents a challenge in maintaining adequate nutrient intake. Malnutrition and dehiscence are common complications postoperatively. Objective: This study aims to compare the feeding techniques using a bottle and syringe in patients with cleft palate after palatoplasty. Methods: The search and selection of studies were conducted following the PRISMA guidelines. The selected studies were reviewed using the critical appraisal tool from the Oxford CEBM (Centre for Evidence-Based Medicine). Qualitative extraction and analysis will be performed on the selected studies. Results: We identified two studies comprising a total of 162 subjects. Both studies found no statistically significant differences in the formation of wound dehiscence and weight gain between the bottle and syringe groups. However, healthcare observations noted a more rapid weight gain in the bottle group. Habits and comfort factors may influence the outcomes in these studies. Conclusion: Feeding using a bottle in patients with cleft palate post palatoplasty is not significantly inferior to using a syringe in terms of short-term postoperative complications ( < 90 days), including wound dehiscence and weight gain. Therefore, this method can be considered in patient management.
Keywords: cleft palate, bottle-feeding, palatoplasty, syringe-feeding

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2024
Pengarang

Lucky Permana - Nama Orang
Kristaninta Bangun - Nama Orang

No. Panggil
T24037fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Bedah.,
Deskripsi Fisik
xiii, 61 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T24037fkT24037fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Perbandingan Keluaran Pasca Palatoplasti antara Metode Pemberian Makanan Botol dan Semprit pada Pasien Celah Lelangit: Sebuah Tinjauan Sistematik.

Related Collection