Tesis
Teknik Rekonstruksi Terhadap Dislokasi Patella habitualis Pada Populasi Pasien Pediatrik: Sebuah Tinjauan Sistematik = Reconstructive Techniques of Habitual Patellar Dislocation on Paediatric Population: A Systematic Review.
Latar Belakang. Tatalaksana optimal diperlukan pada kasus instabilitas patella karena puncak insidensinya terjadi pada remaja usia 11 hingga 14 tahun dengan angka rekurensi yang tinggi, serta risiko instabilitas dan deformitas yang menetap. Terdapat perbedaan tatalaksana antara dislokasi patella rekuren dengan habitualis sehubungan dengan etiologi multipel yang mendasari, namun hingga saat ini belum ditemukan adanya rekomendasi tatalaksana yang memberikan luaran terbaik. Metode. Studi ini menggunakan desain systematic review berdasarkan metode Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) yang dilakukan pada bulan Agustus - September 2023. Penelusuran literatur dilakukan menggunakan sumber yang dipublikasi melalui online journal dan online database (PubMed, EMBASE, Scopus, Ebsco, dan Proquest) dengan tidak membatasi waktu, namun terbatas pada artikel berbahasa Inggris. Hasil. Pencarian literatur menghasilkan 385 artikel, dengan 5 artikel memenuhi kriteria inklusi penelitian. Sebanyak 44 pasien anak (50 lutut) yang dilakukan operasi diikutsertakan dalam penelitian ini. Hampir seluruh studi yang di inklusi melaporkan tercapainya ROM lutut yang normal pasca operasi. Secara keseluruhan, ditunjukkan adanya perbaikan dari rerata skor fungsional lutut (Skor Kujala dan Lysholm) pasca operasi pada seluruh subjek studi. Dalam hal rekurensi, salah satu studi melaporkan kejadian rekurensi pada 1 (2%) pasien, sedangkan dalam hal komplikasi, nyeri pasca operasi menjadi komplikasi yang paling banyak ditemukan, yakni pada 10 (20%) lutut. Analisis statistik kemudian dilakukan pada luaran studi luaran klinis, rekurensi, dan komplikasi dimana hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan antar studi (p < 0.001) pada luaran klinis dan komplikasi. Analisis kemudian dilanjutkan dengan analisis posthoc untuk mencari perbedaan paling signifikan antar studi. Secara keseluruhan, didapatkan perbaikan pada hasil luaran fungsional pasca operasi. Hasil analisis statistik pada luaran fungsional dan komplikasi menunjukkan perbedaan yang signifikan antar studi. Hal ini dapat diakibatkan perbedaan komorbiditas pada populasi antar studi. Kesimpulan. Studi-studi yang diinklusi merupakan studi kohort dan bersifat tidak homogen sehingga belum bisa disimpulkan teknik mana yang paling baik. Metode paling efektif masih terus dikembangkan dengan melakukan modifikasi serta kombinasi dari teknik-teknik yang sudah ada.
Kata Kunci: Dislokasi patela habitualis, pediatri, anak-anak, terapi, realignment
Introduction. Optimal management is needed in cases of patellar instability because the peak incidence occurs in adolescents aged 11 to 14 years with a high recurrence rate, as well as a risk of persistent instability and deformity. There are differences in management between recurrent and habitual patellar dislocations due to the multiple underlying etiologies, but to date there has been no recommendation for treatment that provides the best outcomes. Method. This was a systematic review conducted based on the Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) method and carried out from August to September 2023. The literature search was carriedout using sources published through online journals and databases (PubMed, EMBASE, Scopus, Ebsco, and Proquest) with no time limits, but limited to English language articles. Result. The literature search yielded 385 articles, with 5 articles meeting the study inclusion criteria. A total of44 pediatric patients (50 knees) who underwent surgery were included in this study. Almost all of the included studies reported achieving normal knee ROM after surgery. Overall, there was an improvement in the mean knee functional scores (Kujala and Lysholm Scores) after surgery in all study subjects. In terms of recurrence, one study reported recurrence in 1 (2%) patients, while in terms of complications, postoperative pain was the most common complication, namely in 10 (20%) knees. Statistical analysis was then performed on the study outcomes offunctional outcomes, recurrence, and complications where the results showed significant differences between studies (p < 0.001) on functional outcomes and complications. The analysis was then continued with post-hoc analysis to determine the most significant differences between studies. Overall, there was an improvement in postoperative functional outcomes. The results of statistical analysis on functional outcomes, and complications showed significant differences between studies. This result could be caused by the differences in comorbidities in the population between studies. Conclusion. The included studies were cohort studies and not homogeneous so it could not be concluded which technique was best. The most effective methods are still being developed by modifying and combining existing techniques.
Keywords: Habitual patellar dislocation, paediatric, children, treatment, realignment
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2023
- Pengarang
-
Dwi Kartika Sari - Nama Orang
Aryadi Kurniawan - Nama Orang
Wawan Mulyawan - Nama Orang - No. Panggil
-
T23506fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi., 2023
- Deskripsi Fisik
-
xxi, 76 hlm. ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
T23506fk | T23506fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi