Tesis
Hubungan Karakteristik Histopatologik dan Imunoekspresi TERT (Telomerase Reverse Transcriptase) dengan Angka Kejadian Metastasis pada Melanoma Malignum Kulit = Association of Histopathological Characteristics and TERT Immunoexpression with Metastatic Rate in Cutaneous Malignant Melanoma.
Latar Belakang: Melanoma malignum (MM) kulit merupakan tumor ganas dengan mortalitas yang tinggi. Karakteristik histopatologik merupakan faktor prediktif prognostik MM kulit, tebal tumor > 2 mm dan jumlah mitosis ≥ 5/mm2 berkorelasi dengan angka kesintasan yang lebih buruk. MM merupakan tumor dengan beban mutasi yang tinggi, salah satunya mutasi promoter telomerase reverse transcriptase (TERT). Sel tumor dengan mutasi promoter TERT akan terus mengekspresikan telomerase, sehingga proliferasi sel menjadi tidak terbatas. Telomerase juga meningkatkan kemampuan sel tumor untuk menembus lapisan basal dan menginvasi jaringan sekitar, sehingga meningkatkan risiko metastasis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik histopatologik dan imunoekspresi TERT dengan angka kejadian metastasis pada MM kulit. Metode: Penelitian analitik dengan desain kasus kontrol pada 30 kasus MM kulit dengan metastasis dan 30 kasus tanpa metastasis di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM, periode Januari 2011 sampai Juli 2023. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dari kasus yang memenuhi kriteria. Dilakukan penilaian karakteristik histopatologik (tebal tumor, indeks mitosis, invasi limfovaskular, invasi perineural) dan pulasan imunohistokimia TERT menggunakan antibodi primer poliklonal TERT. Dilakukan perhitungan H-score dan analisis kurva ROC untuk menentukan nilai titik potong imunoekspresi TERT. Hasil imunohistokimia TERT dibagi menjadi ekpresi tinggi dan rendah. Data karakteristik histopatologik dan imunoekspresi TERT dianalisis untuk mengetahui hubungannya dengan angka kejadian metastasis. Hasil: Imunoekspresi TERT tinggi lebih banyak ditemukan pada kasus melanoma malignum kulit dengan metastasis (81,3%) dibandingkan tanpa metastasis (18,7%). Karakteristik histopatologik yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian metastasis adalah tebal tumor > 2 mm (p=0,006) dan indeks mitosis ≥ 5/mm2 (p=0,008). Terdapat perbedaan yang signifikan antara tebal tumor MM kulit dengan imunoekspresi TERT tinggi dibandingkan rendah (p=0,033). Hasil analisis multivariat mendapatkan hubungan antara imunoekspresi TERT tinggi dengan metastasis yang bermakna secara statistik (p < 0,001 , aOR=56,1). Kesimpulan: Imunoekspresi TERT tinggi meningkatkan angka kejadian metastasis pada MM kulit. Terdapat hubungan antara tebal tumor dan indeks mitosis dengan angka kejadian metastasis pada MM kulit.
Kata kunci: melanoma malignum kulit, TERT, imunohistokimia, metastasis
Background: Cutaneous malignant melanoma (MM) is a tumor with high mortality rate. Histopathological characteristics are prognostic predictive factors of cutaneous MM, tumor thickness > 2 mm and mitotic rate ≥ 5/mm2 correlate with worse survival rate. MM is a tumor with high mutational burden, including TERT promoter mutation. Tumor cells with TERT promoter mutation will continue to express telomerase, which lead to unlimited cell proliferation. Telomerase also enhance tumor cell to penetrate basement membrane and invade the surrounding tissue, increasing metastatic risk. Aim: This study aims to determine the association between histopathological characteristics and TERT immunoexpression with metastasis in cutaneous MM. Methods: A case-control analytical study on 30 metastatic and 30 non-metastatic cutaneous MM in Anatomical Pathology Department FKUI/RSCM, from January 2011 to Juli 2023. Samples were retrieved by consecutive sampling from cases that met the inclusion criteria. Histopathological characteristics (tumor thickness, mitotic index, limfovaskular invasion, perineural invasion) were assessed and rabbit polyclonal anti-TERT antibodies were used for immunohistochemistry staining. H-score and ROC curve were analyzed to determine the cut-off value of TERT immunoexpression. TERT immunoexpression was categorized as high and low. Histopathological characteristics and TERT immunoexpression data were analyzed to determine their association with metastasis. Results: High TERT immunoexpression was more commonly found in metastatic cutaneous MM (81.3%) compared to non metastatic cases (1 8.7%). Histopathological features that correlate significantly with metastasis are tumor thickness >2 mm (p=0,006) and mitotic index ≥ 5 mitosis/mm2 (p=0,008). There is statistically significant difference in tumor thickness, between cutaneous MM with high TERT immunoexpression compared to low immunoexpression (p=0,033). Multivariate analysis showed significant association between high TERT immunoexpression and metastasis in cutaneous MM (p < 0,001, aOR=56,1). Conclusions: High TERT immunoexpression increases metastatic rate in cutaneous MM. Tumor thickness and mitotic index are associated with metastasis in cutaneous MM.
Keywords: cutaneous malignant melanoma, TERT, immunohistochemistry, metastasis
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2023
- Pengarang
-
Bayu Perkasa Rosari - Nama Orang
Riesye Arisanty - Nama Orang
Puspita Eka Wuyung - Nama Orang - No. Panggil
-
T23455fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Patologi Anatomik., 2023
- Deskripsi Fisik
-
xv, 59 hlm. ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
SBP Online
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
T23455fk | T23455fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi