Tesis
Status Stres Oksidatif (MDA-GSH) dan Gambaran Histopatologi otak mencit jantan swiss terinfeksi Plasmodium berghei yang diterapi ekstrak metanol akar Euricoma Longifolia
Latar belakang. Pasak bumi (Eurycoma longifolia) merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di Indonesia yang secara tradisional digunakan sebagai terapi malaria di Kalimantan. Mekanisme pasak bumi dalam mengeliminasi Plasmodium dilakukan oleh kandungan ekstrak akar pasak bumi. Ekstrak akar pasak bumi dikenal efektif pada dosis tertentu. Jika berlebih dapat menimbulkan stress oksidatif. Apakah dosis pasak bumi yang digunakan untuk terapi malaria menimbulkan stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek antimalaria ekstrak metanol pasak bumi pada mencit yang diinfeksi dengan P. berghei dan memeriksa kadar MDA dan GSH untuk melihat efek stres oksidatif hati dan perlindungan antioksidan dari pasak bumi pada mencit serta apakah terjadi malaria serebral melalui pemeriksaan histopatologi otak. Metode. Mencit (Mus musculus Swiss) jantan sebanyak 30 ekor diinfeksi dengan P. berghei diberi ekstrak metanol pasak bumi dengan dosis 5, 10, 15 mg/ Kg bb. Persentase penghambatan terhadap pertumbuhan parasit oleh pasak bumi mengacu pada metode Purwatiningsih dan NAMRU-2. MDA diperiksa dengan metode Wills dan GSH dengan metode Ellman. Hasil. Pemberian ekstrak akar pasak bumi dosis 15 mg/ Kgbb berpengaruh secara signifikan (p ≤ 0,05) terhadap penghambatan pertumbuhan parasit. Prosentase penghambatan oleh pasak bumi dosis yang diberikan 5 mg/ Kg bb 47,442%; sedangkan penghambatan tumbuh dosis 10 mg/ Kg bb 70,1 % dan pada dosis 15 mg/ Kg bb 88, 704%; dan pada ACT dosis10 mg/ Kg bb 95,486%. Secara umum MDA pada kelompok ekstrak methanol akar pasak bumi dosis 15 mg/ Kg bb lebih rendah dari pada MDA kelompok ACT. Penurunan kadar MDA antara 0,847 ± 1,206 nmol/ mL (TIII) vs 3,784 ± 5,107 nmol/ mL (KP) (p ≤ 0.05). Kadar GSH menunjukan peningkatan, antara 7,414 ± 9,361 ug/ mL vs 11,077 ± 13,349 ug/ mL, p ≤ 0.05. Ekstrak metanol akar Pasak bumi (Eurycoma longifolia) menunjukan peningkatan kadar GSH yang lebih baik dari pada ACT. P. berghei pada semua kelompok mencit tidak menunjukkan malaria serebral. Kesimpulan. Penghambatan pasak bumi pada pertumbuhan P. berghei yang setara dengan ACT adalah dengan dosis 15 mg/ Kg bb. Pada dosis pasak bumi tersubstrat terjadi penurunan MDA dan peningkatan kadar GSH yang lebih baik dari ACT. Pada semua kelompok tidak terjadi malaria serebral.
Kata Kunci : Eurycoma longifolia, Plasmodium berghei, MDA, GSH histopatologi otak.
Background. Eurycoma longifolia or pasak bumi was screened for antimalaria effects. The aim were to analyzing the methanol extracts of pasak bumi (E. Longifolia) on a mice erythrocytes intraperitoneal infected with P. berghei in vivo. The levels of MDA, GSH & brain histopatology were also examined. Methods. Parasite growth inhibisi percentage were analyzed refers to BALITBANGKES methods. MDA and GSH were analyzed by the Wills and Ellman methods respectively. The mice erythrocyte cultures infected with P. berghei and were treated with methanol extracts of pasak bumi (Eurycoma longifolia) at concentration of 5, 10 and 15 mg/ Kg bb. While such as control positive ACT at concentration 10 mg/Kg bb. Result. The methanol extracts of pasak bumi (Eurycoma longifolia) showed significantly (p ≤ 0,05) inhibitted the growth of parasites. The growth inhibition rate of pasak bumi at the concentration of 5 mg/ Kg bw (TI) was 47,44 %, while the dose rate of 10 mg/ Kg bw (TI) was 70,1 %; 15 mg/ Kg bw was 88,70 % and ACT of 10 mg/ Kg bw was 95,49 %. The dose rate of 15 mg/ Kg bw appeared to have lower concentrate of MDA than ACT. The level of MDA decreased from 0,847 to 1,206 nmol/ mal (TIII) vs 3,724 to 5,107 nmol/ mL (KP) (p ≤ 0,05). The level of GSH was increasing from 7,414 to 9,361 ug/ mL (TII) vs 11,077 to 13,349 ug/mL (p ≤ 0,05). This study reveals that the extract of pasak bumi may increase the level of GSH better than ACT. However, the level of MDA was slightly decreasing but increasing the level of GSH although cerebral malaria was not noted. Conclusion. Extract methanol pasak bumi show the antimalarial effect through inhibition percentage of parasite growth, decreasd levels of MDA, increased of GSH significantly and P. berghei not showed malarie cerebral. But in general, the pasak bumi extracts showed better antimalaria effect than ACT Keywords : Eurycoma longifolia, Plasmodium berghei, MDA, GSH, brain histopathology.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2014
- Pengarang
-
Dwi Muvida Jaya - Nama Orang
Hendri Astuty - Nama Orang
Ani Retno Prijanti - Nama Orang - No. Panggil
-
T14595fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Magister Ilmu Biomedik., 2014
- Deskripsi Fisik
-
xviii, 123 hlm. ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
T14595fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T14595fk | T14595fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi