Tesis
Hubungan Alat Pelindung Diri dengan Kelelahan Kronik pada Tenaga Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 = The Relationship between Personal Protective Equipment and Chronic Fatigue among Health Care Workers during the Covid-19 Pandemic.
Tenaga kesehatan berperan penting dalam penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19). Alat pelindung diri (APD) diperlukan saat mereka bekerja. Waktu kerja maksimal penggunaan APD adalah enam jam, dan harus digunakan sesuai dengan risiko di lokasi kerja. Sayangnya, dalam praktiknya, APD sering digunakan lebih dari enam jam. Selain itu, bahan gaun terbuat dari bahan yang tidak dapat menyerap keringat. Para tenaga kesehatan juga mengenakan masker berlapis-lapis. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur prevalensi kelelahan kronis dan faktor APD yang dapat mempengaruhi kelelahan kronis. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional berdasarkan data sekunder yang dikumpulkan oleh Program Studi Magister Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kami menggunakan skala penilaian kelelahan untuk memperkirakan prevalensi kelelahan kronis. Kami menemukan bahwa prevalensi kelelahan kronis di antara petugas kesehatan sangat tinggi (82,8%). Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat APD, bahan gaun, jenis masker dan kelelahan kronis (p > 0,05). Namun demikian, terdapat hubungan yang signifikan antara masker ganda (masker tidak/ya) dengan kelelahan kronis (p < 0,05). Penelitian lebih lanjut untuk memasukkan pengukuran yang lebih objektif dalam penggunaan APD harus dilakukan di masa depan.
Kata kunci: Tingkat APD, N95, masker ganda, bahan APD, gaun
Healthcare workers play a crucial role in the management of Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). When working, personal protective equipment (PPE) is required. The maximum working time while wearing PPE is six hours, and it should be worn in accordance with the risk at the work site. Unfortunately, in practice, PPE is frequently worn for longer than six hours. In addition, the gown is made from nonabsorbent materials. Layered masks are also worn by the healthcare workers. These factors may result in fatigue. This study aims to determine the prevalence of chronic fatigue and PPE factors that may contribute to it. This study was conducted using a cross-sectional design with secondary data gathered by the Master of Occupational Medicine Program, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. We used the Fatigue Assessment Scale (FAS) to measure chronic fatigue. We found a very high prevalence of chronic fatigue among healthcare workers (82.8 percent). However, there was no significant correlation between the level of PPE, gown material, mask type and chronic fatigue (p > 0.05). Nevertheless, there was a significant relationship between double mask (no/yes mask) and chronic fatigue (p < 0.05). Future research should incorporate more objective measurement for the use of PPE.
Keywords : PPE level, N95, double mask, PPE material, gown
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2022
- Pengarang
-
Yunifianti - Nama Orang
Suryo Wibowo - Nama Orang
Levina Chandra Khoe - Nama Orang - No. Panggil
-
T22602fk
- Penerbit
- Jakarta : S2 Program Studi Kedokteran Kerja., 2022
- Deskripsi Fisik
-
xvi, 86 hlm. ; 21x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
T22602fk | T22602fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi