Tesis

Dimorfisme Seksual berdasarkan Pengukuran Tulang Skapula dari Gambaran CT-Scan pada Populasi Dewasa di Indonesia = Sexual Dimorphism in Adult Indonesian Population Based on Scapula Morphometric Using Computed Tomography.

Latar Belakang: Identifikasi jenis kelamin pada jenazah yang tercerai berai akan sulit apabila kondisi jenazah tidak utuh, tercerai berai, serta ketiadaan tulang tengkorak atau tulang panggul dalam penentuan jenis kelamin. Telah dilakukan beberapa penelitian di negara lain mengenai fungsi scapula dalam penentuan jenis kelamin, namun penelitian untuk populasi di negara Indonesia belum pernah dilakukan. Tujuan: Mengetahui hubungan antara parameter pengukuran tulang skapula untuk proses identifikasi jenis kelamin pada populasi dewasa di Indonesia. Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan terhadap 43 orang laki-laki dan 43 orang perempuan (86 gambaran CT-Scan Toraks / 172 tulang scapula) yang menjalani pemeriksaan CT-Scan Toraks pada bulan September 2022 hingga Desember 2022. Data klinis mencakup usia dan jenis kelamin, sedangkan data radiologis mencakup 8 parameter morfometrik pada tulang scapula. Analisis data menggunakan IBM SPSS versi 20.0 dengan uji t tidak berpasangan dan regresi linear serta kurva AUROC. Semua nilai p < 0,05 dianggap bermakna. Hasil: Seluruh parameter morfometrik laki-laki lebih besar daripada perempuan dan seluruh parameter berhubungan bermakna terhadap penentuan jenis kelamin (p < 0,05). Parameter ML (morphological length) merupakan parameter terbaik untuk menentukan jenis kelamin pada populasi dewasa di Indonesia. Kesimpulan: Scapula dapat dijadikan acuan untuk identifikasi forensik dalam penentuan jenis kelamin pada populasi dewasa di Indonesia.
Kata kunci: CT-Scan; Dimorfisme Seksual; Identifikasi; Populasi Dewasa di Indonesia; Scapula


Background: It will be difficult to identify the sex of a dismembered corpse if the condition of the corpse is not intact, it is disorganized, and there are no skull or pelvic bones to determining sex. Several studies have been carried out in other countries regarding the function of the scapula in sexual dimorphism, but studies for populations in Indonesia have never been carried out. Aim: To know the role of scapula bone for the sexual dimorphism in Adult Indonesian Population. Method: This cross sectional study was carried out on 43 males and 43 females (86 Chest CT-Scan / 172 scapula bone) who undergo Chest CT-Scan on September 2022 until December 2022. Clinical data include age and sex, while radiological data include 8 morphometric parameters of scapula bone. Data were analysed using IBM SPSS version 20.0 with unpaired t-test, linear regression and AUROC. All p values < 0,05 were considered statistically significant. Result: All male morphometric parameters were greater than female and all parameters had a significant relationship to sexual dimorphism (p < 0.05). ML (morphological length) is the best parameter for the sexual dimorphism in Adult Indonesian Population. Conclusion: Scapula bone can be used as a reference for the sexual dimorphism in Adult Indonesian Population.
Keywords: Adult Indonesian Population; CT-Scan; Identification; Sexual Dimorphism; Scapula

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2023
Pengarang

Airin Que - Nama Orang
Oktavinda Safitry - Nama Orang
Fitri Ambar Sari - Nama Orang
Thariqah Salamah - Nama Orang

No. Panggil
T23271fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Kedokter Forensik & Medikolegal.,
Deskripsi Fisik
xiv, 53 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T23271fkT23271fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Dimorfisme Seksual berdasarkan Pengukuran Tulang Skapula dari Gambaran CT-Scan pada Populasi Dewasa di Indonesia = Sexual Dimorphism in Adult Indonesian Population Based on Scapula Morphometric Using Computed Tomography.

Related Collection