Tesis

Pengembangan Uji untuk Deteksi Cepat Toksin Corynebacterium diphtheriae = Development of Rapid Test to Detect Toxin Produced by Corynebacterium diphtheriae.

Infeksi difteri pada manusia umumnya disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae penghasil toksin. Pengujian toksin menggunakan uji Elek sebagai baku emas membutuhkan waktu yang lama. Selain itu ketersediaan uji Elek di Indonesia masih terbatas di beberapa laboratorium rujukan, dan membutuhkan kemampuan analisis laboran yang terlatih. Pada penelitian ini toksin difteri yang dihasilkan isolat C. diphtheriae dijadikan sebagai antigen dan disuntikkan pada mencit BALB/c untuk memproduksi antibodi poliklonal, yang dijadikan sebagai bahan alat uji cepat untuk deteksi C. diphtheriae toksigenik berbasis imunodiagnostik. Pada penelitian ini dilakukan metode kultur, pewarnaan, ultrafiltrasi, Western Blot, dan indirect ELISA. Ultrafiltrasi merupakan metode terpilih untuk mendapatkan konsentrasi protein toksin difteri tertinggi yang bersifat imunogenik. Mencit yang telah diimunisasi dengan toksin difteri dapat menghasilkan antibodi poliklonal anti toksin difteri. Antibodi poliklonal yang dihasilkan oleh mencit yang disuntikkan antigen protein toksin difteri dapat membedakan bakteri yang tidak menghasilkan toksin difteri dengan C. diphtheriae penghasil toksin, sehingga berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan uji cepat deteksi C. diphtheriae toksigenik.
Kata kunci: Difteri, Corynebacterium. diphtheriae, toksin difteri, uji cepat


Diphtheria infection is commonly caused by toxin-producing Corynebacterium diphtheriae. Toxin testing that uses Elek's test as the gold standard requires a long period. In Indonesia, Elek's test availability is limited to several referral laboratories. Additionally, a trained laboratory technician with excellent analytical skill is required to conduct the test. In this research, diphtheria toxin produced by C. diphtheriae isolates was used as an antigen, and injected to BALB/c mice in order to produce polyclonal antibodies. The polyclonal antibodies were used as rapid test components to detect immunodiagnostics-based toxigenic C. diphtheriae. Moreover, culture method, staining technique, ultrafiltration, Western Blot, and indirect ELISA were used in this research. Ultrafiltration is the selected method to obtain the highest immunogenic diphtheria toxin's protein concentrate. The mice which had been immunized with diphtheria toxin can produce polyclonal antibodies against diphtheria toxin. The polyclonal antibodies resulted from this process can differentiate bacteria that do not produce diphtheria toxin from toxin-producing C. diphtheriae. Thus, it is possible to develop the polyclonal antibodies as rapid test components to detect toxigenic C. diphteriae.
Keywords: Diphtheria, Corynebacterium diphtheriae, diphtheria toxin, rapid test

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2023
Pengarang

Ghina Mutiara Abas - Nama Orang
Yeva Rosana - Nama Orang
Fithriyah - Nama Orang

No. Panggil
T23234fk
Penerbit
Jakarta : Program Magister Ilmu Biomedik.,
Deskripsi Fisik
xviii, 107 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T23234fkT23234fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Pengembangan Uji untuk Deteksi Cepat Toksin Corynebacterium diphtheriae = Development of Rapid Test to Detect Toxin Produced by Corynebacterium diphtheriae.

Related Collection