Tesis
Prevalens Pubertas Terlambat pada Anak Terinfeksi HIV Perinatal dan Faktor-Faktor yang Berhubungan = Prevalence of Delayed Puberty in Perinatal HIV-Infected Children and Associated Factors.
Latar belakang: Pada tahun 2021, The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan 1,7 juta anak usia 0–14 tahun terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV). Anak terinfeksi HIV mengalami pertumbuhan serta perkembangan yang lebih lambat dari anak yang normal. Prevalens pubertas terlambat pada anak terinfeksi HIV dilaporkan bervariasi antara 20–65%. Hingga saat ini, belum ada penelitian mengenai prevalens pubertas terlambat pada anak terinfeksi HIV di Indonesia serta berbagai faktor yang dapat berhubungan. Metode: Penelitian potong lintang ini melibatkan 87 remaja perempuan usia 1 3–18 tahun dan lelaki usia 14–18 tahun yang terinfeksi HIV di Poliklinik AlergiImunologi Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pemeriksaan pubertas dilakukan berdasarkan tahapan Tanner dan dihitung prevalens pubertas terlambat pada anak terinfeksi HIV. Faktor yang dinilai berhubungan dengan pubertas terlambat adalah tinggi badan, status gizi, jumlah cluster of differentiation 4 (CD4), usia insiasi antiretroviral therapy (ART), dan regimen ART terakhir yang diidentifikasi dari anamnesis dan pemeriksaan fisis. Hasil: Prevalens pubertas terlambat pada anak terinfeksi HIV sebesar 10,3%. Faktor yang berhubungan dengan pubertas terlambat berdasarkan uji Fisher adalah regimen ART terakhir dengan p=0,038, OR: 5,31 (IK 95% 1,03–27,24) dan tinggi badan dengan p=0,002, OR: 16 (IK 95% 1,90–134,84). Kesimpulan: Prevalens pubertas terlambat pada anak terinfeksi HIV di Indonesia adalah 10,3%. Tinggi badan dan regimen ART terakhir merupakan faktor yang berhubungan terhadap pubertas terlambat pada anak terinfeksi HIV.
Kata kunci: HIV, pubertas terlambat, prevalens, anak
Background: In 2021, The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) reported that 1.7 million children aged 0–14 years were infected with the human immunodeficiency virus (HIV). HIV-infected children experience growth problems and slower development compared to normal children. The prevalence of delayed puberty in HIV-infected children is reported to vary from 20–65%. Until now, there has been no research on the prevalence of delayed puberty in HIV-infected children in Indonesia and its associated factors. Method: This cross-sectional study included 87 HIV-infected adolescent girls aged 13-18 years and boys aged 14–18 years at the Allergy-Immunology Clinic in Department of Pediatrics at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM). Puberty examination was performed based on Tanner stages and the prevalence of delayed puberty in HIV-infected children was calculated. Factors associated with delayed puberty were height, nutritional status, cluster of differentiation 4 (CD4) count, age of antiretroviral therapy (ART) initiation, and last ART regimen identified from history and physical examination. Result: The prevalence of delayed puberty in HIV-infected children is 10.3%. Factors associated with delayed puberty based on Fisher's test are last ART regimen with p=0.038, OR: 5.31 (95% CI 1.03–27.24) and height with p=0.002, OR: 16 (95% CI 1.90–134.84). Conclusion: The prevalence of delayed puberty in HIV-infected children in Indonesia is 10.3%. Height and last ART regimen was the factor most associated with delayed puberty in HIV-infected children.
Keywords: HIV, delayed puberty, prevalence, children
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2023
- Pengarang
-
Ratna Eka Lestari - Nama Orang
Dina Muktiarti - Nama Orang
Frida Soesanti - Nama Orang
R. Adhi Teguh Perma Iskandar - Nama Orang
Wahyuni Indawati - Nama Orang - No. Panggil
-
T23213fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Anak., 2023
- Deskripsi Fisik
-
xvi, 65 hlm. ; 21x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
Tanpa Hardcopy
T23213fk | T23213fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi