Tesis

Hubungan Asupan Suplementasi Nutrisi Oral terhadap Kejadian Infeksi Daerah Operasi pada Pasien Pembedahan Laparotomi = Association Between Oral Nutritional Supplementation Intake and Incidence of Surgical Site Infections in Laparotomy Surgical Patients.

Latar Belakang: Infeksi daerah operasi (IDO) merupakan salah satu komplikasi pasca pembedahan yang sering ditemukan dengan salah satu factor risiko berupa malnutrisi serta penurunan berat badan praoperasi. Meskipun demikian, penggunaan suplementasi nutrisi oral (SNO) sebagai intervensi nutrisi pada periode perioperasi masih belum menjadi praktik standar. Terlebih, penelitian terkait pemberian SNO pasien yang menjalani pembedahan laparotomi belum menunjukkan hasil yang konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan asupan SNO pada periode pra dan pascaoperasi dengan kejadian IDO. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif yang dilakukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada subjek berusia 18 – 65 tahun yang menjalani pembedahan laparotomi dengan diagnosis malnutrisi berdasarkan kriteria GLIM, atau berisiko malnutrisi, sejak bulan Februari hingga Mei 2023. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang mendapat SNO di bawah 250 Kkal dan kelompok yang mendapat SNO di atas sama dengan 250 Kkal. Analisis asupan dilakukan menggunakan metode 24-hour food recall dan diagnosis IDO dilakukan berdasarkan kriteria Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Analisis bivariat dan multivariat dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara variabel independen dan dependen dan untuk mengidentifikasi faktor perancu yang dapat berkontribusi pada kejadian IDO. Hasil: Dari 110 subjek, lebih dari 60% mendapat SNO di bawah 250 Kkal baik pada periode praoperasi maupun pascaoperasi. Analisis bivariat menunjukkan risiko relatif terjadinya IDO pada kelompok yang mendapat SNO di bawah 250 Kkal sebesar 2,02 (IK 95% 0,73–5,63, p=0,154) pada periode praoperasi dan 1,30 (IK 95% 0,47–3,56, p=0,776) pada periode pascaoperasi dengan hasil yang tidak bermakna secara statistik. Meskipun demikian, pada analisis subgrup pada kelompok pembedahan saluran cerna didapatkan peningkatan signifikan risiko terjadinya IDO pada kelompok yang mendapat SNO di bawah 250 Kkal pada periode perioperasi (RR 2,73, IK 95% 1,04–7,18, p = 0,023). Berdasarkan analisis multivariat, kadar albumin praoperasi merupakan faktor yang paling memengaruhi kejadian IDO setelah disesuaikan dengan faktor perancu lainnya. Kesimpulan: Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara pemberian SNO pra dan pascaoperasi dengan kejadian IDO pasca pembedahan laparotomi. Kadar albumin praoperasi merupakan faktor yang paling memengaruhi kejadian IDO.
Kata kunci: albumin, IDO, laparotomi, SNO


Background: Surgical site infection (SSI) is one of the most common complications after surgery with malnutrition and preoperative weight loss as one of the risk factors. However, the use of ONS as nutritional intervention during the perioperative period for patients undergoing laparotomy surgery has not yet become a standard practice. Furthermore, research on the administration of oral nutritient supplementation (ONS) in patients undergoing laparotomy surgery has also yielded inconsistent results. This study aims to evaluate the impact of preoperative and postoperative ONS administration on the occurrence of SSI. Methods: This prospective cohort study was conducted at single tertiary teaching hospital, dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital on subjects undergoing laparotomy surgery, aged 18–65 years, with malnutrition based on GLIM criteria or nutritionally at risk, since February to May 2023. The subjects were divided into two groups: a group receiving ONS below 250 Kcal and a group receiving ONS equal to or above 250 Kcal. Dietary intake analysis was conducted using a 24-hour food recall and SSI was assessed using diagnostic criteria from the Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Bivariate and multivariate analyses were used to evaluate the relationship between independent and dependent variables, and to identify confounding factors that may contribute to SSI. Results: Out of 110 subjects, more than 60% received ONS below 250 Kcal both in the preoperative and postoperative periods. Bivariate analysis showed the relative risk of developing SSI in the group receiving ONS below 250 Kcal in the preoperative period was 2.02 (95% CI 0.73-5.63, p=0.154), and in the postoperative period was 1.30 (95% CI 0.47-3.56, p=0.776) without significant association. However, the subgroup analysis in subjects undergoing gastrointestinal surgery showed a significant increase in the risk of developing SSI in subjects receiving ONS below 250 Kcal during the perioperative period (RR 2,73, 95% CI 1,04–7,18, p = 0,023). Based on multivariate analysis, a low preoperative albumin levels were found to be the most influential factor in the incidence of SSI after adjusting for other factors. Conclusion: There is no significant association between perioperative ONS intake and the incidence of SSI after laparotomy. Preoperative albumin levels are the most influential factor affecting the incidence of SSI.
Keywords: albumin, ONS, laparotomy, SSI

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2023
Pengarang

Bintari Anindhita - Nama Orang
Nurul Ratna Mutu Manikam - Nama Orang
Agi Satria Putranto - Nama Orang

No. Panggil
T23197fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Program Studi Ilmu Gizi Klinik.,
Deskripsi Fisik
xvii, 89 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T23197fkT23197fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Hubungan Asupan Suplementasi Nutrisi Oral terhadap Kejadian Infeksi Daerah Operasi pada Pasien Pembedahan Laparotomi = Association Between Oral Nutritional Supplementation Intake and Incidence of Surgical Site Infections in Laparotomy Surgical Patients.

Related Collection