Tesis

Studi Pendahuluan Perbandingan Proporsi Lokalisasi Lesi Klasik dan Non Klasik pada Sindrom Afasia = Comparison of Proportions of Classical and Non-Classical Lesions Localization in Aphasia Syndrome: A Preliminary Study.

Latar belakang: Seiring kemajuan alat pencitraan di bidang neurologi, telah ditemukan banyak lokasi lesi sindrom afasia diluar lokasi klasiknya. Regio yang berkaitan dengan fungsi bahasa tidak hanya terkait dengan gray matter namun juga white matter tract yang menghubungkan antar regio bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi antara lokalisasi lesi klasik dan non klasik pada sindrom afasia dengan menggunakan MRI dan DTI. Metode: Desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dengan tekhnik consecutive sampling pada pasien sindrom afasia yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Dilakukan pemeriksaan afasia yang disetujui oleh 2 pakar dan penilaian MRI DTI dengan jeda maksimal 2 hari. Hasil: Dari seluruh sindrom afasia didapatkan proporsi lokalisasi klasik 40% dan non klasik 60%. Terdapat perbandingan proporsi yang signifikan antara lokasi klasik dan non klasik pada afasia konduksi dibandingkan afasia global dan afasia anomik dengan nilai p < 0.05. Lokasi klasik pada afasia konduksi secara signifikan lebih banyak dibandingkan dengan lokasi klasik pada afasia global dan afasia anomik. Kesimpulan: Pada studi pendahuluan ini dari seluruh sindrom afasia didapatkan lokalisasi non klasik lebih banyak dibandingkan lokalisasi klasiknya, masih dibutuhkan pengumpulan sampel lebih lanjut untuk dapat melakukan uji analitik yang mewakili populasi penelitian.
Kata kunci : Sindrom afasia; MRI; DTI; proporsi; klasik; non klasik


Background: Along with advances in neurology imaging technology, many locations of aphasia syndrome lesions have been found outside the classic location. Regions related to language function are not only related to gray matter but also white matter tracts that connect between language regions. This study aims to determine the difference in proportion between the localization of classic and non-classical lesions in aphasia syndrome using MRI and DTI. Methods: The study design was cross-sectional. Sampling was taken using consecutive techniques in patients with aphasia syndrome who met the inclusion and exclusion criteria. The aphasia examination which approved by 2 experts and the MRI-DTI assessment was carried out within 2 days intervals. Results: From all aphasia syndromes, the proportion of classic and non-classical localization is 40% and 60%. There is a significant proportion comparison between classic and nonclassical locations in conduction aphasia compared to global aphasia and anomic aphasia with p-value < 0.05. The classical location of conduction aphasia is significantly more than the classical location of global aphasia and anomic aphasia. Conclusion: In this preliminary study, were found more non-classical localizations of aphasia syndrome, than its classical localizations. Further sample collection is still needed to carry out analytical tests that more representative with study population.
Keyword : aphasia syndrome; MRI; DTI; proportion; classic; non classic

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2023
Pengarang

Poppy Andita Wulandari - Nama Orang
Diatri Nari Lastri - Nama Orang
Pukovisa Prawiroraharjo - Nama Orang
Reyhan Eddy Yunus - Nama Orang

No. Panggil
T23096fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi.,
Deskripsi Fisik
xviii, 100 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T23096fkT23096fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Studi Pendahuluan Perbandingan Proporsi Lokalisasi Lesi Klasik dan Non Klasik pada Sindrom Afasia = Comparison of Proportions of Classical and Non-Classical Lesions Localization in Aphasia Syndrome: A Preliminary Study.

Related Collection