Tesis

Hubungan antara hipoplasia nervus koklearis dengan hasil evaluasi auditori dan wicara anak dengan gangguan pendengaran sensorineuraprelingual lebih dari 12 bulan pasca implantasi koklea.

Latar Belakang. Implan koklea merupakan salah satu pilihan penanganan pasien dengan gangguan sensorineural derajat berat sampai sangat berat. Pemeriksaan radiologi pra operasi, khususnya MRI koklea, memegang peran penting pada tahap seleksi kandidat implan koklea, antara lain untuk mengevaluasi adanya defisiensi nervus koklearis berupa hipoplasia atau aplasia, sehingga dapat diperkirakan keluaran auditori dan wicara pasca tindakan. Penilaian auditori dan wicara dilakukan dengan skor CAP-II dan SIR. Hingga saat ini di RSUPN Cipto Mangunkusumo belum didapatkan data mengenai hubungan antara hipoplasia nervus koklearis dengan keluaran auditori dan wicara anak pasca implantasi koklea. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara hipoplasia nervus koklearis dengan kemampuan auditori dan wicara pasca implantasi koklea, yang dinilai dengan skor CAP-II dan SIR. Metode. Studi potong lintang ini dilakukan pada 28 subjek (56 telinga) yang telah menjalani operasi implantasi koklea di RSUPN Cipto Mangunkusumo selama lebih dari 12 bulan. Pembacaan ulang MRI koklea dilakukan untuk menghitung luas penampang nervus koklearis. Evaluasi CAP-II dan SIR dilakukan untuk menilai kemampuan auditori dan wicara pasca operasi. Hasil. Anak dengan kondisi hipoplasia nervus koklearis pada evaluasi menunjukkan peningkatan nilai CAP-II dan SIR pasca operasi dibandingkan dengan nilai pra operasi, meskipun secara statistik tidak ditemukan hasil yang bermakna (CAP-II p=0,382 dan SIR p=0,459). Ditemukan juga hubungan asosiasi positif antara nilai CAP-II dan SIR pasca implan koklea (p=0,000). Nilai CAP-II dan SIR pra dan pasca operasi bermakna secara statistik (p=0,000) Kesimpulan. Anak dengan hipoplasia nervus koklearis menunjukkan keluaran yang baik pada evaluasi kemampuan auditori dan wicara pasca implantasi koklea, meskipun pada penelitian ini tidak bermakna secara statistik (p > 0,05).
Kata kunci: gangguan pendengaran sensorineural, implan koklea, auditori, wicara


Background. Cochlear implants are one of the treatment options for patients with severe to profound sensorineural hearing loss. Preoperative radiology examination, especially cochlear MRI, plays an important role in the selection stage of cochlear implant candidates, that is to evaluate the presence of cochlear nervus deficiency in the form of hypoplasia or aplasia, so that auditory and speech output can be estimated post-procedure. Auditory and speech assessments are carried out with CAP-II and SIR scores. Until now, in RSUPN Cipto Mangunkusumo, no data have been obtained regarding the relationship between cochlear nerve hypoplasia and the auditory and speech output of children after cochlear implantation. Purpose. This study aims to assess the relationship between cochlear nerve hypoplasia and the auditory and speech abilities after cochlear implantation, which was assessed with CAP-II and SIR scores. Method. This crosssectional study was conducted on 28 subjects (56 ears) who had undergone cochlear implantation surgery at RSUPN Cipto Mangunkusumo for more than 12 months. An MRI re-reading of the cochlea is performed to calculate the cross-sectional area of the cochlear nerve. Evaluation of CAP-II and SIR was carried out to assess auditory and postoperative speech capabilities. Result. Children with cochlear nerve hypoplasia condition showed improvement in the evaluation of postoperative CAP-II and SIR values when compared with preoperative values, although statistically no significant results were found (CAP-II p=0.382 and SIR p=0.459). There is a positive association relationship between cap-II and SIR values after cochlear implants (p=0.000). Pre- and postoperative CAP-II and SIR values are also statistically significant (p=0.000) Conclusions. Children with cochlear nervus hypoplasia showed good output on the evaluation of auditory and speech abilities after cochlear implantation, although in this study it was not statistically significant (p > 0.05).
Keywords: sensorineural hearing loss, cochlear implant, auditory, speech

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2022
Pengarang

Rindy Yunita Pratamisiwi - Nama Orang
Joedo Prihartono - Nama Orang
R.A. Setyo Handryastuti - Nama Orang
Indrati Suroyo - Nama Orang
Harim Priyono - Nama Orang
Semiramis Zizlavsky - Nama Orang

No. Panggil
T22545fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok.,
Deskripsi Fisik
xix, 80 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T22545fkT22545fkPerpustakaan FKUITersedia
Next Record
Korelasi antara Luas Penampang Nervus Koklearis, Diameter Kanalis Auditori Interna dan Usia saat Implantasi Koklea terhadap Luaran Auditori pada Anak dengan Gangguan Pendengaran Sensorineural Prelingual Pascaimplantasi Koklea
Image of Hubungan antara hipoplasia nervus koklearis dengan hasil evaluasi auditori dan wicara anak dengan gangguan pendengaran sensorineuraprelingual lebih dari 12 bulan pasca implantasi koklea.

Related Collection

Analisis perbedaan rasio subepidermal low echogenic band dengan dermis pada kulit pipi perempuan pramenopause dan pascamenopause menggunakan high frequency ultrasound 18 MHz