Tesis

Deteksi IgG Spesifik Aspergillus Berbasis Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Dikaitkan dengan Profil Klinis Pasien Tuberkulosis Paru di Beberapa Rumah Sakit di Jakarta = Detection of Specific IgG Aspergillus based on EnzimeLinked Immunosorbent Assay (ELISA) related with Clinical Profile of Pulmonary Tuberculosis Patients in several Hospital in Jakarta.

Latar Belakang: Indonesia menempati peringkat kedua kasus TB paru terbanyak di dunia. Kavitas pada TB paru berperan penting dalam terjadinya aspergilosis paru kronik (APK) yang dapat mempersulit tata laksana pasien. Diagnosis APK masih menjadi tantangan karena gejala klinis dan radiologi yang tidak khas. Untuk itu diperlukan pemeriksaan khusus mikologi, termasuk deteksi antibodi spesifik Aspergillus berbasis ELISA. Pemeriksaan tersebut direkomendasikan untuk diagnosis APK karena memiliki sensitivitas baik dan memberikan hasil kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil deteksi IgG spesifik Aspergillus berbasis ELISA dikaitkan dengan profil klinis pasien TB paru di beberapa RS di Jakarta. Metode: Penelitian potong lintang ini dilaksanakan pada September 2021 -Oktober 2022 dan merupakan bagian dari penelitian sebelumnya tentang diagnosis APK di Indonesia. Serum pasien TB paru yang memenuhi kriteria inklusi diperiksa di Laboratorium Departemen Parasitologi FKUI untuk deteksi IgG spesifik Aspergillus berbasis ELISA. Selanjutnya dilakukan analisis statistik untuk melihat kaitan hasil pemeriksaan tersebut dengan profil klinis pasien. Hasil: Dari 100 subjek yang diteliti, terdapat 57 pasien laki-laki. Rerata usia 47 tahun, dengan kelompok usia terbanyak 56-65 tahun (22%). Penyakit dasar pasien terdiri atas diabetes melitus (20%), PPOK (6%) dan asma (3%). Profil klinis terbanyak adalah batuk (47%), kelelahan (24%), penurunan berat badan (13%), diikuti nyeri dada, sesak napas, demam, dan hemoptisis. Hasil positif IgG spesifik Aspergillus didapatkan pada 48% pasien. Analisis statistik menunjukkan kaitan antara kelompok usia 36-45 tahun dan 46-55 tahun dengan hasil positif IgG spesifik Aspergillus (p < 0,05). Penyakit dasar dan profil klinis tidak menunjukkan keterkaitan dengan hasil IgG spesifik Aspergillus. Kesimpulan : Deteksi IgG spesifik Aspergillus berbasis ELISA pada 100 pasien TB paru dalam penelitian ini menunjukkan hasil positif 48%. Pada penelitian ini tidak didapatkan keterkaitan antara profil klinis dengan hasil IgG spesifik Aspergillus
Kata kunci : TB paru, IgG Spesifik Aspergillus, ELISA



Background : Indonesia ranks second with the most cases of pulmonary TB in the world. The cavity in pulmonary TB plays an important role in the occurrence of chronic pulmonary aspergillosis (CPA) which can complicate patient management. The diagnosis of CPA is still a challenge because of the atypical clinical and radiological symptoms. For this reason, a special mycological examination is needed, including the detection of Aspergillus-specific antibodies based on ELISA. This examination is recommended for the diagnosis of CPA because it has high sensitivity and provides quantitative results. This study aims to determine the results of ELISA-based Aspergillus-specific IgG detection correlated with the clinical profile of pulmonary TB patients in several hospitals in Jakarta. Methods : This cross-sectional study was carried out in September 2021 -October 2022 and is part of a previous study on the diagnosis ofCPA in Indonesia. The sera of pulmonary TB patients who met the inclusion criteria were examined at the Laboratory of the Department of Parasitology FKUI for the detection of Aspergillus-specific IgG based on ELISA. Furthermore, statistical analysis was carried out to see the correlatin between the results ofAspergillus-specific IgG and the patient's clinical profile. Results : Of the 100 subjects studied, there were 57 male patients. The average age is 47 years, with the most age group being 56-65 years (22%). The patient's underlying disease consisted of diabetes mellitus (20%), COPD (6%) and asthma (3%). The most clinical profiles were cough (47%), fatigue (24%), weight loss (13%), followed by chest pain, shortness of breath, fever and hemoptysis. Positive results for Aspergillus specific IgG were found in 48% of patients. Statistical analysis showed an association between the age groups 36-45 years and 46-55 years with a positive result for Aspergillus specific IgG (p < 0.05). Baseline disease and clinical profile showed no correlation with Aspergillus specific IgG results. Conclusion : Detection of Aspergillus-specific IgG based on ELISA in 100 pulmonary TB patients in this study showed a positive result of 48%. In this study, there was no correlation between clinical profile and Aspergillus-specific IgG results
Keywords : Pulmonary TB, Aspergillus Specific IgG, ELISA

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2022
Pengarang

Pangisti Dwi Ananingsih - Nama Orang
Anna Rozaliyani - Nama Orang
Robiatul Adawiyah - Nama Orang

No. Panggil
T22484fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Spesialis Parasitologi Klinik.,
Deskripsi Fisik
xv, 57 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T22484fkT22484fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Deteksi IgG Spesifik Aspergillus Berbasis Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Dikaitkan dengan Profil Klinis Pasien Tuberkulosis Paru di Beberapa Rumah Sakit di Jakarta = Detection of Specific IgG Aspergillus based on EnzimeLinked Immunosorbent Assay (ELISA) related with Clinical Profile of Pulmonary Tuberculosis Patients in several Hospital in Jakarta.

Related Collection