Tesis

Luaran Klinis Jangka Pendek PDA stent dibandingkan dengan Blalock-Taussig-Thomas Shunt yang dimodifikasi (mBTTs) pada Pasien Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Biru Pulmonary Duct Dependent Usia  30 Hari.

Latar Belakang : Penyakit Jantung Bawaan Kritikal merupakan penyakit jantung yang memerlukan operasi pembedahan segera dalam 1 tahun kehidupan dengan salah satu subsetnya yaitu ductal dependent circulation. Penyakit jantung bawaan ini sangat bergantung pada duktus arteriosus untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Ada 2 modalitas terapi paliatif pada populasi pasien ini yaitu intervensi kateterisasi dengan PDA stent dan pembedahan dengan mBTT shunt. Umumnya kedua tindakan ini dilakukan pada kelompok pasien yang tergolong ke dalam neonatus. Di Indonesia, pasien dengan populasi ini datang dengan usia yang lebih tua baik karena keterlambatan diagnosis ataupun tindakan pembedahan. Sampai saat ini belum ada penelitian yang membandingkan luaran kedua tindakan paliatif ini pada usia yang lebih tua. Tujuan: Mengetahui luaran tindakan PDA stent dibandingkan dengan mBTT shunt sebagai terapi paliatif pada pasien penyakit jantung bawaan sianotik dengan pulmonary duct dependent. Metode : Dilakukan studi kohort retrospektif menggunakan data sekunder terhadap 143 pasien yang menjalani terapi paliatif PDA stent dan mBTT shunt pada periode Agustus 2016 sampai Agustus 2022 di RS Pusat Jantung Harapan Kita. Dilakukan pemantauan selama perawatan hingga 30 hari pasca tindakan. Hasil: Total 143 pasien yang dimasukkan ke dalam analisis luaran primer dan sekunder; 43 pasien menjalani PDA stent dan 100 pasien menjalani mBTT shunt dengan median usia kelompok PDA stent 110 (31-1498) hari dan kelompok mBTT shunt 174.5 (30-1651) hari. Komposit luaran primer tidak bermakna pada kedua kelompok meliputi mortalitas 30 hari (6(14%) vs 14 (14%), p=1,000), reintervensi (1(2,3%) vs 7 (7%),p = 0,436) , dan rehospitalisasi 30 hari (0(0%) vs 2(2%),p=0,319). Analisis luaran sekunder didapatkan angka lama rawat inap ICU lebih pendek pada kelompok PDA stent (2 (0-16) hari vs 4 (1-63) hari, p =0,002). Kesimpulan: PDA stent memiliki luaran yang tidak berbeda dengan tindakan mBTT shunt pada komposit luaran meliputi mortalitas 30 hari, reintervensi, dan rehospitalisasi 30 hari namun berbeda bermakna pada lama rawat ICU.
Kata kunci: PDA stent, mBTT shunt, Pulmonary Duct Dependent



Background: Critical Congenital Heart Disease (CCHD) is a heart disease that requires immediate surgery within 1 year of life. One of CCHD subset is duct dependent circulation. This subset dependent on the ductus arteriosus to maintain its survival. There are 2 modalities of palliative therapy in this population which is catheterization intervention with PDA stent and surgery with BTT shunt. Generally, these two procedures are carried out in the group of patients who are classified as neonates. In Indonesia, patients with this population come at an older age either due to late diagnosis or surgery. To date, there have been no studies that have compared the outcomes of these two palliative strategy in older age. Objectives: To determine the outcome of PDA stent compared to mBTT shunt as palliative therapy in patients with pulmonary duct dependent congenital heart disease. Methods: A retrospective cohort study was conducted using secondary data on 143 patients undergoing palliative therapy for PDA stents and mBTT shunts from August 2016 to August 2022 at National Cardiovascular Center Harapan Kita. Monitoring was carried out during treatment up to 30 days after the procedure. Results : A total of 143 patients were included in the primary and secondary outcome analysis; 43 patients underwent PDA stent and 100 patients underwent mBTT shunt with median age of PDA stent group 110 (31 -1498) days and mBTT shunt group 174.5 (30- 1651) days. Primary outcome composite was not significant in both groups including 30 days mortality (6(14%) vs 14(14%), p=1.000), reintervention (1(2.3%) vs 7(7%),p=0.436) , and 30 days rehospitalization (0(0%) vs 2(2%),p=0.319). Secondary outcome analysis showed shorter ICU length of stay in the PDA stent group (2 (0-16) days vs 4 (1 -63) days, p = 0.002). Conclusion: PDA stent has an outcome that is not different from the mBTT shunt procedure in the composite outcome including 30 days mortality, reintervention, and 30 days rehospitalization but significantly different in ICU length of stay.
Keywords: PDA stent, mBTT shunt, Pulmonary Duct Dependent

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2022
Pengarang

Christine Nathalina Sinaga Simanjorang - Nama Orang
Ade Meidian Ambari - Nama Orang
Radityo Prakoso - Nama Orang
Yovi Kurniawati - Nama Orang
Budi Rahmat - Nama Orang

No. Panggil
T22471fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.,
Deskripsi Fisik
xv, 46 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T22471fkT22471fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Luaran Klinis Jangka Pendek PDA stent dibandingkan dengan Blalock-Taussig-Thomas Shunt yang dimodifikasi (mBTTs) pada Pasien Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Biru Pulmonary Duct Dependent Usia  30 Hari.

Related Collection