Text
Gambaran Gangguan Otonom pada Pasien Penyakit Parkinson di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya Menggunakan Instrumen SCOPA-AUT INA = Profile and Affecting Factors of Autonomic Dysfunction in Patients with Parkinson’s Disease in RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo based on SCOPA-AUT INA Questionnaire.
Latar belakang: Penyakit Parkinson umumnya dipandang sebagai penyakit gangguan motorik, padahal gangguan otonom lebih banyak dialami serta berdampak lebih besar pada kualitas hidup dan mortalitas pasien dibandingkan gejala motoriknya. Terlebih lagi, gangguan otonom pada pasien penyakit Parkinson sering tidak terdiagnosis atau tidak ditangani dan data mengenai karakteristiknya masih sangat minim di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menggambarkan karakteristik gangguan otonom pada penderita penyakit Parkinson serta faktor yang memengaruhinya menggunakan instrumen SCOPA-AUT INA (Scale for Outcome in Parkinson`s Disease - Autonomic bahasa Indonesia), khususnya di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo yang diharapkan dapat mencerminkan populasi pasien penyakit Parkinson di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan dilakukan di RSCM pada Mei 2021 hingga September 2022. Subjek penelitian adalah 31 pasien penyakit Parkinson yang bersedia mengikuti penelitian. Data diambil melalui wawancara subjek menggunakan kuesioner SCOPA-AUT INA dan melihat rekam medis. Uji statistik yang digunakan dalam analisis data adalah uji univariat untuk menggambarkan karakteristik demografis dan klinis pasien serta gangguan otonom yang dialami, uji chi-square untuk menilai hubungan jumlah subjek yang memiliki gangguan otonom dengan karakteristik subjek, dan uji U Mann-Whitney untuk membandingkan keparahan gangguan otonom yang dialami antar kelompok berdasarkan karakteristik subjek. Hasil: Ditemukan bahwa 100,0 % subjek mengalami gangguan otonom yang terdistribusi dalam domain gastrointestinal (96,8%), urin (93,5%), termoregulasi (67,7%), seksual (51,6%), kardiovaskular (48,4%), dan pupil (12,9%). Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor usia ≥ 60 tahun dengan peningkatan gangguan urin, jenis kelamin laki-laki dengan peningkatan gangguan seksual, terapi levodopa dengan peningkatan gangguan gastrointestinal, dan terapi triheksifenidil dengan peningkatan gangguan pupil. Penelitian ini tidak menemukan hubungan yang bermakna antara gangguan otonom dengan durasi dan keparahan penyakit Parkinson. Kesimpulan: Gangguan otonom ditemukan pada seluruh pasien penyakit Parkinson di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dan dipengaruhi oleh faktor demografis dan klinis, khususnya usia, jenis kelamin, dan jenis terapi anti-Parkinson.
Kata kunci: penyakit Parkinson, gangguan otonom, SCOPA-AUT INA, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
Introduction: Parkinson’s disease is viewed predominantly as a motor disorder despite the fact that autonomic dysfunctions is more commonly found among Parkinson’s disease patients and has a major impact on their quality of life and mortality rate. Furthermore, autonomic dysfunctions are often undiagnosed or left untreated, and the current data regarding its profile is still limited especially in Indonesia. Therefore, research is needed on the profile and affecting factors of autonomic dysfunction in Parkinson’s disease patients using the SCOPA-AUT INA (Scale for Outcome in Parkinson`s Disease Autonomic – Indonesian version) in RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo which is expected to be able to represent the Parkinson’s disease patient population in Indonesia. Method: This study uses a cross-sectional design and is done in RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo from May 2021 to September 2022. A total of 31 Parkinson’s disease patients are enrolled in this study as subjects. The results are taken by interviewing the subjects using the SCOPA-AUT INA questionnaire and from their medical records. The statistical tests used in this study are as follows: univariable test to describe the demographic and clinical characteristics of the subjects as well as their autonomic dysfunction profile, chi-square test to explore the relationship between the number of subjects reporting autonomic dysfunctions and the subjects’ demographic and clinical characteristics, and U Mann-Whitney test to compare the severity of autonomic dysfunction between groups based on the subject characteristics. Result: This study found that 100,0% of the subjects reported having autonomic dysfunctions which are categorized into gastrointestinal (96,8%), urinary (93,5%), termoregulatory (67,7%), sexual (51,6%), cardiovascular (48,4%), and pupillomotor (12,9%). There is a statistically significant correlation between subject age of 60 or above and increase in urinary dysfunction, male sex with increase in sexual dysfunction, levodopa therapy with increase in gastrointestinal dysfunction, and trihexyphenidyl therapu with increase in pupillomotor dysfunction. No correlation is found between autonomic dysfunctions and Parkinson’s disease duration or clinical staging. Conclusion: Autonomic dysfunctions are found in all of the Parkinson’s disease patients enrolled as subjects in this study and are affected by demographic and clinical characteristics, especially age, sex, and anti-Parkinson therapy.
Keywords: Parkinson’s disease, autonomic dysfunction, SCOPA-AUT INA, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2022
- Pengarang
-
Arden Gabrian - Nama Orang
- No. Panggil
-
S21235fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler., 2022
- Deskripsi Fisik
-
xi, 45 hlm. ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
S21235fk | S21235fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi