Skripsi
The impact of mental health promotion using webinar towards mental health stigma among third-year pre-clinical students ofFaculty ofMedicine Universitas Indonesia = Dampak promosi kesehatan jiwa menggunakan webinar terhadap stigma kesehatan jiwa pada mahasiswa pre-klinik tahun ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Introduction: Stigmatization of people with mental illnesses is not high just among the general public but also health care providers, including medical students. Some medical students feel uncomfortable with mental illness patients and receive stigma from family and friends that being a psychiatrist as a career is considered odd. Intrinsic factors from medical schools, such as length of clerkship period and other teaching activities, may also influence students’ attitudes about psychiatry. This study analyzes the impact of mental health promotion on mental health stigma in third-year medical students of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Methods: The research is a quasi experimental study using data from third-year medical students (N=132) Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. The participants were divided into intervention (n=66) and control (n=66) groups. The intervention group received a onetime webinar related to mental health. The level of stigma was assessed using the MICA-4 questionnaire from the pre-test on day one and the post-test 14 days after the webinar. Results: The prevalence of mental health stigma from the pre-test questionnaire is 18.94%, with a cutoff point of 48. The highest stigma level on post-test was found on question 6 (stigma toward family members or friends of psychiatric patients) in the control (n=39) and intervention group (n=36). In the intervention group, question 1 (stigma of learning mental health if they have to) had the most decrease in the number of participants having the stigma (from 23 to 14). Factor 2 (knowledge of mental illness) and factor 3 (willingness to disclose one’s own mental illness) have a high level of stigma in both groups, with factor 2 the most decrease in the mean number of participants having the stigma (from 22 to 17) after a given intervention. In a sample of 66 subjects who underwent intervention, the MICA score decreased from pre-test (Mdn=42) to post-test (Mdn=39) with a statistically significant difference (p=0.001). On the other hand, there was no significant difference (p=0.951) in the control group. Conclusion: The most common stigma found in this study is related to knowledge of mental illness, willingness to disclose their own mental illness, and stigma towards family members or friends of psychiatric patients. This study demonstrates that mental health promotion by webinar shows a significant reduction in mental health stigma in third-year medical students.
Keywords: Mental Health, Mental Disorders, Medical Students, Mental Health Promotion, Mental Health Stigma
Pendahuluan: Stigmatisasi pada orang dengan gangguan jiwa tidak hanya tinggi di kalangan masyarakat umum tetapi juga penyedia layanan kesehatan, termasuk mahasiswa kedokteran. Beberapa mahasiswa kedokteran merasa tidak nyaman dengan pasien gangguan jiwa dan menerima stigma dari keluarga dan teman-teman bahwa menjadi psikiater sebagai karir dianggap aneh. Faktor intrinsik dari sekolah kedokteran, seperti lamanya masa klinik dan kegiatan mengajar lainnya, juga dapat mempengaruhi sikap siswa tentang psikiatri. Penelitian ini menganalisis dampak promosi kesehatan jiwa menggunakan webinar terhadap stigma kesehatan jiwa pada mahasiswa kedokteran tahun ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi dengan menggunakan data dari mahasiswa kedokteran tahun ketiga (N=132) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Para peserta dibagi menjadi kelompok intervensi (n=66) dan kontrol (n=66). Kelompok intervensi menerima webinar satu kali terkait kesehatan mental. Tingkat stigma dinilai menggunakan kuesioner MICA-4 mulai dari pre-test pada hari pertama dan posttest 14 hari setelah webinar. Hasil: Prevalensi stigma kesehatan mental dari kuesioner pre-test adalah 18,94%, dengan minimal nilai 48. Tingkat stigma tertinggi pada post-test terdapat pada pertanyaan 6 (stigma terhadap anggota keluarga atau teman penderita gangguan jiwa) pada kelompok kontrol (n=39) dan kelompok intervensi (n=36). Di grup intervensi, pertanyaan 1 (stigma belajar kesehatan mental jika harus) memiliki penurunan paling banyak dalam jumlah peserta yang memiliki stigma (dari 23 menjadi 14). Faktor 2 (pengetahuan tentang penyakit jiwa) dan faktor 3 (kesediaan untuk mengungkapkan penyakit jiwanya sendiri) memiliki tingkat stigma yang tinggi pada kedua kelompok, dengan faktor 2 paling banyak penurunan rata-rata jumlah peserta yang memiliki stigma (dari 22 menjadi 17) setelah webinar diberikan. Pada sampel 66 subjek yang menjalani intervensi, skor MICA menurun dari pre-test (Mdn=42) menjadi post-test (Mdn=39) dengan perbedaan yang signifikan secara statistik (p=0,001). Di sisi lain, tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0,951) pada kelompok kontrol. Kesimpulan: Stigma yang paling umum yang ditemukan pada studi ini adalah terkait dengan pengetahuan tentang penyakit jiwa, kesediaan untuk mengungkapkan penyakit jiwanya sendiri, dan stigma terhadap anggota keluarga atau teman pasien gangguan jiwa. Studi ini menunjukkan bahwa promosi kesehatan mental melalui webinar menunjukkan penurunan yang signifikan dalam stigma kesehatan mental pada mahasiswa kedokteran tahun ketiga.
Kata kunci: Kesehatan Mental, Promosi Kesehatan Mental, Edukasi Kesehatan Mental, Sikap Mencari Bantuan
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2022
- Pengarang
-
Vania Tri Anggraeni - Nama Orang
Natalia Widiasih Raharjanti - Nama Orang - No. Panggil
-
S22060fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI., 2022
- Deskripsi Fisik
-
xv, 48 hlm. ; 21 x 30 cm
- Bahasa
-
English
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
S22060fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
S22060fk | S22060fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi